Bantuan dari sejumlah elemen masyarakat untuk penanganan Covid-19 di Surabaya terus mengalir. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mendorong gotong royong seluruh elemen dalam menangani pandem ini.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Bantuan dari sejumlah elemen masyarakat untuk penanganan coronavirus disease 2019 atau Covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur, terus mengalir. Bantuan akan didistribusikan terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan tenaga medis.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Jumat (3/4/2020), mengatakan, hampir setiap hari, ada warga yang menyerahkan bantuan ke posko di Taman Surya. Bantuan yang diberikan antara lain berupa alat pelindung diri, bahan makanan, peralatan kebersihan, serta uang.
Pada Jumat, misalnya, ada bantuan beras sebanyak 200 ton dari Yayasan Sarana Hubungan Harmonis Sejahtera. ”Kalau butuh sembako, nanti kami belikan sembako. Tergantung permintaan Bu Risma yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam menangani Covid-19,” kata Ketua Yayasan Sarana Hubungan Harmonis Sejahtera Heru Budihartono.
Bantuan lainnya dari Universitas Surabaya berupa alat pelindung diri. Bantuan yang diberikan berupa baju hazmat sebanyak 100 unit, kacamata pelindung sebanyak 300 unit, sepatu bot sebanyak 50 pasang, masker 20 boks, serta 172 boks sarung tangan. Ada pula bantuan berupa cairan antiseptik sebanyak 400 liter dan cairan disinfektan sebanyak 100 liter.
Selain bantuan tersebut, lanjut Risma, masyarakat juga memberikan bantuan berupa wastafel, tandon air, botol cairan antiseptik, dan bilik sterilisasi. Masyarakat juga ikut memberikan bahan-bahan pembuatan pokak, seperti jahe, kayu manis, sereai, gula merah, kapulaga, serta telur ayam.
Gotong royong seluruh elemen masyarakat sangat penting ketika pandemi seperti sekarang.
Risma mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya menerima bantuan berbagai keperluan untuk mengatasi Covid-19. Gotong royong seluruh elemen masyarakat sangat penting ketika pandemi seperti sekarang. ”Bantuan ini akan diberikan kepada yang membutuhkan, terutama masyarakat berpenghasilan rendah dan tenaga medis,” ujarnya.
Dia meminta warga untuk merawat fasilitas-fasilitas kebersihan guna mencegah penularan Covid-19 yang sudah dibangun. Penyebabnya, dari laporan yang diterima, tercatat 27 wastafel rusak dari 700 wastafel karena sebagian peralatannya hilang. ”Saya berharap warga ikut menjaga karena ini fasilitas penting yang digunakan oleh masyarakat banyak,” kata Risma.
Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan menambahkan, anggaran untuk penanganan Covid-19 diprioritaskan. Sejumlah proyek pembangunan yang sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2020 ditunda dan anggarannya digunakan untuk penanganan Covid-19.
Sejumlah proyek yang dibatalkan yaitu pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat, pengadaan magnetic resonance imaging (MRI), mobil operasional, dan acara Hari Jadi Kota Surabaya. ”Pengadaan alat tulis kantor dikurangi karena semua mulai menggunakan sistem elektronik,” kata Hendro.
Sementara itu, untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19, Hero Dermawan dari KGX Jatim mengatakan, pihaknya membekali loper dan pedagang asongan yang menjual koran dengan masker. ”Masker untuk melindungi pedagang dan pembeli dari potensi penyebaran Covid-19,” ucapnya.