Sebagian peritel menolak "tumbang" dan bersiasat di tengah lesunya situasi akibat pandemi. Namun, mereka berharap pemerintah menjamin keamanan dan kelancaran distribusi seiring masifnya pembatasan di sejumlah wilayah.
Oleh
Agnes Theodora
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kendati ada yang sudah tumbang dan menutup tempat usaha, peritel terus bersiasat mencari cara menghadapi dampak pandemi Covid-19, khususnya terkait pembatasan sosial berskala besar. Mereka berharap pemerintah memberi dukungan berupa jaminan pasokan, kelancaran logistik, dan keamanan distribusi.
Pandemi Covid-19 memang memukul sektor ritel karena, selain jumlah pengunjung jauh berkurang, suplai barang dan jalur distribusi logistik terganggu. Sejak Covid-19 belum merebak di Indonesia, sejumlah gerai ritel sudah kesulitan mendapatkan suplai barang, terutama komoditas yang selama ini diimpor China.
Setelah China membaik dan impor barang pulih lagi, Covid-19 mulai merambah Indonesia. Pembatasan sosial pun dilakukan sehingga membuat jumlah pengunjung pusat-pusat perbelanjaan turun. Situasi ini membuat sejumlah pusat perbelanjaan, seperti ritel Matahari Department Store dan Mal Ramayana, tutup.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin, Kamis (2/4/2020), mengatakan, beberapa sektor sebenarnya tetap bisa bertahan di tengah pandemi dengan inovasi layanan langsung ke pelanggan. Apalagi, mereka yang menjual kebutuhan barang pokok.
Namun, ritel yang bergerak di bidang fesyen dan departement store mengalami pukulan. Angka pengunjung menurun drastis seiring dengan kebijakan pembatasan sosial dari pemerintah. Hanya beberapa gerai ritel yang sekarang masih buka, seperti hipermarket, supermarket, dan minimarket.
"Mereka juga sudah mengurangi penjualan barang-barang tidak pokok seperti baju, aksesoris, dan perlengkapan kosmetik. Sebagai gantinya, mereka menambah pasokan untuk barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak, daging-dagingan, dan bawang putih," ujarnya.
Menambah stok
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menambahkan, peritel siap mencukupi kebutuhan barang pokok masyarakat dengan berbagai inovasi layanan pesan-antar. Namun, mereka butuh jaminan dari pemerintah berupa dukungan pasokan ke gerai ritel serta jaminan keamanan saat mendistribusikan logistik.
Aprindo sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan terkait permintaan itu. Pemerintah sudah menjamin toko ritel tetap diperbolehkan buka dan menyalurkan barang pokok ke masyarakat. Pusat ritel yang diizinkan tetap dibuka adalah hipermarket, supermarket, minimarket, pusat grosir, dan pasar raya.
“Kami membuka diri untuk berinovasi membantu penyaluran logistik ke masyarakat, tetapi kami juga meminta jaminan izin distribusi dan keamanan, apalagi kalau sampai terjadi panik belanja,” ujar Roy.
Persoalan lain yang dihadapi peritel adalah memastikan pasokan barang tidak kekurangan. Solihin menyatakan, saat ini peritel mulai menambah pasokan barang pokoknya sampai 10-15 persen dari kapasitas biasanya. Sejauh ini, ia menjamin pasokan barang pokok tetap terjamin.
"Namun, pemerintah harus bisa memastikan pasokan barang pokok tetap tercukupi. Apalagi jika pandemi ini semakin masif dan pembatasan sosial berskala besar diterapkan lebih ketat," kata dia.
Sementara itu, untuk memudahkan distribusi barang pokok ke masyarakat, sejumlah peritel pun berinovasi melalui memberi layanan pesan-antar kebutuhan barang pokok untuk menjaga angka penjualan tetap aman di tengah pandemi.
Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia Satria Hamid, mengatakan, salah satu cara untuk mengantisipasi adalah dengan mendekatkan diri ke pelanggan, ketika pelanggan terbatas pergerakannya untuk datang ke gerai-gerai ritel. “Pelanggan hanya tinggal memesan lewat situs, lalu tim kami yang akan mengantarkan ke rumah pelanggan,” kata ujarnya.
Layanan ini tersedia untuk pelanggan yang berdomisili dalam radius maksimal 5 kilometer dari gerai Transmart yang tersedia. Namun, agar perusahaan juga tidak merugi, pembelian tetap harus melalui syarat dan ketentuan, yakni minimum pembelanjaan Rp 250 ribu. Metode pembayaran yang disediakan ada beragam, mulai dari transfer bank sampai bayar di tempat menggunakan kartu kredit atau debit.
Hal serupa juga dilakukan Hypermart lewat layanan pemesanan melalui Whatsapp di sejumlah kota besar di Indonesia. Peritel Happy Fresh juga menawarkan layanan belanja dari produk-produk yang dijual melalui Lotte Mart, Ranch Market, The Food Hall, HERO Supermarket, dan lain sebagainya.
Sebelumnya, terkait distribusi barang kebutuhan pokok selama pandemi, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan, tidak ada pembatasan yang diterapkan. Sampai saat ini, pemerintah belum memutuskan melakukan kebijakan karantina wilayah, sehingga distribusi logistik masih berlaku normal.
“Kami hanya mengimbau masyarakat agar tidak panic buying, beli sesuai kebutuhan. Pemerintah akan menjaga kecukupan pasokan pangan,” ujarnya.
Ia juga menjamin, pasokan barang kebutuhan pokok masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai Juni 2020. Khusus untuk komoditi gula pasar dan bawang putih, pemerintah sedang mengupayakan penambahan pasokan melalui impor dan penugasan lewat badan usaha milik negara.
“Kami harapkan, April sudah dapat mengisi pasokan ke pasar-pasar di seluruh Indonesia. Kami menghitung kecukupan bapok sampai Juni ini. Tentu kami akan melihat perkembangan,” katanya.