Kerap kali mereka dihadapkan pada dilema penyelamatan orangutan atau masyarakat di sekitarnya yang juga terimpit.
Oleh
Nawa Tunggal
·1 menit baca
Sejak 2016 sampai sekarang, Davina Veronica Hariadi atas inisiatif sendiri turut mengampanyekan kelangsungan hidup orangutan di habitat hutan Kalimantan. Davina mendukung Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) merehabilitasi orangutan korban perburuan atau penangkapan ilegal untuk kemudian dilepasliarkan lagi di hutan.
”DNA kita memiliki kemiripan 97 persen dengan orangutan. Ketika ada pandemi virus korona mengancam manusia, orangutan pun terdampak,” ujar Davina, Jumat (27/3/2020) di Jakarta.
Sejak 17 Maret 2020 hingga waktu yang belum ditentukan, dua pusat rehabilitasi orangutan ditutup untuk kunjungan peneliti baru, calon donatur, dan pengunjung lainnya. BOSF saat ini merehabilitasi total 436 orangutan, terbagi 122 orangutan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, dan 314 orangutan di Samboja Lestari, Kalimantan Timur.
”Kami melibatkan sekitar 400 pegawai dan membutuhkan per tahun sekitar 75.000 masker bedah yang sekarang mulai sulit didapat,” ujar Davina, yang akhir-akhir ini giat menyuarakan hal ini demi mengumpulkan donasi.
Penyelamatan orangutan pada hakikatnya melestarikan rumah atau habitatnya, yaitu hutan di Kalimantan. ”Populasi orangutan banyak yang menderita penyakit pernapasan kronis. Mereka sepenuhnya bergantung pada perawatan kami,” ujar Davina, yang dikenai ketentuan tidak diperbolehkan berpose atau foto bersama orangutan tersebut.
Penanganan penyakit pernapasan kronis orangutan mewajibkan penggunaan masker bagi petugasnya. (NAW)