Setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, proses MoU anggaran bantuan pelatnas. Pelatnas harus dilanjutkan secara tertutup dengan memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Setelah sempat tertunda karena pandemi virus korona baru (Covid-19), Kementerian Pemuda dan Olahraga melanjutkan proses kesepahaman (MoU) bantuan anggaran pelatnas 2020 untuk induk cabang olahraga. Kemenpora minta pelatnas dilanjutkan secara tertutup sesuai protokol kesehatan berlaku agar kemampuan atlet tidak turun, sambil tetap menjaga kesehatan agar tak terinfeksi virus.
"Proses MoU anggaran pelatnas sempat dihentikan karena muncul wabah korona. Tetapi, karena pertimbangan atlet harus tetap berlatih, proses MoU anggaran pelatnas akan dilanjutkan. Kalau latihan berhenti, kondisi atlet bisa turun dan sulit menaikkannya lagi," ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (2/4/2020).
Kemenpora telah melakukan empat gelombang MoU bantuan anggaran pelatnas 2020 dengan 10 cabang dan Komite Paralimpaide Nasional (NPC). Tahap pertama, 11 Februari, dengan bulu tangkis (PBSI) Rp 18,6 miliar, angkat besi (PABBSI) Rp 10 miliar, dan bola voli (PBVSI) Rp 3,2 miliar. Pada 20 Februari, mereka bersepakat dengan tenis lapangan (Pelti) Rp 5,9 miliar dan balap sepeda (ISSI) Rp 6,2 miliar.
Sepekan kemudian, Kemenpora bersepakat dengan tinju (Pertina) Rp 5,2 miliar, taekwondo (TI) Rp 3,6 miliar, dan menembak (Perbakin) Rp 7,9 miliar. Terakhir, pada 10 Maret, disepakati bantuan untuk NPC Indonesia Rp 85,7 miliar, selancar ombak (PSOI) Rp 6,1 miliar, dan panjat tebing (FPTI) Rp 6,9 miliar. Setelah itu, tidak ada lagi proses kesepakatan.
Gatot mengatakan, proses MoU dilanjutkan karena pihaknya sudah dapat gambaran protokol kesehatan dan kebijakan terkait penanganan wabah korona. Hal itu sesuai kebijakan pemerintah lewat Perpu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitasi Keuangan untuk Penanganan Pandemi Korona.
Hal itu juga sesuai dengan PP 21/2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Wabah Korona. Kebijakan lain yang memengaruhi adalah Keputusan Presiden No 11/2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dalam Wabah Korona.
Atas dasar itu, Kemenpora menerbitkan Surat Pemberitahuan kepada Induk Cabang tentang Efisiensi Pengelolaan Anggaran Pelatnas pada Kegiatan Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional yang mulai diedarkan Kamis ini. Ada enam poin dalam surat itu, antara lain agar cabang melaksanakan pelatnas secara mandiri dan tertutup sesuai protokol kesehatan.
"Kami minta cabang Olimpiade untuk segera melakukan MoU bantuan anggaran pelatnas ini lebih dulu dilanjutkan cabang-cabang lain," kata Gatot.
Kemenpora minta induk cabang yang telah mendapatkan anggaran bantuan pelatnas segera melakukan tinjauan ulang terhadap proposal yang sudah masuk, paling lambat 15 April mendatang. "Review harus dilakukan karena pasti banyak kegiatan urung dilaksanakan, seperti ikut kejuaraan internasional yang hampir semua dibatalkan atau ditunda karena wabah korona. Kalau tidak ditinjau ulang, bisa jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan saat pemeriksaan akhir tahun nanti," tuturnya.
Cari momentum
Cabang yang belum menerima anggaran bantuan pelatnas 2020 tengah mencari momentum untuk mengurus MoU bantuan anggaran itu. Mereka ingin menyesuaikan waktu agar anggaran yang ada cukup untuk pelatnas jangka panjang dan berkelanjutan hingga tahun depan.
Ketua Umum PB Perpani (panahan) Illiza Sa\'aduddin Djamal menuturkan, penundaan Olimpiade Tokyo dari 2020 ke 2021 membuat pihaknya harus menjaga pelatnas agar tidak putus hingga 23 Juli 2021, saat Olimpiade dimulai. Mereka berupaya mencari tahu berapa perkiraan besaran anggaran yang akan diterima agar bisa memperkirakan kapan jadwal yang pas untuk memulai pelatnas tahun ini. Hal ini agar anggaran itu cukup untuk membuat pelatnas tidak putus sampai tahun depan, atau langsung menyambung dengan anggaran bantuan pelatnas 2021.
Apalagi saat ini kas PB Perpani kosong, sehingga mereka sangat bergantung pada bantuan dari pihak lain, terutama pemerintah. Untuk mencukupi kebutuhan pelatnas, mereka tengah berusaha cari anggaran tambahan dari sponsor, terutama lewat program bapak angkat dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kami sadar pelatnas tidak boleh putus untuk menjaga kemampuan atlet. Kami sudah meloloskan dua atlet ke Olimpiade Tokyo, yakni Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa di nomor recurve, serta masih berusaha menambah tiket Olimpiade . Para atlet yang akan ditarik pelatnas diminta tetap berlatih di daerah masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku," ujar Illiza.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Perbakin Sarozawato Zai menyampaikan, sebagai induk cabang yang telah melakukan MoU anggaran pelatnas 2020, pihaknya bersiap meninjau ulang proposal yang sudah diterima Kemenpora. Namun, mereka belum mendapatkan arahan apapun. "Jika sudah menerima pemberitahuan resmi, kami pasti langsung meninjau ulang proposal itu. Kami sadar betul kalau tidak di-review lagi, itu bisa jadi temuan oleh BPK di akhir tahun," katanya.
Sarozawato memastikan, pelatnas menembak tetap dilanjutkan. Untuk mencegah penularan virus korona, pelatnas berlangsung tertutup di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta. "Kami juga berupaya agar pelatnas tidak putus. Apalagi kami sudah meloloskan satu atlet ke Olimpiade Tokyo, yakni Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba di nomor 10 meter air rifle putri dan masih usaha menambah lagi atlet yang lolos. Jika anggaran dari pemerintah tak cukup, kami akan cari dana tambahan dari sponsor agar pelatnas ini terus lanjut," pungkasnya. (DRI)