Kalbar Distribusikan 4.000 APD dan 20.000 Masker Bantuan dari Pusat
›
Kalbar Distribusikan 4.000 APD...
Iklan
Kalbar Distribusikan 4.000 APD dan 20.000 Masker Bantuan dari Pusat
Kalimantan Barat mendapat bantuan 4.000 alat pelindung diri (APD) dan 20.000 masker, Sabtu (4/4/2020), dari Gugus Tugas Nasional Covid-19. Bantuan itu segera didistribusikan ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Provinsi Kalimantan Barat mendapat bantuan dari Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 berupa 4.000 alat pelindung diri atau APD dan 20.000 masker, Sabtu (4/4/2020). Bantuan itu segera didistribusikan ke sejumlah rumah sakit dan puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Sabtu (4/4/2020), menuturkan, bantuan tersebut dikirim Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 melalui Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura. Bantuan berupa 80 koli APD atau 4.000 APD coverall dan 20 koli masker atau 20.000 masker.
”Bantuan ini akan segera kami distribusikan ke rumah sakit-rumah sakit atapun puskesmas-puskesmas tertentu yang memiliki risiko dalam menangani pasien Covid-19 di berbagai wilayah,” kata Harisson.
Sebelum ini, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar juga telah menerima 695 APD dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Kalbar dan juga dari sejumlah pengusaha. Selain itu, sebelumnya juga ada 2.000 APD dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan 370 APD dari Kementerian Kesehatan. Bantuan-bantuan tersebut juga sudah dibagikan ke rumah sakit-rumah sakit di kabupaten/kota.
Kepada para kepala dinas kesehatan, alat tes cepatnya jangan disimpan. Cepat lakukan tes cepat untuk pelacakan pasien agar mengetahui peta dugaan pasien tertular Covid-19. (Harisson)
Sebelumnya, Kalbar juga mendapat 2.400 alat tes cepat (rapid test) dari Kementerian Kesehatan serta 1.880 alat tes cepat dari Kadin dan Pengusaha Peduli Kalbar. Bantuan tersebut juga sudah disebarkan ke rumah sakit-rumah sakit dan dinas kesehatan di 14 kabupaten/kota.
”Saya menekankan kepada para kepala dinas kesehatan di kabupaten/kota dan direktur rumah sakit yang sudah menerima alat tes cepat untuk segera melaksanakan tes cepat. Tes cepat itu dilakukan terutama kepada masyarakat secara selektif,” kata Harisson.
Prioritas dalam tes cepat adalah petugas kesehatan yang menangani langsung dan petugas yang memandikan jenazah di rumah sakit. Kemudian, pasien dalam pengawasan (PDP) yang belum menerima hasil pemeriksaan spesimen. ”Jadi, kalau memang belum ada hasil laboratorium, PDP langsung dites cepat,” ucapnya.
Tes cepat juga harus segera dilakukan kepada keluarga dekat pasien yang terkonfirmasi positif dan orang dalam pemantauan yang risiko tinggi. ”Kepada para kepala dinas kesehatan, alat tes cepatnya jangan disimpan. Cepat lakukan tes cepat untuk pelacakan pasien agar mengetahui peta dugaan-dugaan pasien yang sudah tertular Covid-19,” kata Harisson.
Pasien negatif
Sementara itu, hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan lima orang yang sedang dirawat dengan status PDP di beberapa rumah sakit di Kalbar dinyatakan negatif.
Selain itu, ada pula PDP yang meninggal di Pontianak. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu menuturkan, pada 2 Maret lalu terdapat seorang PDP laki-laki 60 tahun meninggal di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, Kota Pontianak. Pasien diisolasi sejak 2 Maret.
Pasien batuk dan sesak napas. Berdasarkan hasil tes cepat, hasilnya reaktif, artinya ada kemungkinan terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, belum bisa ditentukan positif atau negatif karena harus menunggu hasil pemeriksaan spesimen di Jakarta.
Meskipun hasil pemeriksaan spesimennya belum diketahui, pemakamannya sudah memakai standar pasien Covid-19 untuk mencegah penularan. Keluarga pasien mengisolasi diri mandiri di rumah dan akan dilakukan tes cepat juga.