Pekerjaan Hilang, Kartu Prakerja Dilirik
Masyarakat yang tidak lagi bekerja akibat pandemi Covid-19 tertarik untuk mengikuti Program Kartu Prakerja. Di tengah imbauan pemerintah untuk melakukan aktivitas dari rumah
Masyarakat yang tidak lagi bekerja akibat pandemi Covid-19 tertarik untuk mengikuti Program Kartu Prakerja. Di tengah imbauan pemerintah untuk melakukan aktivitas dari rumah, program yang dapat diakses secara daring itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan, seperti cara berjualan daring, data science, perhotelan, dan bahasa asing.
Reza Fahlevi (24), juru kamera di salah satu event organizer di Aceh, baru-baru ini mendapatkan informasi pendaftaran program Kartu Prakerja yang disebar di grup WhatsApp. Ia mendapat informasi dalam bentuk surat edaran Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Pemerintah Aceh.
Surat edaran itu bagian dari pendataan pekerja yang dirumahkan dan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena dampak pandemi Covid-19. Masyarakat dengan kriteria tersebut, termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), diimbau agar mendaftar ke situs registrasi Kartu Prakerja sampai 4 April 2020.
”Saya pribadi untuk saat ini berminat dengan bantuan sejenis ini. Apalagi saya, yang biasa bekerja dari event, sejak pertengahan bulan lalu tidak lagi bekerja karena banyak acara ditunda,” ujarnya saat dihubungi Kompas, Jumat (3/4/2020).
Meski belum mengetahui manfaat yang bisa didapatkan dan program pelatihan yang tersedia, Reza mengaku berminat mendapat pelatihan administrasi kantor. Keahlian itu ingin ia dapatkan agar bisa bekerja di perusahaan.
Shafira (23), pemandu wisata di Yogyakarta yang kini menganggur, juga berminat mendaftar program setelah melihat iklan pendaftaran program di salah satu platform pelatihan digital yang bermitra dengan pemerintah.
”Kalau lolos verifikasi, saya berminat kursus bahasa Jepang tersertifikasi, yang bisa dilakukan lewat ponsel pada platform itu. Setahu saya, pelatihan ini biayanya lumayan, bisa ratusan ribu. Kalau dengan Kartu Prakerja bisa gratis, kan,” katanya yang dihubungi secara terpisah.
Pemerintah mengumumkan akan memperluas cakupan program Kartu Prakerja untuk pekerja yang tidak bekerja akibat dampak pandemi Covid-19. Program tersebut kini dapat dimanfaatkan oleh 5,6 juta orang dari yang awalnya ditargetkan untuk 2 juta orang.
Peserta program akan mendapat insentif Rp 3,55 juta. Angka itu terdiri dari insentif pelatihan Rp 600.000 per bulan untuk empat bulan dan insentif tambahan pascaprogram Rp 150.000. Peserta juga menerima manfaat pelatihan daring senilai Rp 1 juta.
Head of Operation Sekolahmu Radinka Qiera kepada Kompas mengatakan, masyarakat yang nantinya teregistrasi dalam Program Kartu Prakerja dapat mengambil beragam pelatihan di Sekolahmu, salah satu mitra resmi yang mendistribusikan pelatihan, baik daring maupun luring.
”Platform kami sendiri menyelenggarakan berbagai pelatihan. Di sini ada pelatihan soft skill, life hacks, seperti cara berjualan daring. Ada juga kursus yang cukup advance, yakni digital marketing, data science, perhotelan, caregiver, dan lainnya, yang mengena ke bidang industri. Pelatihan diberikan oleh profesional dari berbagai lembaga pelatihan dan instansi pendidikan,” tuturnya.
Sejak platformnya mempromosikan pendaftaran Program Kartu Prakerja, Radinka mengatakan sudah mendapat ratusan pertanyaan dari masyarakat. Untuk dapat mengikuti program, masyarakat bisa mendaftar melalui laman www.sekolah.mu/kartuprakerja, kemudian memilih program pelatihan yang diinginkan dari platform mereka.
”Kalau sudah lolos dan mendapat Kartu Prakerja, mereka akan mendapat saldo. Saldo itu bisa dipakai untuk mendapat pelatihan dari berbagai platform. Kalau berminat dengan program kami, tinggal masukkan kode untuk disetujui, lalu ikut pelatihannya,” ucapnya.
Beragam bentuk pelatihan yang bisa dimanfaatkan penerima program Kartu Prakerja juga dipromosikan Pintaria. Portal pendidikan daring itu juga menawarkan berbagai bentuk pelatihan, di antaranya bahasa, kecantikan, industri kreatif, pelayanan, komunikasi, dan kewirausahaan. Masyarakat yang terdaftar dalam Kartu Prakerja bisa mengikuti program melalui situs pintaria.com/kartuprakerja.
Dalam kondisi normal, pelatihan yang diberikan tidak hanya berbentuk daring, tetapi juga tatap muka. Pemerintah juga menyediakan pilihan program pelatihan 3-in-1. Dalam program tersebut, peserta bisa mendapatkan pelatihan, sertifikasi, sekaligus penempatan kerja.
Program ini diharapkan mengurangi jumlah penganggur yang saat ini berjumlah sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Sebanyak 3,7 juta penganggur berusia 18-24 tahun, dengan 64 persen di antaranya tinggal di perkotaan dan 78 persen berpendidikan SMA ke atas.
Bansos
Sementara itu, keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan mengharapkan bantuan yang lebih besar dari sebelumnya. Sebab, wabah Covid-19 telah menyebabkan mereka kehilangan pendapatan harian. Sari (40), warga di Kelurahan Ciwaringin, mengatakan, dirinya sudah lebih dari dua minggu di rumah karena ada imbauan untuk tetap di rumah guna memutus rantai pandemi Covid-19.
Namun, keadaan ini membuatnya kehilangan pendapatan. ”Saya sehari-hari biasanya nyuci baju majikan, tetapi karena ada virus korona (Covid-19), saya jadi diliburkan. Biasanya bisa dapat Rp 50.000 per hari, sekarang mah, sama sekali enggak ada pemasukan (uang),” kata Sari. Karena itu, ia mengharapkan ada bantuan lebih dari pemerintah, misalnya bantuan kebutuhan pokok.
Sebagai anggota penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) sejak 2017, Sari selama ini hanya menerima bantuan sekolah untuk ketiga anaknya. Pada April 2020 ini, kata Sari, ia menerima Rp 600.000 untuk keperluan sekolah anak, mulai dari membayar uang sekolah hingga persiapan ujian.
”Sekarang sisanya tinggal Rp 100.000, semoga cukup untuk makan sampai nanti dapat lagi bantuan bulan depan,” ucapnya. Nenawati (45), warga Kelurahan Ciwaringin, juga mengalami pengalaman serupa. Sebelum adanya pandemi Covid-19, ia memproduksi pangsit goreng untuk dijual ke pasar. Namun, sudah dua minggu tidak ada pesanan.
”Kalau dulu, lumayan masih bisa dapat untung bersih Rp 50.000 setiap hari. Tetapi, sekarang, mah, sama sekali enggak ada. Jadi, bingung juga mau usaha apa,” kata Nenawati. Karena itu, sebagai anggota PKH, Nenawati juga mengharapkan menerima bantuan kebutuhan pokok. Dalam program bantuan kebutuhan pokok, pemerintah meningkatkan nilai bantuan dan memperluas jenis komoditas yang dapat dibeli.
Tidak hanya berupa beras dan telur, tetapi juga komoditas lain yang mengandung sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, ataupun vitamin dan mineral. ”Saya inginnya bantuan dari pemerintah itu berupa uang saja sehingga kami bisa membeli sesuai kebutuhan di rumah. Kalau seperti sekarang, kami harus membeli kebutuhan pokok sesuai ketentuan yang ditetapkan,” kata Siti Habibah (36), anggota PKH lainnya.
Sebagai upaya mengatasi dampak Covid-19, pemerintah telah menetapkan realokasi anggaran di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2020 sebesar Rp 405,1 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 110 triliun dialokasikan untuk penerima jaring pengaman sosial. Bantuan ini terdiri dari PKH dengan 10 juta penerima manfaat dan meningkatkan 25 persen besaran manfaat.
Bantuan lain adalah kartu sembako dengan 20 juta penerima manfaat dan ada kenaikan bantuan 33 persen dari Rp 150.000 menjadi Rp 200.000 yang akan diberikan selama sembilan bulan sejak April. Adapun Kartu Prakerja dengan anggaran Rp 20 triliun bagi 5,6 juta pekerja informal serta pelaku usaha mikro dan kecil. Nilai manfaat yang diberikan Rp 650.000 hingga Rp 1 juta untuk empat bulan terhitung dari April.