Banjir dan longsor melanda sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan sejak akhir pekan lalu. Tiga orang dilaporkan tewas di Tana Toraja akibat bencana itu dan ratusan keluarga mengungsi.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Banjir dan longsor melanda sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan sejak akhir pekan lalu. Tiga orang dilaporkan tewas di Tana Toraja akibat bencana itu dan ratusan keluarga mengungsi. Kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan mengingat hujan diprediksi masih akan turun hingga akhir bulan ini.
Peristiwa terbaru terjadi pada Senin (6/4/2020) sore. Longsor terjadi di ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Gowa. Sementara sejak Sabtu (4/4) malam, banjir dan longsor juga melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Tana Toraja. Longsor juga terjadi akhir pekan lalu di Kabupaten Luwu.
Hingga Senin, sejumlah titik jalan di beberapa kecamatan di Tana Toraja masih tertutup material longsoran. Kecamatan yang terdampak longsor antara lain Sangalla Utara, Saluputti, Makale Utara, Rembon, Masanda, Sangalla Selatan, dan Rantetayo.
”Ada tiga korban meninggal akibat tertimbun longsoran di tempat terpisah. Ratusan keluarga kini mengungsi karena perkampungan mereka tertimbun longsor. Mereka juga diungsikan untuk menghindari kemungkinan potensi longsor susulan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja Alfian Andi Lolo.
Sementara itu, laporan dari BPBD Sinjai menyebutkan, longsor pada Senin sore terjadi di Desa Gantarang, Kecamatan Sinjai Tengah. Longsor membuat separuh badan jalan sepanjang 20 meter ambles. Material longsoran juga mengancam rumah warga di sekitar lokasi.
Di Luwu, hujan juga menyebabkan longsor di salah satu ruas jalan di Kecamatan Latimojong. Namun, material longsoran ini segera dibersihkan warga dan aparat keamanan sehingga tak mengganggu arus transportasi.
Terkait kondisi cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulsel menyebut, hujan dengan intensitas sedang dan lebat masih akan terjadi di sejumlah kabupaten di Sulsel. Sementara musim kemarau diprediksi baru akan mulai pada awal Mei.
Prakirawan BMKG Sulsel Rizki Yudha mengatakan, hingga malam ini masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang. Potensi itu antara lain di wilayah Bone, Soppeng, dan dapat meluas ke Sinjai, Wajo, Barru, Pangkep bagian timur, Maros bagian timur, dan sekitarnya.
Di hulu Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat membuat muka air meningkat. Data Balai Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang menunjukkan, tinggi muka air di Bendungan Bili-Bili Sungai Jeneberang mencapai 99,39 meter di atas permukaan laut. Adapun batas normal adalah 99,50 meter di atas permukaan laut.
Pada Januari 2019, Sungai Jeneberang pernah meluap akibat curah hujan ekstrem sehingga menyebabkan banjir besar di wilayah Gowa dan Makassar. Ribuan rumah terendam dan warga mengungsi. Banjir dan longsor di Sulsel kala itu juga menyebabkan puluhan orang meninggal.