Desakan masyarakat untuk menutup sementara akses masuk ke Maluku demi mencegah wabah Covid-19 terus menguat. Namun, hingga Senin (6/4/2020) malam, Gubernur Maluku Murad Ismail belum melakukannya.
Oleh
frans pati herin
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Berdasarkan hasil tes cepat, warga Maluku yang terinfeksi virus korona baru penyebab Covid-19 bertambah empat orang dalam tiga hari terakhir. Para pasien itu memiliki riwayat perjalanan dari luar Maluku menggunakan pesawat dan kapal laut. Namun, hingga Senin (6/4/2020) malam, Gubernur Maluku Murad Ismail belum menutup sementara akses orang masuk ke Maluku.
Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Melky Lohi, mengatakan, pasien positif terdiri atas seorang nenek dan sepasang suami-istri beserta satu anak mereka. Nenek dimaksud melakukan perjalanan dari Makassar, Sulawesi Selatan, menggunakan pesawat. Adapun pasangan suami-istri itu menggunakan kapal laut dari Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menurut Melky, tes cepat dilakukan bagi pasien dalam pengawasan. Tes cepat sangat membantu petugas medis melakukan penanganan lebih awal terhadap pasien. Hasil pemeriksaan juga membantu tim dalam melakukan pelacakan terhadap orang-orang yang dekat secara fisik dengan pasien. Hal tersebut bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus yang menular begitu cepat.
Sebagai contoh, hasil pemeriksaan cepat suami-istri itu langsung diikuti anaknya beserta orang-orang yang tinggal di dalam rumah mereka. Hasilnya, salah satu anaknya positif. Hal yang sama juga dilakukan terhadap keluarga pasien lain serta orang-orang yang kontak dengan pasien. Namun, hasil tes tersebut bukan hasil final.
”Spesimen mereka tetap dikirim ke Laboratorium Kementerian Kesehatan untuk diperiksa lagi,” katanya.
Melky mengatakan, sebanyak 6.000 unit alat tes cepat yang diperoleh dari pemerintah pusat itu telah disebar ke semua kabupaten kota di Maluku. Hingga Senin malam, tercatat 15 pasien dalam pengawasan dan 141 orang dalam pemantauan.
Pasien dalam pengawasan terbanyak ada di Kota Ambon, yakni enam orang. Mereka tersebar di Rumah Sakit Umum Daerah dr Haulussy, Rumah Sakit TNI AD Latumeten, dan Rumah Sakit TNI AL FX Suhardjo.
Meningkatnya jumlah pasien positif berdasarkan hasil tes cepat membuat cemas masyarakat Maluku. Desakan agar pemerintah daerah segera menutup sementara aliran penumpang masuk ke Maluku pun semakin kuat. Sementara akses untuk logistik tetap dibuka mengingat hampir semua pasokan bahan pangan di Maluku berasal dari luar daerah.
Teriakan paling keras datang dari warganet. ”Harapan kita kiranya Gubernur Maluku segera menutup sementara akses masuk dan keluar Maluku, baik lewat udara maupun laut, kecuali untuk bahan pokok dan hal darurat lainnya,” tulis pemilik akun Facebook atas nama Emanuel Alinan. Harapan sama dari warganet lainnya disampaikan dalam kolom komentar.
Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Provinsi Maluku Benediktus Sarkol mendesak agar akses penumpang ditutup sementara. Alasannya, Maluku yang minim fasilitas kesehatan dan tenaga medis bakal kesulitan menangani jika terjadi ledakan kasus Covid-19. Hal itu semakin diperparah lagi dengan akses antarpulau di Maluku yang sangat jauh dari ideal.
Ketua Komisi III DPR Anos Yeremias telah meminta Kepala Dinas Perhubungan Maluku Ismael Usemahu agar mengajukan surat kepada Kementerian Perhubungan, tetapi tidak ditanggapi.
”Kami mendengar suara publik meminta agar akses orang ke Maluku ditutup dulu. Itu makanya kami sampaikan kepada pemerintah daerah. Selanjutnya menjadi kewenangan pemerintah daerah,” katanya.
Melky Lohi, yang juga Kepala Biro Humas dan Protokoler Provinsi Maluku, menjelaskan, Gubernur Maluku Murad Ismail belum mau menutup akses karena berbagai pertimbangan. Salah satu alasannya adalah masih tingginya kebutuhan daerah terhadap penerbangan dan pelayaran. Untuk mengantisipasi masuknya virus korona ke Maluku, pemerintah memperketat pemeriksaan dan menyiapkan karantina bagi orang yang baru tiba dari luar daerah.