Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat pada transaksi perdagangan Senin (6/4/2020) ini. Pelaku pasar masih optimistis.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku pasar masih optimistis terhadap prospek perekonomian di dalam negeri. Hal ini mendorong pergerakan transaksi pasar modal pada awal pekan ini.
Namun, pelaku pasar tetap menanti langkah lanjutan pemangku kebijakan dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama Senin ini (6/4/2020) ditutup menguat 1,23 persen ke level 4.680,23. Adapun pada perdagangan sesi kedua, IHSG bertahan di zona hijau hingga penutupan pada pukul 15.30 dan menguat 4,07 persen ke level 4.811,82.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi sepanjang perdangangan hari ini sebesar Rp 4,07 triliun dengan aksi jual bersih investor asing Rp 489,78 miliar. Adapun kapitalisasi pasar Rp 5.577,33 triliun.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menilai, pergerakan IHSG yang positif merupakan respons pelaku pasar atas stimulus pemerintah menjaga stabilitas perekonomian dari guncangan pandemi Covid-19. Disamping itu, investor juga akan menggunakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret sebagai tolok ukur perputaran roda ekonomi di dalam negeri yang ditopang konsumsi.
”Dari dalam negeri, data indeks keyakinan konsumen di bulan Maret telah dirilis. Indeks ini menjadi tolok ukur konsumen pada bulan-bulan pandemi Covid-19 mulai menyebar,” katanya saat dihubungi pada Senin (6/4/2020).
Pada awal pekan ini, menurut Lanjar, investor masih akan fokus pada prospek perkembangan dunia melawan krisis kesehatan. Selain itu, investor juga terus menanti langkah apa lagi yang dikeluarkan pembuat kebijakan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Indikator awal
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) dalam keterangannya menyampaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2020 sebesar 113,8. Nilai indeks di atas 100 menandakan kepercayaan konsumen akan tingkat konsumsi masih tinggi.
Angka indeks pada Maret 2020 sebenarnya merupakan yang terendah sejak September 2016. Meski demikian, nilai indeks yang tinggi menunjukkan masih ada optimisme di benak konsumen sehingga belanja tidak akan menurun drastis.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, IKK merupakan indikator awal untuk meneropong arah perekonomian di masa mendatang. Ketika konsumen masih yakin dan berniat meningkatkan konsumsi, prospek perekonomian akan cerah.
”Sebaliknya, jika konsumen pesimistis, prospek pertumbuhan ekonomi juga mendung karena konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 60 persen dari pembentukan PDB (produk domestik bruto) nasional,” ujarnya.
Pada pekan ini, lanjut Hans, pergerakan IHSG sangat dipengaruhi kondisi pasar global dan regional. Adapun sentimen domestik lain yang sepanjang pekan ini akan memengaruhi pergerakan IHSG, di antaranya perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS serta inflasi yang diproyeksikan berkisar 3,9-5,1 persen.
Pelaku pasar telah merespons paket stimulus fiskal senilai Rp 405,1 triliun untuk melawan dampak negatif penyebaran pandemi Covid-19 terhadap perekonomian secara positif. Namun, sebagian pelaku pasar mencurigai kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang rendah dibandingkan dengan negara lain sebagai akibat dari rendahnya pengujian yang dilakukan.
”Di sisi lain, sebenarnya investor ada yang memandang kenaikan jumlah kasus ketika tes diperbanyak menjadi indikasi bagus penangan kasus Covid-19,” ujar Hans.