Jakbar Kembali Jadi ”Tuan Rumah” Perampokan Bersenjata di Toko Emas
›
Jakbar Kembali Jadi ”Tuan...
Iklan
Jakbar Kembali Jadi ”Tuan Rumah” Perampokan Bersenjata di Toko Emas
Perampokan terjadi lebih kurang pukul 13.15 pada Senin (6/4/2020). Polisi menduga pelaku berjumlah empat orang, dan mereka berbekal senjata api revolver berwarna perak.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wilayah Jakarta Barat kembali menjadi ”tuan rumah” kejahatan perampokan bersenjata yang menargetkan toko emas. Kali ini, toko emas di Pasar Kemiri, Kecamatan Kembangan, menjadi sasaran dengan kerugian yang dialami pemilik toko emas sekitar Rp 400 juta.
Komisaris Besar Yusri Yunus, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, mengatakan, perampokan terjadi lebih kurang pukul 13.15 pada Senin (6/4/2020). Polisi menduga, pelaku berjumlah empat orang, dan mereka berbekal senjata api revolver berwarna perak
”Pelaku masih dalam pengejaran Polres Barat (Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Barat), di-back up oleh Ditkrimum Polda Metro (Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya),” ucap Yusri, Senin sore.
Yusri menuturkan, meski membawa senjata api, para pelaku tidak melepaskan tembakan dan tidak melukai satu orang pun. Mereka hanya menodongkan revolver untuk menggertak.
Berdasarkan informasi sementara, cara kerja mereka adalah berboncengan dengan menggunakan dua sepeda motor. Sebanyak dua orang beraksi di dalam, sedangkan dua orang lain menunggu dan bersiaga di luar pasar. Dari toko emas, mereka menggasak 10 kilogram perhiasan perak dan 0,5 kilogram emas. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 400 juta.
Sebelumnya, perampokan bersenjata di toko emas menggegerkan publik. W alias Akang (67) menggasak sekitar 3 kilogram logam mulia dari toko emas di Pasar Pecah Kulit pada 28 Februari. Ia saat itu berbekal senjata api pabrikan ilegal. Tersangka melepaskan tembakan untuk melukai seorang petugas kebersihan yang berupaya menghalanginya kabur.
Petugas Polres Metro Jakarta Barat meringkusnya pada Awal Maret dan memberikan timah panas pada kakinya karena ia melawan saat penangkapan. Sekitar sebulan kemudian, ia dinyatakan memiliki gejala penyakit Covid-19, lalu meninggal pada Kamis (2/4/2020) dalam perawatan di rumah sakit.