Kelonggaran Batas Usia Mudahkan Persiapan Kontestan
›
Kelonggaran Batas Usia...
Iklan
Kelonggaran Batas Usia Mudahkan Persiapan Kontestan
FIFA mengubah batas usia untuk pemain yang bisa bermain di Olimpiade Tokyo, tahun depan, menjadi 24 tahun. Di sisi lain, pelatih tim nasional perlu berkompromi dengan klub untuk bisa memainkan bintang muda.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SYDNEY, MINGGU – Keputusan federasi sepakbola dunia atau FIFA untuk menambah batas usia untuk ajang sepakbola pria di Olimpiade 2020 membuat 16 negara kontestan bernapas lega. Dengan aturan setiap tim nasional boleh memainkan pemain di bawah usia 24, maka persiapan seluruh negara peserta tidak akan terganggu karena mayoritas pemain yang telah berjuang di babak kualifikasi tetap bisa bertarung memperebutkan medali emas di Tokyo, 2021.
Federasi Sepakbola Australia menyambut baik keputusan FIFA yang memperbolehkan pemain yang lahir setelah 1 Januari 1997 untuk bermain di Olimpiade Tokyo. Sejak Olimpiade Barcelona 1992, FIFA hanya mengizinkan 16 negara peserta untuk mendaftarkan 18 pemain yang mayoritas berusia di bawah 23 serta tiga di antaranya diperbolehkan berusia di atas batas umur itu.
Namun, seiring penundaan satu tahun Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dilangsungkan tahun depan, maka FIFA mengubah aturan itu. Alhasil, para pemain yang telah berjibaku mengantarkan negaranya lolos ke olimpiade, tetapi di tahun 2021 memasuki usia 24 tahun tetap diperbolehkan bermain di Tokyo.
“FFA secara vokal telah menyuarakan kepada FIFA agar turnamen sepakbola pria di Tokyo 2020 diikuti oleh pemain di bawah 24 tahun. Keputusan itu menunjukkan pengertian FIFA dan Konfederasi terhadap keinginan anggotanya untuk menjaga mimpi pemain agar bisa berlaga di Olimpiade,” ucap CEO FFA James Johnson, Minggu (5/4/2020), di Sydney, Australia.
Asosiasi Sepakbola Korea juga menjadi salah satu pihak yang menyambut baik keputusan FIFA dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) itu. “Kami ingin memastikan agar para pemain yang telah berjuang untuk negaranya untuk melaju ke Olimpiade tidak merasa dirugikan,” bunyi pernyataan KFA di laman resmi.
Korea Selatan (Korsel) dan Australia adalah dua dari empat wakil Asia yang akan berlaga di Olimpiade. Selain keduanya, Arab Saudi dan tuan rumah Jepang menggenapi duta Asia. Adapun Korsel melaju ke Olimpiade sebagai predikat juara Piala AFC U-23 2020 setelah mengalahkan Arab Saudi 1-0. Andai FIFA dan IOC tidak mengubah regulasi pemain, “Taeguk Warriors” terancam tidak bisa diperkuat pemain terbaik ajang Piala AFC U-23 2020, yaitu Won Du-jae, serta kiper terbaik turnamen itu Song Bum-keun.
Selain empat negara dari Benua Asia, kontestan lain yang telah dipastikan lolos ke Olimpiade Tokyo ialah Perancis, Jerman, Romania, dan Spanyol, Brasil, Argentina, Mesir, Pantai Gading, Afrika Selatan, dan Selandia Baru. Sementara itu, dua jatah dari zona Amerika Utara dan Tengah (Concacaf) belum terisi karena tertundanya babak kualifikasi yang seharusnya dilaksanakan 20 Maret-1 April ini karena wabah Covid-19.
Kompromi
Akibat penundaan Olimpiade Tokyo, seluruh negara peserta memiliki waktu lebih banyak untuk mempersiapkan diri. Para pelatih akan memiliki durasi persiapan lebih lama untuk melihat penampilan para bintang muda dan mematangkan tim terbaik.
Andre Jardine, pelatih sang juara bertahan Brasil, mengatakan, dirinya akan terus memerhatikan sejumlah pemain muda “Tim Samba” yang selama ini telah menunjukkan kecemerlangan, terutama yang bermain di Eropa, seperti pemain belia Real Madrid, Vinicius Junior. Di sisi lain, ia juga perlu melakukan kompromi dengan tim senior karena persiapan Olimpiade akan berdekatan dengan ajang Copa America pada tahun depan.
“Saya pikir, kami harus pastikan dulu keinginan pemain, apakah mereka ingin berkompetisi di Olimpiade? Saya telah berbicara dengan Vinicius Junior, ia telah sampaikan keinginannya bergabung. Ia juga telah berbicara dengan Real Madrid,” ujar Jardine kepada Globo Esporte.
Untuk membawa pemain ke Tokyo, Jardine juga harus meyakinkan klub pemilik para pemain. Pasalnya, cabang sepakbola di Olimpiade Tokyo akan berlangsung sejak 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Laga perdana Olimpiade hanya berjarak 12 hari dari laga puncak Copa Amerika dan Piala Eropa. Pemain yang bermain di Olimpiade dipastikan akan terlambat menjalani persiapan musim baru.
Selain Vinicius, pilar utama Jardine sejak babak kualifikasi yang berkarier di Eropa ialah Gabriel Martinelli (Arsenal), Rodrygo Goes (Real Madrid), dan Lucas Paqueta (AC Milan). “Kami berharap klub memahami (keinginan pemain), sehingga saya tidak perlu menyatakan lagi betapa pentingnya Olimpiade,” ucap dia.
Seperti diketahui, pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Brasil diperkuat megabintang, Neymar, untuk menebus kegagalannya membawa Brasil meraih gelar Piala Dunia dua tahun sebelumnya. Hasilnya, Neymar dan kolega berhasil membawa Brasil meraih medali emas perdana di Olimpiade.
Didasari keberhasilan Brasil itu, Presiden Federasi Sepakbola Perancis (FFF) Noel Le Graet memiliki ide ambisius. Untuk memutus puasa medali emas di Olimpiade sejak 1984, Le Graet berambisi mengikutsertakan bintang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, untuk bermain di Olimpiade Tokyo tahun depan.
Nama Mbappe pun telah masuk dalam 80 daftar awal pemain Perancis untuk Olimpiade Tokyo. Le Graet menilai, usia Mbappe masih diperbolehkan untuk bermain di Olimpiade, sehingga pelatih tim U-23 Perancis Sylvain Ripoll memasukkan nama pemain kelahiran 20 Desember 1998 itu. Ia pun memahami pentingnya peran Mbappe untuk Perancis di Piala Eropa dan PSG.
“Saya telah bertemu dengan Nasser al-Khelaifi (Presiden PSG) untuk menanyakan Mbappe. Ia (Nasser) merespon dengan baik, tetapi secara umum, ia merasa waktu pelaksanaan Olimpiade tidak cukup baik untuk persiapan klub jelang musim baru,” kata Le Graet.
Meskipun sulit, kehadiran Mbappe di Olimpiade Tokyo akan menambah kekuatan “Les Blues” muda yang telah diperkuat pemain berbakat, seperti Lucas Tousart, Houssem Aouar, dan Dayot Upamecano. (REUTERS)