Naek L Tobing, Konselor Psikoseksual yang Berdedikasi Tinggi
›
Naek L Tobing, Konselor...
Iklan
Naek L Tobing, Konselor Psikoseksual yang Berdedikasi Tinggi
Naek L Tobing dikenal sebagai salah satu tokoh psikiatri, khususnya bidang psikoseksual. Ia dikenal sebagai pekerja keras, berdedikasi tinggi pada profesi, dan giat mengembangkan bidang psikoseksual.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·3 menit baca
Indonesia kehilangan salah satu tokoh psikiatri dengan meninggalnya dr Naek L Tobing, SpKJ. Dokter spesialis psikiatri yang dikenal sebagai konselor psikoseksual itu dikenal oleh rekan dan teman sebagai orang yang berdedikasi tinggi pada profesi dan tidak segan berbagi ilmu.
Bagi keluarga, pria kelahiran Samosir, Tapanuli, Sumatera Utara, 14 Agustus 1940, itu adalah orang yang sangat perhatian, pekerja keras, dan sangat fokus. ”Beliau pemimpin yang kuat. Selalu menanyakan kabar kami, sekolah dan karier,” kata putri tertuanya, Katrin Tobing, saat dihubungi di Jakarta, Senin (6/4/2020). Ia meninggalkan seorang istri, dr Marion Aritonang, 5 putri, 1 putra, dan 12 cucu.
Katrin menuturkan, ayahnya sejak Januari 2020 mengalami gangguan jantung. Kemudian, pada Februari didiagnosis kanker lambung yang sudah menyebar ke paru dan pankreas. Jadi, sejak Februari sudah masuk-keluar beberapa rumah sakit. Terakhir, dirawat di RS Pusat Pertamina. Sebelumnya, akhir Maret, sempat dirawat beberapa hari di MRCCC Siloam Semanggi karena infeksi paru, batuk, dan demam.
Naek Tobing wafat di RS Pusat Pertamina, Senin pukul 11.00, dan dimakamkan di Pemakaman Tegal Alur sekitar pukul 18.00.
Danardi Sosrosumihardjo, spesialis psikiatri konsultan adiksi yang menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan dan Etika Profesi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), menyatakan, Naek L Tobing aktif di organisasi profesi itu serta cukup lama menjadi Ketua Seksi Psikoseksual dan Marital PDSKJI. ”Baru sekitar tiga tahun lalu beliau mundur karena ada gangguan kesehatan,” katanya.
Sejumlah buku tentang seksologi ditulis oleh pria yang lulus sebagai dokter umum di Universitas Sumatera Utara tahun 1966 itu.
Danardi menuturkan, sejak awal, passion Naek adalah psikoseksual. Karena itu, setelah mengambil spesialisasi psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada 1976 dan bekerja beberapa tahun di bidang kesehatan jiwa, ia ke Amerika Serikat untuk belajar menjadi konselor seksual di Universitas Minnesota.
Naek Tobing bisa dikatakan merupakan pelopor bidang psikoseksual dan legenda psikiatri. Bidang psikoseksual belum terlalu berkembang di Indonesia dan jarang yang berminat mendalami. Karena itu, Naek sering diminta menjadi pengajar tamu di FKUI untuk psikoseksual.
Naek Tobing bisa dikatakan merupakan pelopor bidang psikoseksual dan legenda psikiatri.
”Kita kehilangan tokoh psikiatri, terutama bidang psikoseksual. Orangnya enak, ramah, terbuka, suka bercanda, dan bersemangat berbagi ilmu kepada kami yang muda-muda ini,” ujar Danardi.
Bersama Naek, PDSKJI membuat banyak seminar dan lokakarya, mengundang para ahli dari dalam dan luar negeri untuk menambah pengetahuan, serta mengembangkan bidang psikoseksual.
Kegiatan kerohanian
Sementara itu, Pendeta Jan Aritonang dari Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) yang juga Guru Besar Sekolah Tinggi Teologi Jakarta mengatakan, dirinya bertemu pada 22 Maret 2020 saat diundang kebaktian di rumah Naek L Tobing dan membahas tentang ekaristi dengan keluarganya. Saat itu, Naek lebih banyak diam.
Naek aktif di GKPI 10 tahun terakhir. Menurut Aritonang, selain materi, Naek juga banyak menyumbangkan pemikiran. Kedekatan keduanya tidak hanya di gereja dan kekerabatan. Aritonang pernah diminta menyusun buku tentang kakek buyut Naek, yakni Raja Pontas Lumbantobing, terkait visi tokoh itu dalam memajukan masyarakat Batak serta persahabatannya dengan penginjil Jerman, Ingwer Ludwig Nommensen. Buku itu terbit pada 2013.
Aritonang juga mengenal Naek sebagai orang yang sangat berdedikasi pada profesi, senang berbagi ilmu, termasuk menulis di media massa, serta membantu orang-orang yang mengalami kesulitan.