Dengan sumbangan 1.000 alat bantu pernapasan dari China itu, New York kini mempunyai cadangan hampir 3.500 alat bantu pernapasan, peralatan penting untuk merawat pasien Covid-19.
Oleh
Kris Mada
·4 menit baca
NEW YORK, MINGGU — Gubernur New York Andrew Cuomo berterima kasih atas sumbangan 1.000 alat bantu pernapasan dari China. Sumbangan itu membantu meringankan beban New York yang menjadi tempat penularan korona baru tertinggi di bumi.
”Akhirnya ada kabar baik hari ini. Sumbangan 1.000 alat bantu pernapasan yang difasilitasi Pemerintah China tiba di JFK (Bandara Internasional John F Kennedy) tiba hari ini,” demikian diumumkan Cuomo, Sabtu (4/4/2020) siang waktu New York atau Minggu dini hari WIB.
”Saya berterima kasih kepada Pemerintah China, Jack Ma, Joe Tsai, dan Yayasan Jack Ma, Yayasan Tsai, dan Konsul Jenderal Huang.”
Seluruh alat bantu pernapasan itu akan dikirimkan ke empat rumah sakit darurat di New York. Negara bagian di pesisir timur Amerika Serikat itu juga mendapat pinjaman 140 alat bantu pernapasan dari Oregon.
Dengan tambahan itu, New York mempunyai cadangan hampir 3.500 alat bantu pernapasan yang merupakan peralatan penting dalam merawat pasien Covid-19. Alat bantu pernapasan itu sangat vital mengingat salah satu dampak Covid-19 adalah sesak napas.
New York juga telah menyiapkan 75.000 ranjang untuk merawat pasien Covid-19. Namun, jumlah ranjang yang disiapkan itu masih di bawah jumlah orang yang positif terinfeksi hingga Minggu (5/4/2020), yakni 114.775 orang. Jumlah infeksi di New York hampir sama dengan Italia (124.632 kasus) dan Spanyol (126.168 kasus).
Sementara di Los Angeles, California, sejumlah studio film menyumbangkan alat pelindung diri (APD) ke beberapa klinik setempat. Sebagian film Hollywood memang mengunakan APD sebagai perlengkapan produksi. Sarung tangan, baju pelindung diri, hingga masker kerap dipakai dalam proses pembuatan film. Kini, perlengkapan itu disumbangkan untuk penanganan wabah Covid-19.
Bantuan untuk Italia
Adapun sejumlah rumah mode di Eropa mengubah produksinya dari menghasilkan adibusana menjadi APD. Hal itu, antara lain, dilakukan Prada, rumah mode yang berpusat di Milan, Italia. Pada awal April 2020, 110.000 masker dan 80.000 baju pelindung dikirimkan Prada ke berbagai klinik dan rumah sakit di Italia.
Bantuan untuk Italia juga dikirimkan oleh Ukraina yang kini mencatatkan 1.251 kasus Covid-19. Sebanyak 20 tenaga kesehatan Ukraina berangkat ke Marche, Italia. ”Layanan kesehatan di negara kami sangat tertekan. Kami sangat membutuhkan tenaga kesehatan dan kami senang Ukraina mengirimkan bantuan ini,” kata Duta Besar Italia untuk Ukraina, Davide La Cecilia.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov mengatakan, bantuan tambahan akan segera menyusul. ”Banyak warga Ukraina tinggal dan bekerja di Italia. Dengan membantu Italia, kami membantu warga kami,” ujarnya.
Menurut kepala rombongan, Andriy Miroshnichenko, semua anggota rombongan berangkat secara sukarela. ”Setelah pulang, mereka akan mampu merawat pasien dan punya pengalaman serta pengetahuan soal penyakit ini,” ujarnya.
Setelah menurun pada awal hingga tengah pekan lalu, infeksi baru dan kematian akibat Covid-19 di Italia kembali naik pada akhir pekan.
Sementara dari Australia, otoritas kesehatan setempat mulai mencatat tren penurunan jumlah infeksi. Meskipun demikian, Canberra menekankan orang-orang harus tetap menjaga jarak.
”Kami sangat yakin jika orang-orang tetap mematuhi panduan, kami akan bisa mencegah situasi yang terjadi di negara lain,” kata Brendan Murphy, Kepala Pelayanan Kesehatan Australia.
Beli alat medis
Tidak semua peralatan medis didapat dari sumbangan. Inggris mengumumkan pembelian 300 alat bantu pernapasan dari China. Perusahaan mode Perancis, LVMH, juga membeli 40 juta masker medis dari China.
Ada pun AS membeli aneka peralatan medis dari Rusia. Rabu lalu, peralatan medis dari Rusia tiba di bandara JFK. Pesawat berisi 60 ton peralatan medis yang, antara lain, berupa alat bantu pernapasan, alat pelindung diri, dan masker itu meninggalkan Moskwa, dua hari setelah Presiden AS Donald Trump menelepon Presiden Rusia Vladimir Putih.
Kementerian Luar Negeri AS menyatakan peralatan dan perlengkapan itu dibeli di bawah harga pasar. ”Kami menghargai Rusia menjual ini dengan harga di bawah pasar,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.
Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova mengatakan, separuh ongkos pengangkutan ditanggung Russian Direct Investment Fund (RDIF) dan separuh lagi dibayar AS. Sejak 2015, RDIF masuk dalam daftar sanksi AS. Hukum AS melarang pihak mana pun berhubungan dengan siapa pun yang dalam daftar sanksinya. (AP/REUTERS)