Pelaksanaan Tes Cepat Covid-19 di Kalsel Masih Minim
›
Pelaksanaan Tes Cepat Covid-19...
Iklan
Pelaksanaan Tes Cepat Covid-19 di Kalsel Masih Minim
Pelaksanaan tes cepat untuk mendeteksi penularan virus SARS-CoV-2 atau korona baru di Kalimantan Selatan masih minim.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARBARU, KOMPAS — Pelaksanaan tes cepat untuk mendeteksi penularan virus SARS-CoV-2 atau korona baru di Kalimantan Selatan masih minim. Dari 1.460 buah alat tes cepat Covid-19 yang telah didistribusikan ke 13 kabupaten/kota, belum sampai separuh yang digunakan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim yang juga Sekretaris sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian, dan Penanganan Covid-19 Kalsel mengatakan, Kalsel menerima 2.400 buah alat tes cepat (rapid test) dari pemerintah pusat.
Sampai dengan Minggu (5/4/2020), sebanyak 328 orang dilaporkan sudah melakukan tes cepat. Mereka adalah orang dalam pemantauan (ODP) dengan gejala klinis tertentu, pasien dalam pengawasan (PDP), dan petugas medis yang berkontak atau menangani pasien positif Covid-19.
Muslim memastikan tes cepat masih berjalan. ”Dari hasil tes cepat sejauh ini, ada 10 yang reaktif atau positif dan 318 yang nonreaktif atau negatif. Persentase kasus reaktif sebesar 3,04 persen,” ungkapnya di Banjarbaru, Senin (6/4/2020).
Hasil yang reaktif tersebut sebagian besar ditemukan pada ODP. Hasilnya langsung ditindaklanjuti dengan pemeriksaan polymerase chain reaction. ”Tes cepat ini diharapkan bisa mempercepat penanganan Covid-19,” katanya.
Menurut Muslim, tes cepat juga sudah dilakukan terhadap 90 petugas medis, terutama di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Tes cepat terhadap para petugas medis itu menunjukkan hasil nonreaktif atau negatif. ”Hasil negatif itu sudah dilanjutkan dengan pemeriksaan swab yang juga menunjukkan hasil negatif,” ujarnya.
Sampai dengan Senin malam, di Kalsel terdapat 1.239 ODP, 15 PDP, 16 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, serta 2 kasus positif yang berakibat pada kematian. Total kasus positif Covid-19 sampai saat ini, termasuk dengan yang meninggal, sebanyak 18 kasus.
Muslim menyampaikan, pasien positif Covid-19 saat ini menjalani perawatan di dua rumah sakit di Banjarmasin, yaitu di RSUD Ulin sebanyak 13 pasien dan di RSUD Dr Moch Ansari Saleh sebanyak 1 pasien. Dua orang lainnya yang positif akibat kontak dengan Pasien Ulin 1 melakukan isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan yang ketat.
Saya minta lurah, ketua RT, dan ketua RW untuk memantau keberadaan mereka, termasuk orang-orang yang berasal dari kluster lain.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, Gugus Tugas P3 Kota Banjarmasin sudah menelusuri dan menemukan 79 orang yang merupakan bagian dari kluster Gowa, Sulawesi Selatan, di Banjarmasin. Sebanyak 40 orang di antaranya sudah menjalani tes cepat.
”Saya minta lurah, ketua RT, dan ketua RW untuk memantau keberadaan mereka, termasuk orang-orang yang berasal dari kluster lain,” ujarnya.
Ibnu Sina juga meminta warga Banjarmasin yang pernah bergabung di kluster Gowa ataupun kluster lain untuk segera melaporkan diri ke puskesmas terdekat.
”Kalau tidak, saya sudah minta Babinsa ataupun Babinkamtibmas supaya tidak segan-segan memaksa orang-orang itu mengarantina diri di rumah,” katanya.