Pemkot Solo Siap Lakukan Karantina untuk Pemudik dan ODP
›
Pemkot Solo Siap Lakukan...
Iklan
Pemkot Solo Siap Lakukan Karantina untuk Pemudik dan ODP
Tempat karantina untuk pemudik dan ODP di Solo telah siap beroperasi mulai Selasa (7/4/2020). Tiga tempat karantina disediakan, yakni di Grha Wisata Niaga, Ndalem Priyosuhartan, dan Ndalem Joyokusuman.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SOLO, KOMPAS — Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, menyatakan telah siap melakukan karantina terhadap para pemudik dan warga setempat yang berstatus sebagai orang dalam pemantauan. Menurut rencana, tempat karantina untuk pemudik dan ODP itu siap beroperasi mulai Selasa (7/4/2020). Dengan karantina itu, penularan penyakit Covid-19 di Solo diharapkan bisa ditekan.
”Hari ini tadi kami melakukan simulasi atau semacam geladi bersih. Pengelolaan, pelayanan, dan logistik (terkait karantina) sudah disiapkan,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo Ahyani dalam konferensi pers, Senin (6/4/2020), di Solo.
Seperti diberitakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menyiapkan tiga tempat karantina bagi pemudik dan warga Solo yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Tiga tempat itu adalah gedung pertemuan Grha Wisata Niaga serta dua rumah sitaan negara terkait kasus korupsi, yakni Ndalem Joyokusuman dan Ndalem Priyosuhartan.
Ahyani menjelaskan, untuk sementara, proses karantina akan menggunakan dua tempat, yakni Grha Wisata Niaga dan Ndalem Joyokusuman. Seluruh fasilitas dan logistik di tempat karantina itu telah siap. Para petugas yang berjaga di sana juga sudah siap. Oleh karena itu, dua tempat karantina tersebut bisa mulai beroperasi pada Selasa.
Menurut Ahyani, Grha Wisata Niaga akan digunakan untuk melakukan karantina terhadap para pemudik yang masuk ke wilayah Solo. Di tempat tersebut, tersedia 122 tempat tidur untuk peserta karantina.
Menurut Ahyani, pemudik yang akan dikarantina itu adalah mereka yang berasal dari zona merah, seperti wilayah Jabodetabek, dan mereka yang baru pulang dari luar negeri. Dia menambahkan, saat para pemudik itu datang di stasiun, terminal, atau bandara, mereka akan diperiksa oleh petugas.
Pemeriksaan itu mencakup kondisi kesehatan dan riwayat perjalanan. Jika pemudik yang datang itu dinilai berisiko terinfeksi Covid-19, mereka akan diminta menjalani karantina di Grha Wisata Niaga.
Sementara itu, Ndalem Joyokusuman dengan kapasitas 70 orang akan digunakan untuk menampung warga Solo yang berstatus ODP. Namun, Ahyani menyebut, tidak semua warga Solo yang berstatus ODP akan dikarantina di Ndalem Joyokusuman. ”Mengingat jumlah ODP di Solo saat ini 286 orang, tidak semua akan ditampung di sana,” katanya.
Menurut Ahyani, ODP yang akan dikarantina di Ndalem Joyokusuman adalah mereka yang tinggal di rumah sempit dan memiliki anggota keluarga dengan jumlah banyak. Dengan rumah sempit dan anggota keluarga banyak, para ODP itu bakal kesulitan menjaga jarak aman saat tinggal di rumah sehingga mereka berpotensi menulari orang lain.
”ODP yang rumahnya sempit dengan penghuni cukup banyak akan dikarantina di Ndalem Joyokusuman untuk menjaga agar tidak berkontak dengan anggota keluarga lain,” ujar Ahyani yang juga merupakan Sekretaris Daerah Kota Solo.
Ahyani menambahkan, warga berstatus ODP yang tidak disiplin melakukan karantina mandiri di rumah juga akan dikarantina di Ndalem Joyokusuman. Hal ini karena para ODP yang tak disiplin dan masih keluar rumah itu memiliki risiko menularkan penyakit Covid-19 kepada orang lain.
Menurut Ahyani, di tempat karantina tersebut, Pemkot Solo menyediakan tempat tidur serta memenuhi kebutuhan makan dan minum bagi warga yang dikarantina. Selain itu, Pemkot Solo juga menyediakan layanan medis untuk membantu peserta karantina yang mengalami gangguan kesehatan.
ODP yang rumahnya sempit dengan penghuni cukup banyak akan dikarantina di Ndalem Joyokusuman untuk menjaga agar tidak berkontak dengan anggota keluarga lain.
Namun, pada masa karantina selama 14 hari itu, peserta karantina dilarang melakukan kontak langsung dengan anggota keluarganya. Apabila anggota keluarga ingin mengirimkan barang untuk peserta karantina, mereka bisa menitipkannya di loket yang dijaga oleh petugas.
Simulasi
Pada Senin siang, Pemkot Solo bersama sejumlah pihak melakukan simulasi penjemputan pemudik yang tiba di Terminal Tirtonadi, Solo. Dalam simulasi itu, para pemudik yang turun dari bus diminta mencuci tangan dengan sabun, lalu diperiksa suhu tubuhnya. Setelah itu, identitas dan riwayat perjalanan mereka didata.
Apabila pemudik itu diketahui berasal dari wilayah yang tergolong zona merah, mereka akan diangkut dengan bus khusus menuju Posko Penanganan Covid-19 Solo yang juga berlokasi di Grha Wisata Niaga. Prosedur semacam itu berlaku pula di stasiun kereta api dan bandara udara di Solo.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan, tidak semua pemudik yang datang ke Solo akan dikarantina di Grha Wisata Niaga. Rudy menyebut, para pemudik itu tetap diberi pilihan untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Namun, mereka yang memilih opsi karantina mandiri harus menandatangani surat pernyataan bersedia melakukan karantina selama 14 hari di rumah.
Rudy menambahkan, apabila ada pemudik yang melanggar komitmen melakukan karantina mandiri, mereka akan langsung dijemput dan dikarantina di tempat yang sudah disiapkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko penularan penyakit Covid-19.
”Kalau mau karantina mandiri, ya, silakan karantina mandiri 14 hari. Kalau sampai melanggar, nanti akan diambil dan ditempatkan di tempat karantina yang disiapkan pemerintah kota,” ujarnya.