Kebijakan bekerja dari rumah turut mendongkrak kenaikan konsumsi elpiji di beberapa wilayah di Indonesia. Pertamina memastikan stok elpiji cukup dan meminta masyarakat tidak perlu cemas kekurangan pasokan.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) menambah jumlah pasokan elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah lantaran meningkatnya permintaan. Kenaikan permintaan ini seiring dengan kebijakan bekerja dari rumah yang dianjurkan pemerintah selama tiga pekan terakhir. Masyarakat diimbau tak perlu khawatir kekurangan pasokan elpiji.
Di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pasokan 1 juta tabung elpiji 3 kilogram ditambahkan ke dua wilayah itu menyusul meningkatnya permintaan elpiji bersubsidi tersebut. Di wilayah Bekasi, konsumsi normal elpiji 3 kilogram berkisar 97.000-99.000 tabung per hari. Dari pantauan Pertamina, konsumsi elpiji meningkat kendati masih dalam batas wajar.
”Ada peningkatan konsumsi elpiji sejak kebijakan bekerja dari rumah diberlakukan. Sebagai antisipasi, kami menambah pasokan 1 juta tabung di wilayah Bekasi untuk memperkuat stok selama April ini,” ujar Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Regional III Dewi Sri Utami, Senin (6/4/2020), di Jakarta.
Masyarakat tak perlu panik atau khawatir kekurangan pasokan. Bagi golongan yang mampu, Pertamina mengimbau agar mereka membeli elpiji dan bahan bakar nonsubsidi.
Peningkatan konsumsi juga terjadi di Jawa Timur dan Bali. Selama sepekan terakhir, konsumsi elpiji rumah tangga di Jawa Timur naik dari rata-rata 4.050 ton per hari menjadi 4.200 ton per hari. Adapun kenaikan konsumsi elpiji di Bali dari 680 ton per hari menjadi 740 ton per hari.
”Kami pastikan operasional dan distribusi elpiji tetap aman dan cukup,” kata Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Regional V Rustam Aji.
Sementara itu, konsumsi BBM justru menurun selama siaga pandemi Covid-19. Kebijakan bekerja dari rumah membuat banyak orang tidak beraktivitas di luar menggunakan kendaraan atau transportasi publik. Sejak 16 Maret 2020, konsumsi BBM turun dari 134.870 kiloliter per hari menjadi 123.740 kiloliter per hari.
Data Pertamina menyebutkan, stok BBM nasional cukup untuk kebutuhan selama 23 hari, sedangkan stok elpiji cukup untuk 17 hari. Adapun status ketenagalistrikan sistem Jawa-Bali, seperti yang tercantum di laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, berjalan normal. Demikian pula status ketenagalistrikan pada sistem Sumatera dan Indonesia bagian timur seluruhnya dalam keadaan normal.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi bahan bakar dan elpiji secara bijaksana. Masyarakat tak perlu panik atau khawatir kekurangan pasokan. Bagi golongan yang mampu, Pertamina mengimbau agar mereka membeli elpiji dan bahan bakar nonsubsidi.
”Pertamina tetap fokus dan memastikan proses penyediaan energi mulai dari hulu, kilang, distribusi, hingga pemasaran tetap berjalan baik dan lancar,” ujar Fajriyah.