Tenaga Medis Ditolak Warga, DIY Siapkan Tempat Karantina
›
Tenaga Medis Ditolak Warga,...
Iklan
Tenaga Medis Ditolak Warga, DIY Siapkan Tempat Karantina
Sejumlah tenaga medis di Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat penolakan dari masyarakat yang khawatir kehadiran mereka berpotensi menyebarkan virus korona baru. Pemerintah setempat menyiapkan tempat karantina khusus.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS—Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan tempat karantina bagi tenaga medis yang bertugas menangani pasien Covid-19 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini khususnya bagi tenaga medis yang ditolak saat pulang ke tempat tinggalnya.
Tempat karantina yang telah ditunjuk Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) untuk mengarantina tenaga medis, yaitu Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri (PPSDM Kemendagri) Regional Yogyakarta. Gedung tersebut mampu menampung hingga 141 orang. Tempat karantina itu akan digunakan tenaga medis yang ditolak warga di sekitar tempat tinggalnya.
Kepala PPSDM Kemendagri Regional Yogyakarta, Suroyo, menyatakan, gedung tersebut sudah siap beroperasi pekan depan. Kamar dalam kondisi layak dan siap digunakan. Tetapi, tenaga pelayan di gedung tersebut masih perlu diedukasi karena belum pernah melayani tenaga medis.
“Selama ini sudah dipakai untuk kegiatan diklat. Yang sedang disiapkan untuk pelayannya. Perlu diberikan pemahaman bagaimana melayani tenaga medis. Secara psikologisnya perlu disiapkan,” ucap Suroyo, saat ditemui, di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Senin (6/4/2020).
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengakui, ada kecenderungan sebagian warga tidak mau menerima kehadiran perawat dan dokter di lingkungan tempat tinggalnya. Tenaga medis itu dianggap membawa virus. Informasi tersebut diterimanya usai menerima kunjungan dari jajaran pimpinan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito.
“Kita tidak perlu berprasangka seperti itu. Karena, pada hakikatnya seorang dokter atau tenaga medis yang lain setelah melayani di rumah sakit itu sudah membersihkan diri sebelum pulang ke rumah,” kata Sultan.
Penolakan yang dialami tenaga medis tersebut beragam. Mulai dari ditolak untuk kembali ke kontrakan hingga ditolak untuk mencucikan pakaiannya di binatu.
Pelaksana Harian Direktur RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto tak memungkiri sebagian masyarakat cenderung punya kekhawatiran terhadap tenaga medis yang tinggal di sekitarnya. Penolakan yang dialami tenaga medis tersebut beragam. Mulai dari ditolak untuk kembali ke kontrakan hingga ditolak untuk mencucikan pakaiannya di binatu.
Terkait hal itu, Rukmono menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap tenaga medis di lingkungannya. Para tenaga medis sudah menjalani protokol pencegahan Covid-19 sejak di rumah sakit tempatnya bertugas. Mereka diminta membersihkan diri sebelum pulang ke rumahnya masing-masing.
“Intinya, kita harus mandi. Kami harus membawa baju ganti. Sebelum pulang, kami harus membersihkan diri. Khususnya yang berkontak langsung dengan pasien. Jadi, kalau pulang itu sudah pakai baju ganti. Bukan baju yang dikenakan sewaktu bekerja,” kata Rukmono.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji, menyampaikan, pihaknya sedang menyiapkan tempat karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang terseleksi di Asrama Haji Yogyakarta. ODP yang dikarantina di tempat tersebut adalah yang tidak bisa melakukan karantina mandiri di rumahnya. Tempat tersebut mampu menampung sekitar 150 orang.