Transmisi Lokal Mulai Dominan, Sulsel Belum Pertimbangkan Pembatasan Skala Besar
›
Transmisi Lokal Mulai Dominan,...
Iklan
Transmisi Lokal Mulai Dominan, Sulsel Belum Pertimbangkan Pembatasan Skala Besar
Kasus positif Covid-19 di Sulawesi Selatan mencapai angka 112 orang pada Senin (6/4/2020). Meski demikian, Pemprov Sulsel belum melakukan langkah strategis untuk mencegah kasus terus bertambah.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 di Sulawesi Selatan mencapai angka 112 orang pada Senin (6/4/2020). Jumlah ini bertambah signifikan dari hari sebelumnya yang sebanyak 82 kasus positif. Penambahan kasus banyak dipengaruhi transmisi lokal. Namun, Pemerintah Provinsi Sulsel belum melakukan langkah strategis untuk mencegah kasus terus bertambah.
”Memang angka positif terus bertambah. Sejauh ini, setelah kami memilah dan melakukan pemantauan, kasus-kasus terakhir kebanyakan melalui transmisi lokal. Ada yang antartetangga, bahkan antarkeluarga. Ini yang cukup signifikan menambah angka positif maupun PDP (pasien dalam pemantauan),” kata Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Ichsan Mustari dalam konferensi video dengan wartawan di Makassar, Senin (6/4/2020) malam.
Menurut Ichsan, belum patuhnya warga untuk diam di rumah atau menjaga jarak ketika sedang berada di luar rumah menjadi salah satu faktor yang membuat transmisi lokal ini terjadi. Jumlah kematian akibat Covid-19 di Sulsel mencapai 19 jiwa. Jumlah kasus positif di Sulsel merupakan tertinggi keenam secara nasional dan terbesar di luar Pulau Jawa.
Terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah makin meluasnya penyebaran Covid-19, Ichsan mengatakan, belum akan dilakukan. Menurut dia, yang harus diutamakan adalah terus mengedukasi warga untuk tidak keluar rumah.
Di tengah kasus Covid-19 yang terus bertambah, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menghabiskan akhir pekan dengan berkeliling ke beberapa kabupaten untuk panen jagung. Nurdin juga meninjau perbaikan jalan menuju lokasi Wisata Air Panas Lejja di Kabupaten Soppeng.
Di Makassar, anjuran berdiam di rumah memang kurang dipatuhi. Sebagian warga tetap berkeliaran dan berkumpul, sebagian lainnya bekerja untuk mencari nafkah.
”Kami disuruh tinggal di rumah, tapi tak diberi bekal, itu sama saja bohong. Kalau yang tetap terima gaji, mungkin tak masalah. Tapi, kami yang berpenghasilan harian tak mungkin terus diam di rumah. Kami juga tahu bahaya ini, tapi kami tak punya pilihan,” kata M Idris (45), buruh harian di Kecamatan Mariso.
Dari 112 kasus positif di Sulsel, sebanyak 68 kasus berada di Kota Makassar. Adapun Kabupaten Gowa, Maros, dan Sidrap berada di urutan berikutnya dengan jumlah pasien positif Covid-19 di atas 10 orang. Gowa dan Maros merupakan tetangga terdekat Makassar.
Pemerintah Kota Makassar sudah berupaya melakukan berbagai cara untuk mencegah penyebaran, antara lain dengan karantina wilayah parsial, menjaga perbatasan, hingga membatasi akses ke pulau-pulau dalam wilayah administratif Kota Makassar. Namun, PSBB belum dilakukan karena menunggu pusat dan provinsi.
Terkait masih banyaknya warga yang berkumpul di berbagai tempat, aparat keamanan terus melakukan upaya membubarkan kerumunan massa. Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Ibrahim Tompo mengatakan, jajaran kepolisian sektor di tingkat kecamatan secara aktif melakukan razia di berbagai tempat.
”Hampir tiap malam anggota berkeliling untuk mendatangi tempat-tempat yang masih ramai dikunjungi, seperti warung kopi. Kami berusaha membubarkan secara persuasif. Ini akan terus kami lakukan,” kata Ibrahim.