Warga Khawatirkan Kelangkaan Masker Setelah Anjuran Pemerintah
›
Warga Khawatirkan Kelangkaan...
Iklan
Warga Khawatirkan Kelangkaan Masker Setelah Anjuran Pemerintah
Sejumlah warga Jakarta dilanda gelisah seiring adanya instruksi wajib penggunaan masker. Kegelisahan tersebut berkaitan dengan mahalnya harga serta stok yang menipis.
Oleh
Aditya Diveranta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah warga khawatir dengan stok masker yang semakin langka seiring adanya instruksi wajib mengenakan masker dari pemerintah, Minggu (5/4/2020). Kelangkaan tersebut juga dikhawatirkan berujung pada harga masker yang semakin mahal.
Sejumlah warga mengungkapkan kekhawatiran tersebut setelah Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto meminta warga memakai masker setiap hari mulai 5 April. Permintaan ini sesuai dengan rekomendasi yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
”Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi dari WHO, kita jalankan pemakaian masker untuk semua. Semua harus pakai masker,” ujar Yuri dalam konferensi pers Covid-19 di Graha BNPB, Minggu. Instruksi tersebut pun muncul karena dari 2.273 pasien positif per 5 April, 1.124 pasien di antaranya berada di wilayah DKI Jakarta.
Kondisi tersebut dikhawatirkan oleh sejumlah warga, salah satunya Nursyam Triatnani (44). Warga RW 005 Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ini mengkhawatirkan harga masker yang semakin mahal karena semakin banyak dicari.
Pekan lalu, Nursyam membeli stok satu dus isi 50 masker medis seharga Rp 400.000. Ia khawatir apabila terjadi kelangkaan, harga masker akan semakin mahal.
”Akhir bulan lalu, saya stok masker untuk keluarga dan harganya sudah sampai ratusan ribu. Untuk bulan ini pun stok di rumah sudah menipis, susah mau cari orang jual masker lagi,” kata Nursyam.
Alice (30), pekerja di sebuah klinik kecantikan di Jakarta Pusat, juga mengkhatirkan soal kelangkaan masker medis. Hampir satu bulan terakhir, harga masker di Pasar Pramuka mencapai ratusan ribu untuk setiap dus.
Stok yang menipis itu dikonfirmasi oleh Rifad (36), penjual masker medis di Pasar Pramuka. Saat dihubungi Minggu sore, harga masker di tokonya masih sekitar Rp 380.000 karena jumlah persediaan yang terbatas.
Atas mahalnya harga masker, Ikke (25), pekerja di sebuah puskesmas di Jakarta Timur, berupaya mengirit-irit penggunaan masker. Belakangan, dia pun lebih banyak memakai masker kain untuk keperluan di luar puskesmas.
Anggota Dewan Penasihat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Tutum Rahanta, menyampaikan, meluasnya pandemi Covid-19 saat ini menjadi alasan utama harga masker menjadi cukup mahal di pasaran. Ia tidak menampik bahwa tingginya harga dipengaruhi oleh stok yang menipis.
”Saat ini permintaan memang tinggi, sementara suplai terbatas. Wajar apabila harga dijaga di angka yang cukup tinggi. Kami sebenarnya meminta warga agar sebisa mungkin beralih ke masker kain,” jelas Tutum.
Ketua Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Edy Haryanto sebelumnya mengungkapkan, persediaan masker medis masih terjami asal masyarakat berbelanja dalam jumlah wajar. Ia mengimbau masyarakat tidak belanja dengan panik karena adanya instruksi dari pemerintah.