Sejumlah daerah menyiapkan sejumlah fasilitas karantina bagi pemudik. Rumah sakit khusus di Batam pun siap merawat pekerja migran Indonesia yang terjangkit Covid-19.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah daerah siap menerapkan protokol karantina terhadap para pemudik yang pulang kampung untuk memutus rantai penularan wabah Covid-19. Pemerintah pusat pun mengoperasikan Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, untuk merawat pekerja migran dari Malaysia dan Singapura yang dinyatakan positif terjangkit Covid-19.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya Yudo Margono meresmikan operasional Rumah Sakit Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang, Senin (6/4/2020). Rumah sakit khusus itu memiliki 340 ruang observasi, 20 ruang isolasi siap pakai, dan 241 tenaga medis gabungan. ”Memang dari awal akan digunakan untuk (merawat) pekerja migran yang jumlahnya banyak,” kata Yudo.
Tiga kapal perang TNI Angkatan Laut pun bersiaga di Batam sejak seminggu lalu jika dibutuhkan menjemput pekerja migran dari Malaysia. Namun, sampai kini, para pekerja migran Indonesia pulang ke daerah asal menggunakan angkutan laut komersial. Sejak 18 Maret, sedikitnya 35.000 WNI tiba di sejumlah pelabuhan Batam, Tanjung Pinang, dan Karimun untuk transit sebelum menuju daerah asal masing-masing.
Memang dari awal akan digunakan untuk (merawat) pekerja migran yang jumlahnya banyak.
”Penapisan dilakukan di pelabuhan, lalu kalau ditemukan ada yang positif akan dibawa ke rumah sakit di Galang,” ujar Yudo. Selain merawat pekerja migran, nantinya fasilitas kesehatan khusus Covid-19 itu juga menerima pasien rujukan dari daerah ataupun yang datang sendiri untuk berobat. Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto berharap warga Pulau Galang proaktif memeriksakan diri untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Di Solo, Jawa Tengah, Pemerintah Kota Solo menyiapkan tiga tempat karantina bagi pemudik dan warga setempat berstatus orang dalam pemantauan (ODP) yang mulai beroperasi Selasa (7/4/2020). ”Hari ini kami melakukan simulasi pengelolaan, pelayanan, dan logistik (terkait karantina),” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo Ahyani, di Solo.
Ketiga tempat itu adalah gedung pertemuan Graha Wisata Niaga serta dua rumah sitaan negara terkait perkara tindak perkara korupsi, yakni Ndalem Joyokusuman dan Ndalem Priyosuhartan. Ahyani menjelaskan, karantina akan menggunakan Graha Wisata Niaga dan Ndalem Joyokusuman yang sudah dilengkapi fasilitas, kebutuhan logistik, dan petugas.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan, para pemudik tetap diberi pilihan karantina mandiri di rumah masing-masing. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan tempat karantina bagi tenaga medis yang menangani pasien Covid-19, yakni Gedung Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta. Pemprov DIY juga menyiapkan Asrama Haji Yogyakarta untuk menampung warga berstatus ODP.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, ada warga yang enggan menerima perawat dan dokter di lingkungan tempat tinggalnya karena dianggap membawa virus. Informasi tersebut diterimanya seusai menerima kunjungan dari jajaran pimpinan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito. ”Kita tidak perlu berprasangka seperti itu,” kata Sultan.
Pelaksana Harian Direktur RSUP Sardjito, Rukmono Siswishanto, meminta warga tidak khawatir berlebihan. Mereka disiplin menjalani protokol pencegahan Covid-19 dengan selalu membersihkan diri sebelum pulang ke rumahnya. ”Intinya, kita harus mandi. Kami harus membawa baju ganti. Sebelum pulang, kami harus membersihkan diri,” kata Rukmono.
Rumah warga
Di kawasan pantai utara Jawa Tengah, perangkat Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, menyiapkan rumah-rumah kosong warga, gedung poliklinik kesehatan desa, dan gedung madrasah diniyah. ”Para pemudik yang tiba di desa ini wajib dikarantina selama 10-14 hari sebelum pulang ke rumah masing-masing,” kata Kepala Desa Pacet Dendy Hermawan, Senin, di Batang.
Selama dikarantina, pemudik mendapatkan jatah makan tiga kali sehari dan keluarganya mendapatkan bantuan 10 kilogram beras dan 2 liter minyak. Bantuan senilai Rp 100 juta tersebut berasal dari dana desa dan bantuan pihak lain. Sementara Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, pihaknya tengah mengajukan surat persetujuan pembatasan sosial berskala besar kepada Gubernur Jawa Timur. Fasilitas untuk karantina pun sedang disiapkan.
Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, mereka tengah menelusuri 79 orang dari kluster Gowa, Sulawesi Selatan, di Banjarmasin. Sebanyak 40 orang di antaranya sudah menjalani tes cepat. Adapun sisanya akan terus dicari untuk memastikan kesehatan mereka. ”Saya meminta lurah, ketua RT, dan ketua RW memantau keberadaan mereka, termasuk orang-orang yang berasal dari kluster lain,” ujarnya. (NDU/NCA/HRS/DIA/XTI/JUM/ESA/CIP)