Percepat Deteksi Korona, Indonesia Datangkan 20 Mesin PCR
›
Percepat Deteksi Korona,...
Iklan
Percepat Deteksi Korona, Indonesia Datangkan 20 Mesin PCR
Pemerintah Indonesia mendatangkan 20 mesin berteknologi reaksi rantai polimerase atau PCR untuk mempercepat deteksi virus korona baru yang memicu Covid-19. Mesin-mesin itu didistribusikan ke sejumlah provinsi.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mempercepat deteksi virus korona baru yang memicu penyakit Covid-19, Indonesia mendatangkan 20 alat tes swab atau reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) dari perusahaan farmasi Roche Swiss dengan total kapasitas 10.000 spesimen per hari atau satu alat berkapasitas 500 tes per hari. Semua peralatan yang baru tiba pada Selasa (7/4/2020) ini akan segera didistribusikan ke 12 provinsi.
Informasi itu dibenarkan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo lewat akun Twitter pribadinya, Selasa. Ia mengatakan, alat-alat itu akan segera didistribusikan ke 12 provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Selain itu, ada dua alat RNA Extractor Automatic dengan total kapasitas 1.000 spesimen per hari atau satu alat berkapasitas 500 spesimen per hari. Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, alat-alat itu didatangkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara. ”Iya benar, dibeli lewat Kementerian BUMN,” ujarnya.
Dosen Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Atik Choirul Hidajah, memaparkan, Indonesia harus segera melakukan tes Covid-19 secara massal guna menjaring orang-orang positif Covid-19 tanpa gejala (OTG). Orang-orang itu cenderung terlihat sehat, tetapi membawa virus dan bisa menularkan kepada orang lain.
Jika orang-orang tersebut tidak diketahui, penyebaran virus akan terus terjadi. Menjadi semakin gawat kalau menular ke orang-orang rentan atau yang memiliki penyakit bawaan karena bisa berakibat fatal. ”Apalagi basic reproduction number untuk Covid-19 yang banyak dianut saat ini mencapai antara 2-2,5. Maksudnya, satu orang dengan Covid-19 bisa menularkan penyakit ke dua-tiga orang lain,” katanya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Achamd Yurianto mengumumkan, ada penambahan kasus positif baru hasil tes PCR 247 kasus sehingga total kasus menjadi 2.738 kasus. Jumlah pasien sembuh bertambah 12 orang sehingga total pasien sembuh jadi 204 orang, sedangkan jumlah korban meninggal bertambah 12 orang sehingga total korban meninggal 221 orang.
”Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 ini menunjukkan ada penularan di luar rumah sakit. Itu karena masih ada orang tanpa gejala yang berkeliaran dan menularkan virus ke orang lain. Untuk itu, kami harap masyarakat lebih displin dalam menerapkan metode jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan selalu, dan tidak berpergian,” tuturnya.
Penambahan jumlah kasus Covid-19 ini menunjukkan ada penularan di luar rumah sakit. Itu karena masih ada orang tanpa gejala yang berkeliaran dan menularkan virus ke orang lain.
Pada kesempatan itu, Yurianto menyampaikan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyetujui pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta. ”Ini merupakan bagian implementasi imbauan pemerintah pusat agar masyarakat jaga jarak dan tetap di rumah. Kami harap PSBB di DKI Jakarta bisa dijalani masyarakat secara displin. Karena kedisplinan warga jadi ujung tombak memutus mata rantai penyebaran virus ini,” ujarnya menegaskan.
Bantuan mengalir
Bantuan untuk penanganan wabah Covid-19 terus mengalir. Pada konferensi pers daring via channel Youtube BNPB, Selasa, ada empat pihak yang memberikan bantuan untuk penanganan Covid-19 yang disalurkan melalui BNPB, yakni Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), PT Dexa Medica, PT XL Axiata, dan Tanoto Foundation.
Kepala BPOM Penny K Lukito menuturkan, pihak memberikan bantuan materil dan nonmateril. Bantuan materil berupa obat-obatan, makanan bernutrisi, cairan pembersih tangan, dan alat pelindung diri (APD), serta dana sumbangan internal BPOM Rp 500 juta.
Untuk bantuan nonteknis, BPOM menyumbangkan tenaga dan pikiran sesuai keahlian mereka untuk meningkatkan kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Bantuan itu meliputi antara lain percepatan uji klinis obat-obat yang bisa untuk penanganan Covid-19 dan percepatan uji klinis obat-obat demi menambah imunitas.
Mereka juga berupaya memastikan ketersediaan dan mutu dari keberlangsungan distribusi obat dan makanan terkait di tengah upaya penanganan Covid-19, terutama jenis klorokuin dan antiviral lainnya.
BPOM juga membuat buku panduan untuk tim medis mengenai cara penggunaan obat untuk penanganan Covid-19. Selain itu, mereka menindak pengedar obat klorokuin secara ilegal. Sejauh ini, mereka bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah menindak dengan menutup 5.652 situs penjualan klorokuin secara ilegal. Obat itu adalah obat keras yang tidak boleh sembarangan dijual dan digunakan tanpa resep dokter.
Di luar itu, BPOM meminjamkan mobil insinerator operasional untuk RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta. Mereka pun siap meminjamkan mobil-mobil yang ada di Balai POM yang tersebar di 34 provinsi. ”Kami ikut membantu percepatan tes swab dengan menggunakan 25 alat tes PCR yang ada di Balai POM di 34 provinsi. Kami juga siap meminjamkan laboratorium Balai POM berstandar BSL-2/3 untuk melakukan tes swab, serta berupaya meningkatkan kapasitas laboratorium lain agar berstandar BSL-2/3,” tuturnya.
Bantuan obat
Adapun Direktur PT Dexa Medica Hery Susanto mengutarakan, pihaknya menyumbangkan obat hydroxy-chloroquine sebanyak 10.000 tablet untuk kebutuhan 5.000 pasien, azitromisin 50.000 tablet untuk 5.000 pasien, dan klorokuin 240.000 tablet untuk 12.000 pasien. Obat-obatan itu adalah jenis obat yang sekarang dibutuhkan untuk pengobatan pasien positif Covid-19.
Semua obat hasil buatan Dexa Medica yang notabene perusahaan farmasi. Bahan-bahan obat didatangkan dari luar negeri lewat bantuan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Dalam Negeri. Bahan-bahan tersebut tak mudah didapat karena sedang menjadi rebutan semua negara. ”Kami juga sudah mendonasikan APD dan suplemen untuk para tenaga medis, terutama dokter,” ujarnya. Semua donasi perusahaan itu total bernilai Rp 5,1 miliar dan akan didistribusikan secara bertahap.
Dukungan APD juga diberikan oleh PT XL Axiata dan Tanoto Foundation. Chief Tech Officer PT XL Axiata I Gede Dharmayasa mengatakan, di luar bantuan di bidang teknologi ataupun jaringan internet, mereka pun memberikan bantuan sumbangan karyawan senilai Rp 800 juta dalam bentuk APD untuk semua rumah sakit rujukan. ”Sedangkan perusahaan memberikan uang tunai Rp 10 miliar untuk penanganan Covid-19 kepada BNPB,” katanya.
Penasihat Hukum Tanoto Foundation, Sihol Parisian Aritonang, menuturkan, lembaga filantropi yang didirikan pasangan suami-istri, Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, pada 1981 itu menyumbangkan 1 juta masker, 1 juta sarung tangan, 100.000 baju pelindung ICU dan non-ICU serta 3.000 kacamata pelindung. Tidak hanya penyediaan APD, mereka pun akan mendukung peningkatan kapasitas RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet.
”Tenaga medis adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Untuk itu, kami tidak ingin ada lagi tenaga medis yang tertular, bahkan gugur karena menderita Covid-19 akibat tidak ada APD,” tuturnya.