Masyarakat Tak Perlu Panik, Stok Elpiji dan BBM Cukup
›
Masyarakat Tak Perlu Panik,...
Iklan
Masyarakat Tak Perlu Panik, Stok Elpiji dan BBM Cukup
Masyarakat tak perlu cemas kekurangan pasokan elpiji atau BBM selama pembatasan sosial berskala besar. Stok yang disediakan Pertamina sangat cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya diimbau tak mencemaskan kecukupan elpiji selama masa pembatasan sosial berskala besar diterapkan. Kendati konsumsi elpiji di sejumlah wilayah di Indonesia naik selama pandemi Covid-19, pasokan yang ada masih sangat mencukupi.
Bagi konsumen, selama masa pandemi, ada kemudahan membeli elpiji dan bahan bakar minyak selama menerapkan kebijakan belajar dan bekerja dari rumah.
Menurut Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman, selama siaga Covid-19 di Indonesia, stok rata-rata nasional untuk BBM cukup untuk kebutuhan 23 hari, sedangkan stok elpiji nasional cukup untuk kebutuhan 17 hari. Masyarakat tak perlu khawatir kekurangan persediaan elpiji.
”Stok akan terus ditambah berdasarkan tingkat konsumsi masyarakat di setiap wilayah. Semua tersedia cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari,” ujar Fajriyah dalam keterangan resmi, Selasa (7/4/2020).
Masyarakat diimbau tak perlu khawatir kekurangan persediaan elpiji.
Selama siaga Covid-19 dan kebijakan bekerja dari rumah, konsumsi BBM turun karena penggunaan kendaraan berkurang. Sejak 16 Maret, konsumsi BBM turun dari rata-rata 134.870 kilo liter per hari menjadi 123.740 kilo liter per hari.
Khusus di DKI Jakarta dan sekitarnya, yang mencakup Jawa Barat dan Banten, konsumsi elpiji 3 kilogram (kg) rata-rata naik 14 persen, sedangkan konsumsi elpiji nonsubsidi turun 1 persen. Rata-rata penyaluran elpiji 3 kg sebanyak 6.540 ton per hari, sedangkan elpiji nonsubsidi sebanyak 646 ton per hari.
”Penambahan pasokan disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah sesuai kebutuhan yang ada. Kami juga mempertimbangkan banyaknya pemudik yang mulai meninggalkan Jakarta,” kata Unit Manager Coomunication Relation & CSR Marketing Operation Region (MOR) III Pertamina Dewi Sri Utami.
Untuk mempermudah masyarakat mendapatkan elpiji dan BBM selama siaga Covid-19, Pertamina menyediakan layanan pesan antar bagi konsumen di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Sementara ini, layanan pesan antar tersedia di 45 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di wilayah MOR III, yakni sebagian DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Untuk mendapat layanan ini, konsumen harus menghubungi nomor pusat layanan 135.
”Setelah menghubungi nomor 135, konsumen dapat memesan produk yang diinginkan. BBM akan diantar dalam bentuk kemasan dengan minimal pembelian 20 liter dan maksimal 30 liter,” ujar Dewi.
Pemesanan dapat dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga 14.00 WIB dan akan diantar kepada konsumen di hari yang sama. Batas waktu pengantaran produk adalah pukul 20.00 WIB, termasuk menyesuaikan kondisi lalu lintas kendaraan di jalanan. Pengantaran BBM ke konsumen dikenai biaya Rp 20.000 setiap pengantaran.
”Untuk elpiji, konsumen dikenai biaya pengantaran Rp 15.000 per tabung,” ujar Dewi.
Mengenai pasokan listrik, Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN terus memperkuat pasokan listrik, khususnya untuk pusat rehabilitasi Covid-19 di Jakarta. PLN menyiagakan 2.271 personel yang bertugas bergiliran selama masa siaga Covid-19. PLN juga menyediakan 41 unit penyimpan daya dengan total kapasitas mencapai 7.070 kilovolt ampere (kVA), 23 unit gardu bergerak dengan daya 17.080 kVA, 10 unit genset 1.745 kVA, dan kabel listrik sepanjang 2.600 meter.
”Untuk menjamin keandalan pasokan listrik, kami membagi sistem kelistrikan menjadi dua dari sumber gardu yang berbeda, yakni sumber utama dan sumber cadangan. Beban listrik juga kami monitor secara berkala setiap 3 jam,” kata Darmawan dalam konferensi pers secara daring beberapa waktu lalu.