Menjelang PSBB, Jakarta Masih Ramai Kendaraan Pribadi
›
Menjelang PSBB, Jakarta Masih ...
Iklan
Menjelang PSBB, Jakarta Masih Ramai Kendaraan Pribadi
Meskipun tidak seramai sebelum pembatasan sosial, lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Jakarta masih terlihat ramai lancar, Selasa (7/4/2020) pagi. Aktivitas warga masih ada meskipun jauh dari normal.
Oleh
Insan Alfajri
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski tidak sepadat hari biasa, kendaraan pribadi masih ramai berlalu lalang di sejumlah jalan Ibu Kota. Kondisi ini terpantau di Jalan Gatot Subroto, Jalan MT Haryono, Jalan A Yani, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Kramat Raya, Jalan Salemba, dan Jalan Pramuka Raya, Selasa (7/4/2020) pagi. Ramainya aktivitas warga pada pagi hari ini masih terasa menjelang pembatasan sosial berskala besar atau PSBB diterapkan di Jakarta.
Pukul 08.18 tadi, kepadatan kendaraan dari arah Depok, Jawa Barat; dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terpantau di perempatan Pancoran, Jakarta Selatan. Sebagian pengendara berbelok ke arah Jalan Gatot Subroto. Ada juga pengendara yang bergerak lurus menuju Jalan Prof Dr Soepomo. Warga rerata menggunakan sepeda motor.
Mardhani (23), warga Jakarta Timur yang tetap bepergian di tengah pandemi Covid-19, mengatakan, perjalanannya sudah sangat berkurang dibandingkan dengan sebelum pembatasan sosial. ”Sekarang itu, saya ke kantor hanya sekali dalam seminggu,” ujarnya ketika dihubungi dari Jakarta.
Untuk menuju kantornya yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan, Reza bisa melalui tiga ruas jalan. Jalan itu antara lain MT Haryono, Kuningan, dan Pasar Minggu. Sejak virus korona baru penyebab Covid-19 menyebar, jalur yang paling sering digunakan adalah Kuningan karena jaraknya lebih dekat.
”Tetapi, kalau hari biasa, jalur Kuningan itu padat sekali. Makanya, saya lewat MT Haryono atau Pasar Minggu sebagai alternatif,” kata pria yang tinggal di Pondok Kopi ini.
Dua jalur alternatif yang dilewatinya itu sebetulnya juga tidak pernah betul-betul bebas dari macet saat situasi normal. Oleh sebab itu, ia mengandalkan keterangan dari Google maps. ”Mana jalur hijau, itu yang saya pilih,” ucapnya.
Kini, dia melanjutkan, pandemi Covid-19 membuat ia lebih leluasa memilih akses menuju kantor karena ketiga jalur tersebut terbebas dari macet. Perempatan Cawang, Jakarta Timur, yang biasanya padat saat jam masuk kerja, kini lancar. ”Saat ini, berkendara (di hari kerja) serasa hari Minggu, lengang dan lancar,” katanya.
Kendati demikian, imbauan bekerja dari rumah (WFH), ditambah lagi dengan rencana pembatasan sosial berskala besar belum sepenuhnya menekan pergerakan warga. Di perempatan Cawang, Jakarta Timur, masih terlihat puluhan kendaraan dari arah Bekasi, Jawa Barat.
Mobil juga masih melintasi ruas tol yang mengarah ke Jalan Gatot Subroto. Pada pukul 08.15, kepadatan sempat terjadi menjelang Jalan Layang Pancoran, Jakarta Selatan.
Menurut pengojek yang mangkal di Perempatan Cawang, Sitorus Dapot (55), arus lalu lintas di perempatan ini merosot tajam. Dalam situasi normal, lalu lintas mulai tersendat sejak pukul 06.00. Hal itu berlangsung hingga pukul 09.00. Namun, sejak virus korona baru menghadang, volume kendaraan mulai menciut.
Saat ini, berkendara (di hari kerja) serasa hari Minggu, lengang dan lancar.
Hal senada dibenarkan oleh pedagang tisu di tempat yang sama, Cordinator Silalahi (72). Sejak seminggu terakhir, ia melihat bus Transjakarta yang lewat sepi penumpang. Begitu juga angkot yang melewati perempatan ini. Padahal, sebelum Covid-19 melanda Indonesia, panjang kemacetan mencapai 50 meter dan ia pun punya kesempatan menjajakan tisu ke pengendara.
Dengan PSBB yang akan ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, volume kendaraan yang melewati perempatan otomatis lebih kecil. Akan tetapi, Cordinator tetap berjualan. Menurut dia, berdagang tisu tidak hanya urusan ekonomi, tetapi juga kesehatan. ”Daripada nongkrong tak jelas, lebih baik berjemur biar sehat,” kata pria gaek asal Tarutung, Sumatera Utara, ini.
Sepinya penumpang angkutan umum tergambar dari halte-halte Transjakarta yang berada di antara MT Haryono dan Gatot Subroto. Di Halte Cawang Ciliwung pada pukul 08.14, tak ada penumpang sama sekali. Hanya seorang petugas Transjakarta bersandar di dinding halte. Situasi serupa juga terjadi di halte lain dari Cawang hingga Slipi saat jam berangkat kerja.
Lengangnya lalu lintas juga terasa di Jalan A Yani, bypass. Jalur yang menghubungkan Cawang dengan Tanjung Priok ini biasanya padat. Selasa pagi, kendaraan bisa melaju bebas.
Macet juga tidak terlihat di kedua jalur Jalan Letjen Suprapto. Biasanya, ruas jalan ini tidak pernah sepi kendaraan. Antrean kendaraan hanya terlihat di persimpangan dengan lampu lalu lintas.
Jalan Kramat Raya, Jalan Salemba, dan Jalan Pramuka juga relatif sepi. Pertokoan di ruas jalan ini, Selasa sekitar pukul 07.30-08.00, belum buka. Biasanya, kesibukan warga terlihat sejak pagi.
Aktivitas belanja di Pasar Senen juga tampak sepi pada Selasa pagi.
Sementara itu, kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Indonesia memiliki 2.491 kasus positif. Sebanyak 192 sembuh dan 209 meninggal.
Sebagai episentrum penyebaran Covid-19 di Indonesia, Pemerintah Provinsi Jakarta mengajukan PSBB kepada Kementerian Kesehatan. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun sudah menyetujuinya.
Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya Teguh P Nugroho meminta Pemprov DKI Jakarta mendetailkan landasan hukum PSBB. Aturan itu melingkupi kegiatan yang wajib dilaksanakan selama PSBB dan menyiapkan anggaran bagi warga terdampak. Kepada pemerintah pusat, Teguh meminta PSBB juga diterapkan di wilayah penyangga Jakarta.
”Mengumumkan setiap kebijakan secara rinci dan detail kepada publik bertujuan untuk menghindari kegaduhan serta kepanikan agar terhadap kebijakan yang dilakukan mendapatkan dukungan dari publik, termasuk dari sektor swasta,” katanya, dalam keterangan tertulis. (ART)