logo Kompas.id
Pembelajaran Karantina dari...
Iklan

Pembelajaran Karantina dari Kampung Hitu

Kampung Hitu memberikan contoh bagaimana desa berperan dalam memutus rantai penyebaran virus korona jenis baru. Peran aktif pemerintah desa sangat dibutuhkan jika banyak warga dari kota memilih mudik.

Oleh
Frans Pati Herin
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7L3H4O133XPRuEXBPnNvpuDjQqY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F3f731752-626b-4620-bb78-3183d1bab642_jpg.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Gerbang masuk areal karantina di SMK Negeri 5 Maluku Tengah, Maluku, seperti terpantau pada Sabtu (4/4/2020).

Derasnya aliran pemudik dari kota-kota endemis virus korona jenis baru penyebab Covid-19 menggelisahkan hati warga di kampung-kampung. Menerima pemudik seakan membuka kemungkinan merebaknya virus yang telah merenggut puluhan ribu nyawa di dunia dalam empat bulan terakhir. Sementara menolak pun bukan pilihan bijak. Di Kampung Hitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, muncul siasat mengarantina para pemudik.

Dalam posisi berbanjar dengan jarak lebih dari 1,5 meter, 35 orang menggerakkan badan sambil berjemur di bawah terik matahari, Sabtu (4/4/2020). Mereka adalah pemudik yang baru datang dari sejumlah kota di Pulau Jawa. Setiap pagi, sejak sehari sebelumnya saat karantina mulai dibuka, beberapa anggota TNI dan Polri bergantian memandu senam. Hal itu dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh mereka yang menjalani masa karantina selama 14 hari.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000