Jelang PSBB di Jakarta, Penjualan Alat Industri Masih Ramai
›
Jelang PSBB di Jakarta,...
Iklan
Jelang PSBB di Jakarta, Penjualan Alat Industri Masih Ramai
Aktivitas jual beli alat industri di Pasar HWI/Lindeteves, Jakarta Pusat, masih terbilang ramai. Untuk mencegah penyebaran Covid-19, PD Pasar Jaya terus menggalakkan pembatasan jarak, termasuk penggunaan masker.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aktivitas jual beli di Pasar Hayam Wuruk Indah (HWI)/Lindeteves, Jakarta Pusat, yang menjual peralatan teknik dan industri, masih terbilang ramai, Selasa (7/4/2020). Di tengah pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19, pihak pengelola, yakni PD Pasar Jaya, terus menggalakkan kesadaran pembatasan jarak, termasuk penggunaan masker dan kebiasaan mencuci tangan.
Berdasarkan pantauan Kompas, siang ini, pergerakan pengunjung dan pekerja toko Pasar HWI/Lindeteves masih cukup ramai. Hal ini juga terlihat dari padatnya motor yang diparkir di depan pasar. Aktivitas tersebut juga mengundang banyak pedagang makanan dan minuman kaki lima untuk berjualan di sekitarnya.
Beberapa pedagang mengatakan, banyak pembeli yang masih mencari alat-alat untuk mencegah virus korona jenis baru penyebab Covid-19, seperti kipas angin air dan alat penyemprot cairan disinfektan.
Kevin, salah seorang penjual di toko luar pasar yang berdagang blower, mengatakan, tokonya yang sebelumnya hanya menjual blower atau exhaust kini fokus menjual kipas angin air (spraying fan).
”Alat itu banyak dicari untuk sterilisasi di tempat kerja. Jadi, tangki air bisa diisi disinfektan lalu diletakkan di pintu masuk,” ujarnya.
Meski demikian, tokonya saat ini merasakan omzet menurun karena berkurangnya pembeli. Pada Maret lalu, omzet mereka hanya Rp 100 juta dibandingkan bulan lalu yang bisa mencapai Rp 200 juta-Rp 300 juta.
Oleh karena itu, toko yang dilayani Kevin masih mencoba bertahan dengan beroperasi di waktu normal, yakni dari pukul 09.00 hingga 17.00. Sementara itu, waktu operasional untuk toko di dalam pasar dibatasi hanya sampai pukul 14.00 untuk mencegah penyebaran wabah.
Selain pembatasan waktu operasional, pengelola pasar juga terus membantu dan mengawasi penerapan pembatasan jarak. Manager Area 5 PD Pasar Jaya Yohanes Daramonsidi, yang ditemui Kompas di lokasi, mengatakan, saat ini pihak pengelola memasang marka di lantai pintu masuk. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang yang akan masuk tetap menjaga jarak.
Pergerakan orang juga dibatasi dengan menutup pintu masuk. Dari total 17 pintu akses yang ada di pasar WHI/Lindeteves, kini hanya tiga pintu akses yang dibuka. Di pintu utama, dua jalur masuk dibuka untuk membatasi pengunjung dan pedagang umum dengan pengunjung penerima bantuan yang perlu membeli sembako di pasar tersebut.
Selain itu, hand sanitizer dan wastafel portabel untuk mencuci tangan juga disebar di berbagai sudut, termasuk di pintu masuk. Setiap jam sekali, pengelola pasar menyampaikan imbauan melalui pengeras suara agar menjaga jarak, memakai masker, dan rajin membersihkan tangan.
Seragamkan aturan
Terkait dengan disetujuinya usulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Yohanes mengatakan, belum ada arahan tambahan untuk pasar.
”Selama ini, kami ikuti arahan direksi. Untuk PSBB sendiri, belum ada arahan lain. Hari ini, kami secara masih mengampanyekan penggunaan masker untuk semua orang, khususnya masker kain,” katanya.
Sementara itu, aturan seperti yang telah diterapkan di Pasar WHI/Lindeteves sejak beberapa minggu lalu akan diterapkan di pasar-pasar lain. Yohanes mengatakan, pasar lain yang menjadi wilayah pengawasannya, seperti Pasar Grogol, Pasar Kedoya, dan Pasar Pos Pengumben di Jakarta Barat, belum sepenuhnya menerapkan aturan.
”Pasar lain baru disosialisasikan penggunaan masker untuk pengunjung dan pemasangan garis antrean. Kalau hanya memberi pemberitahuan saja sulit. Penerapan ini memang harus sering diawasi,” tuturnya.