Kondisi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang dirawat secara intensif akibat Covid-19, mulai stabil.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
LONDON, SELASA — Setelah sempat dirujuk ke Unit Perawatan Intensif (ICU) Rumah Sakit Saint Thomas karena kondisi yang memburuk, Selasa (7/4) pagi, kini kondisi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berangsur stabil. Johnson juga dilaporkan sudah tidak menggunakan ventilator untuk membantu pernapasannya.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan kantor perdana menteri Inggris, Downing Street, menyebutkan, pria berusia 55 tahun ini dalam kondisi yang sangat baik. Downing Street juga menyatakan, Johnson terlihat bersemangat setelah melalui masa kritis.
”Dia menerima pasokan oksigen standar dan tidak membutuhkan alat bantu pernapasan,” menurut juru bicara kantor PM Inggris.
Johnson dibawa ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan setelah suhu badannya meninggi disertai batuk. Johnson dibawa ke rumah sakit St Thomas nyaris bersamaan dengan penampilan Ratu Elizabeth II di televisi nasional untuk memberikan pidato kenegaraan pertama di masa pandemi Covid-19 ini.
Downing Street menyatakan, PM Johnson tetap berada dalam semangat bagus dan masih memegang kendali pemerintahan. Ia dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU) sekitar pukul 18.00 waktu setempat atau sekitar pukul 01.00 Selasa dini hari WIB. Sebuah sumber yang dikutip kantor berita Reuters menyebutkan, ia menerima bantuan oksigen.
Pihak Buckingham Palace menginformasikan bahwa Ratu Elizabeth terus mendapat informasi terkini terkait kondisi Boris dari Downing Street.
Ratu yang mengisolasi diri bersama suaminya, Pangeran Phillip, di Puri Windsor, mengirimkan doa dan ucapan kepada tunangan Johnson, Carrie Symonds, yang kini tengah mengandung. Ratu berharap agar Johnson cepat pulih dan kembali memegang kendali pemerintahan Inggris.
Kendali nuklir
Sejumlah pertanyaan mengemuka setelah Johnson menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Inggris yang tidak struktur formal bila pemimpin pemerintahan untuk sementara berhalangan, membuat Johnson menunjuk Dominic Raab, Menteri Luar Negeri, bertindak sebagai pemimpin sementara pemerintahan Inggris.
Pada saat bersamaan, muncul sejumlah pertanyaan, mulai dari mempertanyakan kemampuan Raab memimpin negara yang dalam pandemi global hingga siapa yang memegang kendali atas senjata nuklir milik Inggris selama Johnson berhalangan.
Pemerintah Inggris menolak menjawab pertanyaan tentang pengendali nuklir negara tersebut ketika Johnson menjalani perawatan di rumah sakit. Menteri Senior Inggris Michael Grove menjawab pertanyaan BBC mengenai pemegang kode nuklir Inggris tersebut menjawab dengan diplomatis, ”Sudah ada protokol khusus yang dikembangkan dan sudah ada pada tempatnya.” Dia tidak mengelaborasi lebih lanjut tentang hal ini.
”Saya tidak bisa berbicara lebih jauh tentang permasalahan keamanan nasional,” kata Grove.
Inggris adalah salah satu negara dari lima negara yang dibolehkan memiliki senjata nuklir di dunia. Inggris memiliki empat kapal selam yang dilengkapi dengan rudal berhulu ledak nuklir, Trident II D5. Secara keseluruhan, Inggris memiliki 215 hulu ledak nuklir dan 120 di antaranya beroperasi.
Sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan, hanya Perdana Menteri Inggris-lah yang bisa memerintahkan penggunaan hulu ledak nuklir itu dalam sebuah serangan. Perintah itu bisa diteruskan kepada salah satu dari empat kapal selam nuklir dengan kode khusus tertentu. (AFP/Reuters)