Sebagian Pedagang Tanah Abang Bertumpu pada Layanan Jasa Pengiriman Barang
›
Sebagian Pedagang Tanah Abang ...
Iklan
Sebagian Pedagang Tanah Abang Bertumpu pada Layanan Jasa Pengiriman Barang
Tutupnya sebagian pasar dan pusat belanja membuat para pedagang bertumpu pada jasa pengiriman barang. Pilihan ini menjadi cara mereka menyelamatkan penjualan di tengah masa pandemi Covid-19.
Oleh
Aditya Diveranta
·4 menit baca
Pusat Tanah Abang masih ramai menjelang siang, Selasa (7/4/2020). Keramaian itu terpusat di luar pasar, bukan di dalam gedung. Kondisi ini berlangsung setelah pemerintah mengimbau pengurangan jam operasional pusat belanja sebelum pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan di Jakarta.
Keramaian pedagang di luar pusat grosir terlihat dua hari belakangan. Para pedagang turut membawa bal karung berisi puluhan kilogram setel pakaian. Bal karung itu tidak dijual, melainkan dibawa pulang.
Rizky (24), penjaga toko di lantai 5 Blok A Tanah Abang, siang itu membawa empat bal karung berisi mukena. Bal tersebut adalah pesanan sejumlah pelanggan yang mesti dikirimkan hari ini. Total beratnya sekitar 8 kilogram.
”Gara-gara korona, saya yang biasanya hanya jaga toko sekarang diminta untuk melayani pengiriman barang. Kalau enggak berkirim barang, jadinya enggak dapat upah harian,” tuturnya.
Hal serupa juga dialami Uni Elys (38). Pemilik toko mukena ini membawa belasan bal karung untuk dibawa ke jasa ekspedisi yang ada di sebelah gedung Blok F Tanah Abang. Ia tidak dapat merinci total jumlah kiriman mukena hari itu, tetapi semuanya harus terkirim hari ini juga.
”Baru seminggu terakhir, pesanan lewat kanal jualan online bertambah. Hari ini saya kirim semuanya, mumpung lagi banyak pesanan,” ujar Elys, yang berasal dari Padang, Sumatera Barat, itu.
Kondisi yang dialami Elys dan Rizky mungkin menggambarkan situasi sekarang. Di tengah pandemi Covid-19, para pedagang pakaian terimpit karena tidak bisa berjualan di lapak pasar dan pusat belanja. Alhasil, kanal penjualan secara daring serta jasa ekspedisi semakin diincar pedagang.
Ayung (33), pegawai jasa ekspedisi di Blok F Tanah Abang, menuturkan, jumlah pengiriman pakaian di sana masih mencapai puluhan bal karung. Jumlah itu terhitung cukup banyak meski terus berkurang pada pekan kemarin.
”Ada sekitar 50 bal karung lebih dari sejumlah toko di Blok F Tanah Abang. Jumlah tersebut masih terhitung banyak walau berkurang seiring banyak toko yang tutup,” ujar Ayung.
Manajer Umum dan Humas PD Pasar Jaya Gatra Vaganza menuturkan, penggunaan jasa ekspedisi barang saat ini merupakan kondisi yang tidak terelakkan. Di satu sisi, PD Pasar Jaya sebagai pengelola kawasan pusat grosir hanya menjalankan instruksi agar pandemi Covid-19 tidak semakin meluas.
Sebelumnya, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin menjelaskan, kondisi sekarang begitu darurat karena pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini riskan mendatangkan kerumunan. Seperti diketahui sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mengantisipasi potensi kerumunan yang memudahkan rantai penularan lewat droplet atau tetesan saat batuk dan bersin.
Arief juga menyampaikan, masifnya penyebaran virus saat ini semakin parah di wilayah Jakarta. Per 7 April, jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 2.738 orang dan 221 di antaranya meninggal. Dari jumlah tersebut, 1.395 pasien positif berasal dari episentrum Jakarta menurut data pukul 18.00.
”Sesuai yang diputuskan gubernur, kami menunda pembukaan yang direncanakan pada 6 April (Senin) sampai 19 April. Bapak Gubernur juga telah memberikan teguran keras agar Pasar Tanah Abang ini tetap ditutup,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/4/2020).
Pandemi Covid-19 memang memukul aktivitas perdagangan, tidak terkecuali pada industri tekstil dan produksi tekstil (TPT) secara keseluruhan. Di tengah situasi terimpit, wajar bila para pedagang kini beralih ke kanal penjualan daring.
Menurut dia, operasional industri TPT sedang terancam akibat penurunan permintaan secara signifikan dalam sepuluh hari terakhir. Penurunan permintaan ini disertai dengan penundaan pengiriman yang sudah dibuat secara bisnis.
”Dengan kondisi sekarang, banyak pedagang Pasar Tanah Abang yang tidak berdagang. Hal tersebut menyebabkan daya serap tekstil (di pasar) semakin menurun,” kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa. Di tengah kondisi itu, API berupaya mempertahankan operasional TPT agar tidak kolaps karena Covid-19.
Sementara itu, sejumlah perusahaan jasa pengiriman juga mengupayakan agar pengiriman barang tetap stabil. PT Jalur Nugraha Ekakuri (JNE), misalnya, berusaha tetap beroperasi selama masa pembatasan skala besar.
Presiden Direktur PT JNE Mohammad Feriadi menuturkan, jumlah pengiriman sepanjang Maret 2020 menurun 10-15 persen. ”Meski demikian, kami berkomitmen melayani pengiriman selama masa pandemi Covid-19,” tuturnya dalam laporan Kompas.com.
Public Relations J&T Express, Elena, juga berupaya menjaga kualitas layanan pengiriman. Sepanjang Maret, jumlah pengiriman J&T Express masih normal di angka 1 juta paket per hari. Perusahaan jasa ekspedisi juga berupaya menerapkan protokol pengiriman yang ketat untuk mencegah Covid-19. J&T Express, misalnya, menambah upaya penyemprotan cairan disinfektan pada setiap kantor operasional.
Kondisi saat ini memang serba sulit. Pemerintah telah meminta agar PSBB diterapkan mulai Selasa. Dengan demikian, semua pihak semestinya menerapkan pembatasan sesuai dengan protokol yang tersedia.
Terlepas dari kondisi penjualan pedagang yang menurun, sejumlah orang kini menyadari kesehatan begitu berharga lebih dari apa pun. Pembatasan berskala besar kini penting untuk memutus rantai penularan. Semua orang, tidak terkecuali pedagang, diharap dapat mempraktikkan hal ini hingga pandemi berlalu.