Sidoarjo Bentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tingkat Desa
›
Sidoarjo Bentuk Gugus Tugas...
Iklan
Sidoarjo Bentuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tingkat Desa
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai memproses pembentukan gugus tugas penanganan Covid-19 di tingkat desa, bahkan hingga rukun tetangga.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai memproses pembentukan gugus tugas penanganan Covid-19 di tingkat desa, bahkan hingga rukun tetangga. Hal itu dilakukan agar masyarakat tidak gagap menghadapi pandemi. Akan tetapi, sebaliknya, mampu memberdayakan diri sendiri lewat basis kelompok.
Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin, Selasa (7/4/2020), mengatakan, kesigapan masyarakat diperlukan untuk mengantisipasi masuknya pandemi ke wilayah mereka. Dengan kesigapan masyarakat desa, penanganan Covid-19 menjadi lebih cepat, tepat, dan terarah.
”Penanganan yang cepat dan tepat diharapkan bisa membantu memutus mata rantai penularan dan mencegah korban terdampak lebih banyak,” ujar Nur Achmad.
Pembentukan gugus tugas di tingkat desa sangat diperlukan karena merekalah yang paling tahu kondisi masyarakat. Pemerintah desa juga yang berurusan langsung dengan warga, termasuk orang dengan risiko, orang dengan pengawasan, keluarga pasien dengan pengawasan, dan keluarga pasien yang terkonfirmasi positif.
Pembentukan gugus tugas di tingkat desa memudahkan koordinasi dan penanganan di lapangan karena masing-masing pihak mengetahui peran dan tugasnya. Misalnya, pihak yang bertugas mengurus komunikasi dengan kecamatan dan Pemkab Sidoarjo. Ada juga pihak yang berperan di bidang sosialisasi kesehatan lingkungan, tanggap darurat, pemenuhan logistik, keamanan, serta karantina wilayah apabila diperlukan.
Laporkan pendatang
Pembentukan gugus tugas penanganan Covid-19 di tingkat desa ini mendesak karena jumlah penderita dan sebaran Covid-19 meningkat tajam di Sidoarjo. Daerah penyangga Surabaya ini merupakan zona merah dengan jumlah warga yang berisiko terpapar virus korona baru SARS-CoV-2 itu tertinggi kedua di Jawa Timur.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 277 orang. Adapun pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 77 orang dan pasien terkonfirmasi positif sebanyak 18 orang. Jumlah tersebut berpotensi bertambah setiap harinya sebab tingkat kepatuhan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan, seperti pembatasan sosial dan pembatasan fisik, belum optimal.
Di sisi lain, gelombang pemudik mulai berdatangan.
Di sisi lain, gelombang pemudik mulai berdatangan. Syaf meminta pemerintah desa mulai tingkat RT melaporkan para pendatang di lingkungannya kepada pemerintah desa untuk pendataan orang dengan risiko (ODR) Covid-19. Pendataan penting agar petugas puskesmas bisa memantau kondisi kesehatannya secara berkala selama 14 hari.
Terkait kedatangan pemudik atau pendatang dari luar kota, bahkan luar negeri, Pemkab Sidoarjo sudah mendapatkan izin dari Kementerian Tenaga Kerja untuk menggunakan balai latihan kerja di Kecamatan Tulangan sebagai ruang observasi atau rumah singgah selama mereka menjalani masa karantina 14 hari.
Meski demikian, proses penyiapan tempat obervasi berkapasitas 38 ruang atau tempat tidur itu belum selesai karena masih harus dilengkapi sarana dan prasarananya, seperti pengadaan tempat tidur, pendingin ruangan, serta menyiapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan logistik.
”Selama menunggu ruang observasi siap digunakan, pemudik akan diisolasi mandiri di rumahnya masing-masing dengan pengawasan dari dinas sosial dan pemeriksaan kesehatan oleh puskesmas terdekat,” ucap Syaf.
Meski menjalani isolasi mandiri, kebutuhan dasar ODP akan dipenuhi oleh pemerintah. ODP mendapat jatah makan sebanyak tiga kali sehari. Selain ODP, di Sidoarjo banyak PDP yang juga melakukan isolasi mandiri.
Syaf menambahkan, untuk mencegah penyebaran virus korona, pihaknya mengimbau masyarakat mengenakan masker. Pihaknya masih mengupayakan pemenuhan kebutuhan masker untuk 2,3 juta jiwa warga Sidoarjo. Pengadaan masker ini diupayakan melalui program tanggung jawab sosial kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar di Sidoarjo.