Tes Masif di Jawa Barat Menyasar Lembaga Pendidikan
›
Tes Masif di Jawa Barat...
Iklan
Tes Masif di Jawa Barat Menyasar Lembaga Pendidikan
Kasus positif Covid-19 ditemukan di lembaga pendidikan sejumlah instansi di Jawa Barat. Tes masif akan dilakukan di lembaga tersebut, terutama yang memiliki asrama, untuk memastikan peta persebarannya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kasus positif Covid-19 ditemukan di lembaga pendidikan sejumlah instansi di Jawa Barat. Tes masif akan dilakukan di lembaga tersebut, terutama yang memiliki asrama, untuk memastikan peta persebarannya.
Salah satu lembaga pendidikan yang akan mengikuti tes masif Covid-19 adalah pesantren. Hal ini disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam laporannya kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin melalui konferensi video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (7/4/2020).
”Di Jabar banyak pesantren. Mohon izin kepada ulama dan kiai, dalam minggu ini tes masif akan dilakukan di pesantren-pesantren. Semoga tidak ada kasus positif,” ujarnya.
Kamil mengatakan, tes masif Covid-19 perlu dilakukan sebanyak mungkin. Setelah mengetahui penyebarannya, akan dilanjutkan dengan pelacakan riwayat kontak dan upaya pengobatan.
Provinsi Jabar mempunyai sekitar 100.000 alat tes cepat atau rapid test. Sejumlah 63.000 di antaranya sudah didistribusikan ke 27 kabupaten/kota. Dari 21.600 hasil tes yang sudah masuk, ditemukan 826 kasus positif terinfeksi Covid-19.
Kasus positif melalui tes cepat itu akan dilanjutkan dengan tes diagnostik dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Metode ini menguji swab dari rongga hidung dan tenggorokan untuk mendapatkan hasil tes lebih akurat.
Salah satu lembaga pendidikan yang akan mengikuti tes masif Covid-19 adalah pesantren.
Kamil mengatakan, lembaga pendidikan menjadi kluster baru penyebaran Covid-19 di Jabar. Hal ini bermula saat ditemukannya sekitar 300 kasus positif dari tes masif di Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian (Setukpa), Kota Sukabumi.
Tes cepat dilakukan setelah sembilan siswa Setukpa memiliki gejala mirip Covid-19. Hasil rontgen memperlihatkan semacam ”kabut” atau flek di paru-paru. Lalu, tujuh siswa dirawat di RS Polri Kramatjati, Jakarta, dan dua dirawat di RS Bhayangkara Brimob, Kota Depok, Jabar. Kondisi mereka membaik.
Demi memastikan kondisi siswa lain, seluruh siswa Setukpa menjalani tes cepat. Hasilnya, 300 siswa positif.
”Sebanyak 300 orang itu kami perlakukan seperti orang dalam pengawasan (ODP) selama 14 hari,” demikian keterangan pers Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Raden Prabowo Argo Yuwono, Rabu (1/4/2020), di Jakarta (Kompas, 2/4/2020).
Kasus positif juga ditemukan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat di Kota Bandung, Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal (Pusdikajen) Kodiklat TNI AD di Kabupaten Bandung Barat, dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
”Di Jabar banyak pusat pendidikan TNI dan Polri. Dari indikasi ini, perlu semacam evaluasi bagi lembaga tersebut khususnya terkait siswa yang berkegiatan dan berkumpul di masa pandemi,” ujarnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, upaya tes masif diadakan di pesantren karena lembaga tersebut mempunyai banyak santri.
”Santri tinggal di kobong ramai-ramai. Kerawanannya, kalau ada satu saja yang terpapar akan berpotensi menular ke lainnya,” ujarnya.
Hingga Selasa pukul 21.43, pasien positif Covid-19 di Jabar berjumlah 343 orang. Sebanyak 17 pasien sembuh dan 29 pasien meninggal.
Total pasien dalam proses pengawasan 1.193 orang. Sementara 23.152 orang masih dalam proses pemantauan.