Sejumlah anak muda yang peduli dengan sampah laut menggelar aksi bersih-bersih pantai di Pantai Bunaken, Manado, Sulawesi Utara, pada Minggu (8/4/2020).
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Puluhan anak muda dari Komunitas 1000 Guru dan Komunitas Divers Clean Action yang bergabung di program KFC untuk Negeri melengkapi diri dengan sarung tangan kain, ransel berukuran kecil tahan air untuk menyimpan sampah, dan karung plastik, saat turun ke Pantai Bunaken, Manado, Sulawesi Utara, di sekitar resor Raja Laut, pada Minggu (08/04/2020). Kepedulian mereka pada sampah laut diwujudkan dengan aksi bersihersih pantai.
Penggagas Komunitas Divers Clean Action (DCA) Swietenia Puspa Lestari membagi peserta dalam beberapa kelompok, sesuai dengan jenis sampah yang harus dipungut. Ada kelompok yang memungut plastik yang bisa didaur ulang, yang lainnya memungut plastik sekali pakai seperti styrofoam dan kemasan sachet. Kelompok lainnya yang membersihkan sampah kertas dan karet seperti sandal. Jenis sampah lain yang dipungut yakni tekstil, kayu olahan, logam seperti kaleng, kaca, keramik, dan bahan berbahaya beracun(B3) seperti pampers dan baterai.
Dengan penuh semangat, para peserta yang sudah dibagi dalam kelompok-kelompok langsung menyebar untuk mengisi karungnya dengan berbagai jenis sampah. Saat pantai surut, terlihat banyak sampah yang bertebaran.
Keseruan aksi bersih pantai tak lepas dari candaan untuk menyegarkan suasana di sekitar Pantai Bunaken yang panas. "Plastik, plastik daur ulang. Buat modal balik ke Jakarta," ujar seorang pemuda berkeliling pantai sambil memungut botol plastik yang menyebar di sekitar pantai. Seketika candaannya mengundang tawa peserta lain yang sedang berkonsentrasi mencari sampai sesuai jenis yang ditetapkan.
Tak sampai satu jam, kegiatan bersih pantai disudahi. Swietenia meminta peserta untuk menimbang setiap karung dan menumpahkan isinya di atas pasir pantai yang dialasi plastik. Sebagian besar sampah yang terlihat adalah bekas botol aneka minuman. Selain itu, ada plastik kresek, dan sandal.
Dari kegiatan bersih pantai yang singkat itu terkumpul sampah sebanyak 31,75 kilogram. "Prihatin ya, dengan kondisi sampah di pantai. Harusnya pantai dan di mana saja bersih dari sampah. Di kegiatan kami di Komunitas 1000 Guru di daerah juga dikenalkan aksi bersih pantai atau sungai pada anak-anak sekolah. Sejak dini, anak-anak harus diajak peduli pada masalah sampah laut," ujar Destiana, salah seorang peserta dari Komunitas 1000 Guru.
Kenyataan lain yang lebih memprihatinkan adalah sampah yang dibuang pengunjung dan masyarakat di sekitar pantai ternyata sampai ke laut. Tim KFC untuk Negeri yang menyelam, menemukan sejumlah sampah plastik di dalam laut.
"Edukasi pada masyarakat untuk mengurangi produksi sampah dan mengelolanya harus terus dilakukan. Untuk itulah, kami mengembangkan program baru Marine Debris Rangers yang menggandeng komunitas anak muda di berbagai daerah di Indonesia," jelas Swietenia.
General Manager Marketing PT Fast Food Tbk Hendra Yuniarto mengatakan program pendidikan dan pelestarian lingkungan bagi masyarakat pesisir menjadi perhatian KFC dengan menggandeng dua komunitas. Di bidang pendidikan dilaksanakan program smart center yang memberikan makanan tambahan bergizi, literasi dan pemberantasan buta aksara dengan dukungan Komunitas 1000 Guru. Adapun untuk pelestarian lingkungan dilakukan lewat edukasi pemilahan dan pemanfaatan sampah di darat supaya tidak terbuang ke laut bekerja sama dengan Divers Clean Action.
"Kami menyatukan komitmen untuk membantu negeri di bidang pendidikan dan pelestarian lingkungan. Anak-anak sejak dini perlu dibantu untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan sadar pada tantangan lingkungan hidup yang dihadapi masalah bangsa ini," ujar Hendra.
Daerah bergerak
Ajakan untuk membangun kesadaran masyarakat mengelola sampah disebarkan pada komunitas anak muda di daerah. Salah satunya, Komunitas Sosapu Project yang diinisiasi Jerry Antou, mahasiswa Jurusan Aristektur Universitas Samratulangi, yang terlibat untuk mengedukasi anak-anak sekolah dan masyarakat di Pantai Bunaken dan Kota Manado. Ada dua sekolah yakni SDN Inpres Bunaken dan SDN Malalayang di Kota Manado yang ditetapkan sebagai sekolah binaan Marine Debris Rangers.
"Sosapu dalam bahasa Mando artinya membersihkan. Kami mengedukasi anak-anak SD di sekitar pantai untuk peduli soal sampah laut. Ada pendampingan untuk kegiatan ektrakurikuler yang menyenangkan supaya anak-anak terbiasa memilah sampah dan mengolah sampah jadi barang yang berguna," ujar Jerry.
Awalnya, Jerry mengaku hanya coba-coba ikut Indonesia Youth Marine Debris Summit (IYMDS) 2019 yang digelar Komunitas DCA. Menurut dia, ada kesadaran baru yang muncul dalam dirinya setelah mengetahui fakta ancaman sampah pada lingkungan. "Aku enggak nyangka bisa terpilih. Dari situ aku mau mendedikasikan diri untuk ikut mengatasi sampah laut," ujar Jerry.
Jerry dan relawan muda yang terlibat turun ke sekolah di SDN Inpres Bunaken dan SDN Malalayang selama enam bulan memberikan kegiatan ekstarurikuler. Tiap sekolah sudah dilengkapi dengan tiga tempat sampah yang diisi sampah sesuai gambar untuk memudahkan siswa. Lalu, ada kegiatan bermain dan seni yang intinya mengingatkan siswa untuk memilah dan mengolah sampah. Anak-anak sekolah ini kemudian menjadi bagian dari Marine Debris Rangers.
Selain itu, ada Komunitas Mudung Family yang beranggotakan pedagang dan penyelam di sekitar Pantai Malalayang Kota Manado. Kegiatan komunitas untuk mengedukasi masyarakat dan anak sekolah sudah berjalan dua tahun.
Berawal dari keprihatinan pada kondisi Pantai Malalayang yang dipenuhi sampah. Akibatnya, kecantikan di bawah laut tak bisa dinikmati. Padahal, pantai ini bisa jadi tujuan penyelaman yang dekat dari Kota Manado.
Ketua Mudung Family Jendry Sasiswa mengatakan, komunitas ini berasal dari sejumlah pasangan muda suami-istri yang mencintai laut. Mereka prihatin dengan Pantai Malalayang yang semakin kotor. Anggota komunitas mengedukasi puluhan pedagang di sekitar pantai supaya mengumpulkan sampah, bukan membuang ke laut.
"Paling banyak sampah kulit pisang. Di sini kan jualannya pisang goreng. Lalu sampah botol plastik minuman. Kami rutin menggelar bersih pantai sampai menyelam juga sambil mengumpulkan sampah. Lama-lama banyak yang tergerak," ujar Jendry.
Sejumlah plang bernada lucu dipasang di sekitar pantai. Tulisan di plang yang dipasang di sekitar pantai, antara lain berbunyi; buang sampah sembarangan didoakan jomblo seumur hidup, jangan buang sampah sembarangan, lebih baik buang pacar sembarangan.
Koordinator Lapangan Mudung Family, Wawan Flow (28), yang suka menjadi pendamping para penyelam, mengatakan, kesadaran masyarakat dan pengunjung sudah mulai muncul sejak edukasi dilakukan secara rutin. Banyak kegiatan yang dilakukan seperti bersih pantai dan laut setiap Sabtu hingga penanaman terumbu karang.
Kini, pantai semakin ramai dengan penyelam yang ingin menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikannya. "Memang kegiatan kami masih terbatas dan sering dari kocek pribadi. Dengan berjaring bersama DCA yang didukung KFC kami berharap bisa lebih mengembangkan kegiatan lagi untuk membangun kepedulian pada masalah sampah laut," kata Wawan.