Belum Dua Kali Dinyatakan Negatif, Pasien Positif Covid-19 di Banyuwangi Diizinkan Pulang
›
Belum Dua Kali Dinyatakan...
Iklan
Belum Dua Kali Dinyatakan Negatif, Pasien Positif Covid-19 di Banyuwangi Diizinkan Pulang
RSUD Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur, memulangkan pasien positif korona pertama di Banyuwangi. Pasien diizinkan pulang kendati belum dua kali hasil tes usap tenggorokan (swab) dinyatakan negatif.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — RSUD Blambangan Banyuwangi, Jawa Timur, memulangkan pasien positif korona pertama di Banyuwangi. Pasien diizinkan pulang kendati belum dua kali hasil tes usap tenggorokan (swab) dinyatakan negatif. Pasien akan menjalani karantina mandiri di rumahnya.
Kabar dipulangkannya pasien positif korona pertama Banyuwangi tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono ketika dihubungi dari Banyuwangi, Rabu (7/4/2020). Widji mengatakan, pasien positif Covid-19 asal Banyuwangi dinyatakan sembuh secara klinis dan laboratorium.
”Secara klinis, dokter spesialis paru RSUD Blambangan menyatakan pasien sembuh sejak minggu lalu. Secara laboratorium, hasil rapid test dan pemeriksaan tes swab di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya menunjukkan negatif Covid-19,” kata Widji.
Dinas Kesehatan Banyuwangi dan RSUD Blambangan pun mengizinkan pasien tersebut pulang berdasarkan hasil tes di BBTKLPP. Kondisi ini berbeda ketika pasien dinyatakan positif Covid-19 pada Senin (30/3/2020). Saat itu pasien dinyatakan positif kendati hasil tes usap tenggorokan di dua lembaga kesehatan menunjukkan perbedaan. BBTKLPP di Surabaya menunjukkan hasil negatif, sedangkan hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta menunjukkan hasil positif.
”Ya, anggap saja pasien tersebut sudah dua kali negatif, yaitu saat rapid test dan hasil tes dari BBTKLPP. Kami tidak bisa mengandalkan hasil dari Balitbangkes di Jakarta karena pasien sudah terlalu lama menunggu di ruang isolasi,” ujarnya.
Ya, anggap saja pasien tersebut sudah dua kali negatif, yaitu saat rapid test dan hasil tes dari BBTKLPP. Kami tidak bisa mengandalkan hasil dari Balitbangkes di Jakarta karena pasien sudah terlalu lama menunggu di ruang isolasi
Kabar dipulangkannya pasien positif Covid-19 itu juga dibenarkan Direktur RSUD Blambangan dr Indah Sri Lestari. Ia mengatakan, pasien dipulangkan sembari menunggu hasil tes dari Balitebangkes di Jakarta.
”Kami juga sudah konsultasi dengan Ketua Tim Pinere (Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging) Jawa Timur dr Soedarsono. Langkah ini juga biasa dilakukan di daerah lain. Saat dinyatakan sembuh secara klinis, pasien bisa dipulangkan,” tutur Indah.
Indah meyakinkan bahwa pasien benar-benar dalam keadaan baik. Pasien sudah bisa berjalan, berdiri, dan tidak menggunakan ventilator. Kondisi ini berbeda dengan saat pasien pertama kali dirawat. Atas dasar itu pula, pasien diizinkan pulang.
Kendati sudah dipulangkan ke rumahnya, lanjut Indah, petugas dari puskesmas setempat akan terus memantau kondisi pasien tersebut. Tidak hanya itu, pasien juga diminta melakukan kontrol kesehatan secara berkala ke RSUD Blambangan.
Kabar kepulangan pasien positif korona yang dinyatakan sembuh disambut reaksi beraneka ragam oleh masyarakat Banyuwangi. Banyak yang bersyukur atas kabar tersebut, tetapi tak sedikit pula yang mengkhawatirkan kondisi tersebut karena pasien itu masih menunggu hasil uji usap tenggorokan kedua dan dianggap belum benar-benar bebas Covid-19
”Saya sebagai warga Muncar yang menjadi daerah asal pasien tersebut tentu khawatir. Benarkah tetangga saya ini sembuh? Apa buktinya? Pemerintah dan rumah sakit tidak pernah mengumumkan dua kali hasil negatif tes Covid-19,” ujar Ulil Albab, warga desa Wringinputih, Kecamatan Muncar.
Ulil mengatakan, dirinya dan keluarganya khawatir karena saat ini warga tidak sempat saling mengawasi dan mengingatkan karena sibuk dengan urusan pribadi. Berdasarkan pantuan Ulil di lingkungan sekitarnya tiga hari terakhir, jalanan kembali ramai setelah sebelumnya sepi karena kebijakan pembatasan sosial.
”Warung nasi pecel yang sempat tutup seminggu terakhir, hari ini kembali buka. Warga yang sempat libur bermain domino di warung, sekarang sudah kembali ramai. Mereka menganggap dirinya sudah aman karena sudah menjaga jarak selama 14 hari terakhir sehingga kini mereka kembali beraktivitas seperti biasa,” katanya.