Masih berlangsungnya wabah penyakit Covid-19 akibat virus korona baru memunculkan perasaan senasib, sepenanggungan, dan kekeluargaan di kalangan masyarakat dalam upaya mempertahankan kehidupan bersama.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·5 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Masih berlangsungnya wabah penyakit Covid-19 akibat virus korona baru memunculkan perasaan senasib, sepenanggungan, dan kekeluargaan di kalangan masyarakat dalam upaya mempertahankan kehidupan bersama. Kebersamaan dan kepedulian sosial, yang dikenal masyarakat Bali dengan semangat sagilik saguluk salunglung sabayantaka, ditunjukkan berbagai kalangan di Kota Denpasar.
Dari pihak pemerintah daerah, misalnya, Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar kembali membagikan masker ke warga, khususnya para pedagang di pasar. Rabu (8/4/2020), sebanyak 1.689 masker diberikan ke pedagang dan pegawai pasar di Pasar Badung, Kota Denpasar.
Adapun masker itu dikumpulkan K3S Kota Denpasar dari donatur melalui Gerakan 10.000 Masker. Selain membagi-bagikan masker, pihak K3S Kota Denpasar yang dipimpin Ketua K3S Kota Denpasar Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra juga menyosialisasikan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam upaya mencegah penyakit Covid-19.
Selain dari hasil pribadi, kami juga mendapat donasi, tetapi jumlahnya tidak banyak.
Kepedulian sosial juga digalang kalangan pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Denpasar. Pemilik usaha Kedai Millionare, Veni Novitasari (40), menunjukkan kepeduliannya dengan membagikan paket bahan kebutuhan pokok, yang terdiri dari 1 kilogram beras, 0,5 liter minyak goreng, dan 3 bungkus mi instan, kepada pengendara ojek daring dan warga yang membutuhkan. Selain paket bahan kebutuhan pokok itu, Veni juga membagikan makanan jadi.
Meskipun paket bahan kebutuhan pokok yang dibagikan Veni bersama kawan-kawannya pada Senin (6/4) tidak dalam jumlah banyak, yakni 50 paket, bantuan itu sangat berarti bagi yang memerlukan. Di sisi lain, Veni juga mengaku usaha kedainya juga terimbas dampak penyakit Covid-19. ”Selain dari hasil pribadi, kami juga mendapat donasi, tetapi jumlahnya tidak banyak,” kata Veni saat ditemui di kedainya di Jalan Tukad Yeh Aya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Selasa (7/4/2020).
Selain Veni, pengusaha muda lain, Ketut Gede Yoga Pustaka (25), membuat gerakan ”Dapur #GiziUntukMedis”, yakni dengan memasak dan mendistribusikan paket makanan bergizi dan minuman sehat ke petugas kesehatan serta petugas ambulans Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Yoga yang menjalankan usaha ”Bron, The Urban Cafe” di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, membuat lalu membagikan paket makanan itu bagi puluhan petugas yang bekerja di malam hari.
”Kami mendistribusikan makanan bergizi dan minuman sehat mulai sore hari, khususnya kepada petugas yang mendapat giliran berjaga di malam hari,” kata Yoga di Kafe Bron, Denpasar, kepada Kompas, Rabu (8/4).
Ia beralasan, berlakunya pembatasan fisik dan pembatasan sosial menyebabkan masyarakat, termasuk para petugas kesehatan dan petugas penanganan kebencanaan, terkendala membeli makanan di malam hari lantaran warung makan sudah tutup.
Adapun paket makanan dan minuman yang disiapkan di Kafe Bron adalah makanan dan minuman kekinian, di antaranya paket nasi mangkok (rice bowl) dan jus sehat (healthy juice). Yoga menuturkan, menu yang mereka masak lalu didistribusikan kepada para petugas kesehatan dan petugas BPBD itu dinilai sudah memenuhi kebutuhan gizi sehingga diharapkan dapat membantu petugas menjaga kesehatan mereka selama menjalankan tugas.
Kepedulian serupa juga ditunjukkan para pengurus (prajuru) banjar adat dan desa adat di sejumlah tempat di Kota Denpasar. Misalnya, di Banjar Padangsumbu Tengah, Desa Padangsambian Klod, Kecamatan Denpasar Barat, prajuru banjar setempat membagikan paket bahan kebutuhan pokok, yakni beras, minyak goreng, dan gula pasir, untuk 120-an keluarga di banjar tersebut.
Berdampak luas
Lebih lanjut Yoga mengakui wabah penyakit Covid-19 berdampak luas, tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, tetapi juga terhadap kegiatan sosial dan bisnis, termasuk terhadap usaha kafenya itu. Yoga mengatakan, usaha kafe tutup sementara sejak sebulan terakhir akibat wabah penyakit Covid-19 dan karyawannya dirumahkan sementara.
”Sebagian karyawan saya masih indekos, mereka juga kebingungan karena tidak ada pekerjaan dan tidak bisa pulang ke daerah asalnya,” katanya. Yoga lantas berdiskusi dengan sejawatnya di Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Bali sebelum menjalankan gerakan ”Dapur #GiziUntukMedis” itu di tempat usahanya. Idenya lantas mendapat dukungan dari teman-teman muda lain, termasuk politisi Anak Agung Gede Agung Suyoga (25).
Yoga juga menghubungi karyawannya yang masih menganggur dan mengajak mereka untuk terlibat dalam gerakan kemanusiaan itu. Ajakan Yoga ternyata disambut dengan baik. ”Saya bersyukur mereka juga peduli dan mau diajak dalam gerakan dapur gizi ini. Mereka juga mau karena bisa bekerja lagi,” ujar Yoga.
Sejak Senin (6/4), Yoga bersama karyawannya memasak dan mengolah menu di Kafe Bron. Yoga menuturkan, setiap hari, mulai Senin, mereka membuat 90 paket makanan yang langsung mereka kirim ke belasan puskesmas di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung serta empat pos ambulans PMI di Kota Denpasar. Paket makanan itu dibagikan kepada petugas yang berjaga malam. ”Kami juga menyalurkan donasi berupa bahan makanan, seperti sayur dan beras, ke rumah sakit,” kata Yoga.
Ditemui terpisah, Suyoga, membenarkan dirinya terlibat bersama Yoga di gerakan ”Dapur #GiziUntukMedis” itu. ”Saya tertarik dan ikut gerakan dapur gizi yang dikerjakan Yoga itu karena kami sama-sama merasakan persoalan yang sama, banyak orang sedang kesulitan akibat kejadian (penyakit Covid-19) ini,” ujar Suyoga.
Selain terlibat di gerakan ”Dapur #GiziUntukMedis” bersama Yoga di Kafe Bron, Suyoga dan teman-temannya di kawasan Sanur, Denpasar, juga membuat larutan disinfektan yang kemudian mereka bagikan kepada warga yang memerlukan. Mereka memanfaatkan jasa ojek daring untuk mengirim paket cairan disinfektan itu.
”Saya membeli larutan disinfektan yang masih pekat lalu kami mencampurkannya dengan air dan membotolkannya,” kata Suyoga yang menggunakan lini media sosial Relawan Agung Suyogadi di Instagram ataupun Facebook untuk berhubungan dengan warga yang memerlukan cairan disinfektan secara cuma-cuma.
”Saya hanya meminta mereka agar mengirimkan botol plastik bekas ukuran 1,5 liter agar bisa dipakai lagi,” ujarnya.
Di tempat berbeda, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, kepedulian masyarakat Bali dengan semangat gotong royong menjadi ikhtiar bersama di Bali dalam menghadapi wabah penyakit Covid-19.
Hal itu dikatakan Rentin ketika menerima donasi berupa 2.000 masker dari Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Bali di Pos Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali di Renon, Kota Denpasar, Selasa.
Dalam acara penyerahan bantuan 2.000 masker dari Gerakan Pramuka Kwarda Bali, Wakil Ketua Pembinaan Anggota Dewasa Gerakan Pramuka Kwarda Bali I Made Miasa mengatakan, kalangan Pramuka peduli dan terpanggil untuk berpartisipasi melalui donasi masker itu.