Etiopia Siapkan 40.000 Perempuan Penyuluh Kesehatan
›
Etiopia Siapkan 40.000...
Iklan
Etiopia Siapkan 40.000 Perempuan Penyuluh Kesehatan
Etiopia mengandalkan perempuan dalam meredam pandemi Covid-19. Itu karena selama bertahun-tahun mereka teruji mampu menangani isu-isu terkait kesehatan reproduksi. Pada 2000, mereka mampu menekan angka kematian ibu.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
ADDIS ABABA, RABU — Jika negara lain mengandalkan pemakaian masker dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebagai upaya membendung pandemi virus korona baru, Etiopia mengandalkan sumber dayanya yang telah teruji: perempuan. Sedikitnya 40.000 perempuan dikerahkan menjadi penyuluh kesehatan.
Puluhan ribu perempuan itu disiapkan untuk menjadi penyuluh kesehatan dari pelosok perdesaan hingga di kota-kota besar. Mereka kini sedang dilatih untuk menyebarkan informasi akurat tentang Covid-19 dan langkah-langkah antisipasi terhadap penularannya. Mereka juga bertugas meluruskan mitos-mitos dan informasi hoaks yang beredar.
”Pasukan” perempuan penyuluh kesehatan ini bukan hal baru. Selama bertahun-tahun Etiopia mengandalkan mereka untuk menangani isu-isu terkait kesehatan reproduksi. Mayoritas dari mereka juga telah membantu mengurangi kematian ibu pada tahun 2000-an.
Sebagai penyuluh kesehatan, mereka akan membantu memperbaiki masalah kebersihan, memantau kasus-kasus baru, dan melawan mitos-mitos terkait Covid-19 yang telah menulari 10.000 orang di Afrika.
Latar belakang perempuan penyuluh kesehatan ini beragam, ada yang baru saja lulus kuliah dan berusia 20-an, ada pula ibu rumah tangga berpendidikan tinggi yang sudah berpengalaman mengajar kesehatan reproduksi pada keluarga-keluarga.
Kepercayaan masyarakat terhadap mereka sudah terbangun sejak bertahun-tahun lalu. Mereka akan bisa membantu mendekati masyarakat secepat mungkin
”Kepercayaan masyarakat terhadap mereka sudah terbangun sejak bertahun-tahun lalu. Mereka akan bisa membantu mendekati masyarakat secepat mungkin,” kata Temesgen Ayehu dari Kementerian Kesehatan Etiopia.
Sampai sejauh ini tercatat ada 52 kasus positif Covid-19 di Etiopia. Banyak pihak khawatir wabah ini akan merajalela di Etiopia yang berpenduduk 105 juta jiwa karena hanya sedikit warga yang bisa mengakses dokter atau rumah sakit. Untuk itu, peran perempuan penyuluh kesehatan menjadi sangat penting.
”Masyarakat sudah mengenal mereka dan selama ini mau mendengarkan. Mereka yang membantu perempuan saat hamil, melahirkan, hingga membantu imunisasi. Jadi, mereka sudah mengenal warga dengan baik,” kata Direktur Kesehatan Publik Amref Health Afrika untuk Wilayah Etiopia, Misrak Makonnen.
Ribuan perempuan itu dilatih untuk menyebarkan informasi dan kesadaran mengenai Covid-19, mengidentifikasi gejala-gejala, dan melacak jejak perjalanan dan interaksi sesama warga.
Bagian paling sulit dalam tugas ini adalah berbicara dengan para pemimpin agama untuk meluruskan mitos-mitos Covid-19. Ini sulit karena di Etiopia masih kuat pengaruh kepercayaan tradisional di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
”Banyak orang percaya Tuhan akan menyelamatkan mereka atau jamu tradisional akan melindungi diri dari virus,” kata Yirgalem Eshetu (23), penyuluh kesehatan di ibu kota Addis Ababa.
Eshetu mengaku tidak akan menentang masyarakat karena mereka pasti nanti akan defensif dan tidak mau mendengarkannya lagi. Namun, ia tetap akan berusaha mengajak warga melakukan langkah-langkah antisipatif melawan Covid-19 dengan cara seperti menjaga jarak fisik dengan orang lain.
”Saya sebenarnya sangat takut tertular kalau saya harus sosialisasi dari rumah ke rumah. Namun, ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab saya,” ujarnya.
Peran penyuluh kesehatan ini penting sehingga pemerintah harus ekstra hati-hati. ”Kami harus melatih dan memperlengkapi mereka dengan baik. Jika tidak, mereka bisa menjadi sumber penularan virus, terutama jika mereka sosialisasi dari rumah ke rumah dan melacak jejak virus,” kata Azeb Tesema, asisten professor kesehatan masyarakat di Mekelle University, Etiopia. (REUTERS)