Komunitas Duafa di Purwokerto Diberdayakan Membuat Masker
›
Komunitas Duafa di Purwokerto ...
Iklan
Komunitas Duafa di Purwokerto Diberdayakan Membuat Masker
Sebanyak 120 anggota kelompok duafa binaan Pusat Studi Dakwah Komunitas Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, diberdayakan memproduksi masker.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sebanyak 120 anggota kelompok duafa binaan Pusat Studi Dakwah Komunitas Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, diberdayakan memproduksi masker. Setiap hari, komunitas ini bisa memproduksi 1.000 lembar masker.
”Sebetulnya bisa produksi sekitar 1.500 masker, tetapi terkendala jumlah mesin jahit yang dimiliki,” kata Penanggung Jawab dan Koordinator Komunitas Duafa Binaan PSDK Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Bayu Kurniawan, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, saat dihubungi, Rabu (8/4/2020).
Bayu menyampaikan, para kaum duafa ini terdiri dari berbagai latar belakang, antara lain mantan pekerja seks komersial, pengemis, tukang becak, dan pemulung. Usia mereka pun bervariasi, mulai dari anak-anak hingga usia dewasa. ”Anak-anak didampingi supaya tidak meneruskan pekerjaan orangtuanya,” ujarnya.
Masker yang diproduksi komunitas ini memiliki dua lapisan dengan bahan oxford dan dilengkapi tali karet. Harga jualnya Rp 4.000-Rp 4.500 per lembar. ”Saya bersyukur bisa dapat pelatihan menjahit dan senang bisa ikut menyiapkan masker bagi warga untuk cegah korona,” kata Jumadi (29), yang biasa mengamen di Purwokerto. Jumadi bisa membuat 70 lembar masker per hari.
Sementara itu, Rektor UMP Anjar Nugroho mengungkapkan, menyikapi pandemi Covid-19 yang saat ini terus berkembang, UMP melakukan berbagai aksi cepat. Hal itu khususnya memberikan bantuan yang esensial bagi mereka yang terkena dampak.
Mulai dari pembagian hand sanitizer gratis, mendirikan posko Covid-19, membagikan sembako, serta memperdayakan komunitas duafa. ”Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mengendalikan penyebaran pandemi ini dengan apa pun yang dapat kami lakukan,” kata Anjar.