Akibat pandemi Covid-19, okupansi (tingkat keterisian) hotel di Sumsel turun hingga 80 persen. Apabila hal ini terjadi sampai empat bulan ke depan, dikhawatirkan banyak karyawan yang terdampak bahkan sampai dirumahkan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Akibat pandemi Covid-19, okupansi (tingkat keterisian) hotel di Sumsel turun hingga 80 persen. Apabila hal ini terjadi sampai empat bulan ke depan, dikhawatirkan akan banyak karyawan hotel yang terdampak bahkan sampai dirumahkan. Pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada sektor ini agar bisa terus beroperasi.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Selatan Herlan Aspiudin, Rabu (8/4/2020), mengungkapkan, saat ini dari sekitar 300 hotel di Sumsel sudah ada delapan yang memutuskan untuk menutup sementara hotelnya.
”Kalaupun ada yang masih beroperasi, tingkat okupansinya turun hingga 80 persen,” katanya.
Akibat sepinya pengunjung, setidaknya ada delapan hotel yang harus tutup. Kedelapan hotel yang tutup ini sebagian besar ada di Palembang, yakni empat hotel, dan sisanya tersebar di Lubuk Lingga, Ogan Komering Ulu Timur, dan Musi Rawas Utara.
Kalaupun ada yang masih beroperasi, tingkat okupansinya turun hingga 80 persen. (Herlan Aspiudin)
Herlan mengungkapnya, penurunan ini terjadi sejak beberapa bulan lalu, tepatnya ketika wabah Covid-19 mulai masuk Indonesia. Hal ini tentu memukul sektor perhotelan yang menjadi salah satu tulang punggung pendapatan daerah.
Kontribusi hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Palembang saja bisa mencapai Rp 250 miliar pada 2019. Tahun ini ditargetkan bisa mencapai Rp 400 miliar. Namun, hal itu akan sulit tercapai jika kondisi ini masih terus berlangsung.
Apalagi, hotel di Sumsel mengandalkan meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE). ”Larangan berada di kerumunan, kegiatan seperti ini berkurang bahkan hilang,” katanya. Kini dengan tidak adanya kegiatan pertemuan, pendapatan hotel jauh menurun.
Penurunan lantas berdampak pada pengurangan aktivitas pekerja hotel karena setiap hotel memutuskan untuk mempekerjakan karyawannya secara bergiliran.
”Sekarang, kebanyakan dari mereka bekerja bergiliran secara mingguan,” kata Herlan.
Padahal, orang yang berkecimpung di bidang perhotelan di Sumsel bisa mencapai 10.000 orang. ”Saat ini, manajemen hotel sedang berusaha mencari strategi untuk bisa bertahan dari kondisi ini. Ada yang menyewakan kamar untuk isolasi mandiri, ada juga yang membuka layanan pesan antar,” katanya.
General Manager Hotel Santika Palembang Hendri Maryanto menuturkan, akibat pandemi Covid-19, okupansi di hotelnya hanya 30 persen. Turun jauh dari okupansi rata-rata yang bisa mencapai 80 persen. ”Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya acara pertemuan. Padahal, itu adalah salah satu sumber pendapatan hotel,” katanya.
Saat ini, kegiatan pemerintahan tidak ada lagi, dan hanya tinggal mengharapkan pengunjung hotel dari pihak swasta dan pemesan daring. ”Tingkat keterisian yang hanya 30 persen tidak mencukupi untuk memenuhi ongkos produksi,” kata Hendri.
Bahkan, karena rendahnya okupansi, pihaknya menurunkan harga sampai hampir 50 persen. ”Sekarang harga promo senilai Rp 450.000 per malam,” ujarnya.
Selain itu, beberapa cara juga dilakukan termasuk melakukan efisiensi operasional.
Sebenarnya, Hendri berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memberikan setidaknya subsidi untuk meringankan beban sektor perhotelan yang berdampak besar saat Covid-19 terjadi. ”Kami sangat berharap setidaknya ada subsidi listrik, sepanjang Covid-19 ini,” katanya.
Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Nur Purwoko Widodo mengatakan pentingnya untuk terus menjaga jarak agar penularan virus ini tidak meluas. Nur mengatakan, sampai saat ini ada 16 orang di Sumsel yang dinyatakan positif Covid-19. Sementara jumlah orang dalam pemantauan mencapai 1.831 orang dengan 914 orang selesai dipantau dan 917 orang masih dalam pemantauan.
Adapun pasien dalam pengawasan (PDP) di Sumsel mencapai 54 orang dengan 32 PDP dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang, sedangkan 22 orang masih dirawat. Jumlah sampel yang diperiksa mencapai 125, dengan16 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 71 orang dinyatakan negatif, serta 38 sampel masih dalam pemeriksaan.