Pasien Positif dan PDP Terus Meningkat, Warga Sumut Diminta Disiplin
›
Pasien Positif dan PDP Terus...
Iklan
Pasien Positif dan PDP Terus Meningkat, Warga Sumut Diminta Disiplin
Masyarakat Sumut diminta lebih disiplin mengisolasi diri di rumah, memakai masker jika keluar, dan tidak bepergian ke keramaian untuk menekan jumlah pasien yang harus dirawat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sumatera Utara terus menambah rumah sakit rujukan untuk mengimbangi peningkatan pasien positif Covid-19 dan pasien dalam pengawasan yang terus meningkat. Masyarakat diminta lebih disiplin mengisolasi diri di rumah, memakai masker jika keluar, dan tidak bepergian ke keramaian untuk menekan jumlah pasien yang harus dirawat.
”Seberapa banyak pun kapasitas rumah sakit disediakan tidak ada artinya kalau semakin banyak yang sakit. Mari kita berupaya memutus rantai penularan di masyarakat,” kata juru bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah, dalam konferensi pers melalui saluran Youtube dari Medan, Rabu (8/4/2020).
Aris mengatakan, jumlah pasien positif di Sumut pada Rabu mencapai 84 orang, naik 8 orang dibandingkan dengan hari sebelumnya yang berjumlah 76 orang. Jumlah PDP yang mendapat perawatan di rumah sakit pun sudah mencapai 140 orang, naik dari 133 orang hari sebelumnya.
Pasien tersebut dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan di Sumut, seperti Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan, RS Martha Friska Medan, RSUD Deli Serdang, dan RS dr GL Tobing Deli Serdang. Aris mengatakan, kapasitas rumah sakit rujukan di Sumut saat ini 500 kamar isolasi. Pihaknya berencana menambah kamar isolasi hingga 1.500 jika dibutuhkan.
Selain itu, warga juga perlu mewaspadai adanya golongan baru dalam penularan wabah ini, yaitu orang tanpa gejala (OTG). OTG memiliki suhu tubuh normal, tidak batuk, tetapi bisa membawa virus karena daya tahan tubuh kuat.
Agar para perantau sebisa mungkin tidak mudik dulu ke Sumut.
Aris mengatakan, Sumut saat ini mengantisipasi peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang disebabkan arus mudik dari Jakarta dan sekitarnya. Pihaknya mengimbau agar para perantau sebisa mungkin tidak mudik dulu ke Sumut. Mereka yang terpaksa untuk pulang kampung ke Sumut diminta untuk mengisolasi diri secara mandiri di rumah selama 14 hari.
Terkait penetapan pembatasan sosial skala besar (PSBB) di Sumut, Pemprov Sumut sedang berkoordinasi dengan beberapa lintas sektor yang ada di Pemprov Sumut dan dengan lintas sektor lainnya, seperti instansi vertikal.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Kota Tanjungbalai, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengunjungi tempat isolasi TKI dari Malaysia yang terletak di Kecamatan Sei Tualang Raso. Gubernur bertemu dengan 20 TKI yang sedang dikarantina. Di situ terdapat 1 ibu hamil, 1 warga Jakarta, dan 1 warga Madiun.
Edy mengatakan, meskipun belum ditemukan kasus positif Covid-19 di Kota Tanjungbalai, kota pelabuhan itu ditetapkan pemerintah berstatus zona merah karena letak geografisnya. ”Karena banyaknya pelabuhan di antara Kota Tanjungbalai dan Kabupaten Asahan, para TKI dari negara Malaysia pasti berlabuhnya ke sini, seperti tadi ada yang asal Jakarta dan Jawa Timur semuanya berlabuh ke sini. Namun, saat ini sudah diisolasi oleh bapak Wali Kota Tanjungbalai. Dikatakan zona merah agar diperhatikan datangnya orang, terutama dari Malaysia,” kata Edy.
Edy juga mengunjungi rumah sakit di daerah untuk memantau kesiapan mereka merespons pasien Covid-19, seperti RSUD Tengku Mansyur di Tanjung Balai dan RSUD Batubara. Sebelumnya gubernur juga mengunjungi RSUD Padang Sidimpuan dan RSUD Djaseman Saragih di Pematang Siantar. Saat kunjungan-kunjungan itu, dirinya membantu kelengkapan rumah sakit, seperti memberikan alat pelindung diri untuk petugas medis dan peralatan tes cepat (rapid test).
Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia Kota Medan Harry Butar-Butar mengatakan, sejak pandemi Covid-19 menyebar, PMI Medan kekurangan stok darah. Banyak pendonor rutin yang tidak mendonorkan darah karena takut tertular Covid-19. PMI Medan yang biasanya mempunyai stok 1.500 kantong darah, kini hanya 500 kantong saja.
”Kami sangat menyetujui anjuran pemerintah untuk tetap di rumah. Namun, ada beberapa hal yang harus kita pikirkan. Kita juga harus memikirkan penanganan penyakit lain yang sangat membutuhkan donor darah,” kata Harry.
Harry mengatakan, mereka menyiapkan prosedur donor darah agar aman bagi para pendonor. Mereka hanya akan melayani 5-10 orang dalam satu ruangan dengan jarak masing-masing minimal 2 meter. Arus masuk dan keluar orang juga diatur supaya tidak bertemu dan bersinggungan sehingga semua kegiatan donor darah aman.
Harry mengatakan, beberapa instansi pemerintahan yang sempat membatalkan kegiatan donor darah rutin kini sudah menjadwalkan kembali rencana donor darah. Ia berharap para pendonor rutin lainnya juga bisa kembali mendonorkan darah agar kebutuhan di Medan bisa tercukupi. (*)