Usul Komisi X DPR untuk melanjutkan kompetisi di tengah pandemi Covid-19 tanpa penonton dinilai tidak memungkinkan oleh induk cabang olahraga.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Komisi X mengusulkan kompetisi olahraga, seperti sepak bola dan bulu tangkis, dilanjutkan dengan syarat tanpa penonton. Usulan tersebut dinilai tidak memungkinkan oleh induk cabang olahraga.
Sejumlah usulan disampaikan Komisi X DPR dalam rapat dengar pendapat secara virtual bersama pengurus cabang dan atlet nasional pada Rabu (8/4/2020). Salah satu usulan yang disampaikan adalah menjalankan kembali kompetisi di tengah pandemi Covid-19.
Saran tersebut disampaikan oleh anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Rano Karno. Menurut dia, kompetisi sangat mungkin berlangsung lagi. Syaratnya, pertandingan dijalankan tanpa penonton.
Kompetisi perlu digulirkan lagi, jelas Rano, agar tetap ada uang yang mengalir dari hak siar televisi. Uang itu bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan mandeknya gaji pemain dan pelatih. ”Kan, bisa jadi ajang hiburan juga untuk masyarakat,” tambahnya.
Meski diakui sebagai usulan bagus, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan menyatakan hal tersebut tidak memungkinkan. Opsi melanjutkan kompetisi memang diserahkan ke asosiasi setiap negara.
”Kita pernah mendiskusikan opsi tanpa penonton ke FIFA. Mereka memberikan keputusan ke asosiasi masing-masing. FIFA hanya menyampaikan untuk mengutamakan keselamatan,” ucapnya dalam RDP itu.
Melanjutkan kompetisi tanpa penonton tidak realistis karena sulit mengordinasikan 50 orang, yang terdiri dari pelatih, pemain, dan staf, dalam satu tempat sekaligus. Apalagi, jumlah kasus Covid-19 semakin meningkat yang saat ini sudah lebih dari 2.000 orang.
”Belum sekarang, kan, sudah PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Apa bisa kita mendapat izin dari kepala daerah setempat dan kepolisian juga,” ungkapnya.
Kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 sudah dihentikan sementara sejak Maret 2020. Liga dibekukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Adapun situasi darurat yang diberlakukan pemerintah baru akan berakhir pada 29 Mei.
Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Achmad Budiharto. Menurut dia, keputusan menunda Indonesia Terbuka, yang seharusnya berlangsung Juni, sudah tepat. Kompetisi tanpa penonton tidak realistis untuk dilakukan.
”Pertama terkait perizinan. Lalu masalah kepesertaan, kan turnamen kita sifatnya internasional. Tentu akan sulit mengundang atlet dari luar negeri. Belum juga masalah sponsor keberatan tanpa penonton,” terang Achmad.