Arab Saudi Beli Saham Empat Perusahaan Minyak Eropa
›
Arab Saudi Beli Saham Empat...
Iklan
Arab Saudi Beli Saham Empat Perusahaan Minyak Eropa
Aksi beli yang dilakukan Arab Saudi itu terjadi pada saat harga minyak naik tajam pekan lalu. Riyadh sendiri tengah terlibat perang harga minyak dengan Mokswa.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
DUBAI, KAMIS — Arab Saudi lewat dana investasi negara, Dana Investasi Publik (PIF), mengakumulasi saham senilai sekitar 1 miliar dollar AS di empat perusahaan minyak utama Eropa. Pembelian saham selama penurunan di industri minyak dan gas global terjadi karena permintaan energi merosot akibat pandemi Covid-19.
Merujuk laporan media Wall Street Journal (WJS), Rabu (8/4/2020), keempat perusahaan tersebut adalah Equinor ASA Norwegia, perusahaan energi Anglo-Belanda Royal Dutch Shell, Total SA Perancis, dan SPA Eni Italia.
Riyadh sendiri tengah terlibat perang dagang minyak dengan Mokswa dan berada dalam negosiasi terkait pengaturan produksi mereka. Seorang pejabat Saudi yang dikutip WSJmengatakan, kesepakatan terkait aktivitas pembelian saham serupa dapat terjadi lagi di masa depan.
”PIF mulai aktif lagi di pasar. Saya tidak akan terkejut jika kita melihat kesepakatan yang sama lagi,” kata pejabat itu.
Sebagaimana dilaporkan media itu, pihak PIF membeli saham Equinor senilai 200 juta dollar AS. Aksi beli dilakukan pada saat harga minyak naik tajam pekan lalu. Tidak diperoleh informasi waktu maupun nilai pembelian saat PIF mengakumulasi saham tiga perusahaan raksasa energi Eropa lainnya itu.
Namun, jika diakumulasi, nilai transaksi pembelian saham empat perusahaan itu mencapai 1 miliar dollar AS. Tak satu pun dari perusahaan-perusahaan itu mengomentari laporan WSJ.
PIF adalah kendaraan Putra Mahkota Arab Saudi, Saudi Mohammed bin Salman (MBS), untuk meningkatkan investasi Saudi di dalam dan luar negeri. Melalui dana kelolaan itu, Pangeran MBS berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi dari semata menggantungkan diri pada minyak.
Diketahui, PIF antara lain juga mengelola lebih dari 300 miliar dollar AS dalam bentuk aneka aset dan kepemilikan saham di perusahaan mobil listrik Uber dan Lucid Motors. Pihak PIF juga telah mengalokasikan 45 miliar dollar AS dari total Dana Visioner perusahaan SoftBank senilai 100 miliar dollar AS.
Proses negosiasi
Saudi bersama Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia dijadwalkan bertemu pada Kamis (9/4/2020) untuk mencoba menyetujui pengurangan produksi minyak. Namun upaya mereka untuk mengatasi penurunan harga yang ditimbulkan selama pandemi virus korona tipe baru itu telah dipersulit oleh persaingan sekaligus permusuhan keduanya, plus keengganan AS untuk bergabung dalam aksi tersebut.
Permintaan bahan bakar global telah merosot 30 persen karena aktivitas penguncian wilayah telah menghentikan operasional perusahaan maskapai, mengurangi penggunaan kendaraan, dan mengurangi kegiatan ekonomi.
Permintaan bahan bakar global telah merosot 30 persen karena aktivitas penguncian wilayah telah menghentikan operasional perusahaan maskapai, mengurangi penggunaan kendaraan dan mengurangi kegiatan ekonomi. Harga minyak mentah telah merosot di bawah biaya produksi bagi banyak produsen, termasuk industri minyak serpih AS.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan, pekan lalu, kesepakatan yang ditengahinya dengan pemimpin OPEC Saudi dan Rusia dapat menyebabkan pengurangan produksi minyak.
Volumenya diperkirakan 10-15 juta barel per hari atau 10-15 persen dari pasokan global, suatu pengurangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Riyadh dan Moskwa telah mengisyaratkan persetujuan mereka untuk pengurangan produksi secara signifikan. Namun, hal itu akan bergantung pada AS dan lainnya di luar kelompok yang dikenal sebagai OPEC + bergabung.
Trump memimpin posisi sebagai negara dengan produksi minyak terbesar di dunia, tetapi pemerintahannya tidak menunjukkan keinginan untuk memandatkan pengurangan pasokan secara domestik.
Departemen Energi AS telah menggemakan pandangan itu pada awal pekan ini, dengan pernyataan bahwa produksi minyak di negara itu sudah jatuh tanpa campur tangan pemerintah.
Ditanya apakah penurunan alami dalam produksi minyak AS karena harga yang lemah dapat dianggap sebagai pengurangan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rabu, ”Ini adalah pengurangan yang benar-benar berbeda. Anda membandingkan penurunan permintaan secara keseluruhan dengan pemotongan yang ditujukan untuk menstabilkan pasar global. Ini adalah konsep yang berbeda dan mereka tidak dapat disamakan,” kata Peskov.
Pertemuan OPEC + pada Kamis ini melalui konferensi video akan diikuti pertemuan para menteri energi dari Kelompok 20 negara (G-20) pada Jumat. Untuk mengetahui bagaimana pemotongan akan dibagikan di antara produsen, Moskwa, Riyadh dan lainnya perlu menyepakati tingkat produksi yang akan digunakan sebagai garis dasar untuk menghitung pemotongan.
Masalah tersebut telah dikacaukan oleh perang harga antara Saudi dan Rusia yang meletus setelah pertemuan OPEC + yang sengit di Vienna, Maret lalu.
Pada pertemuan itu, Rusia menolak berpartisipasi dalam pemotongan yang diusulkan oleh Saudi dalam menanggapi krisis akibat Covid-19. Sebagai tanggapan, Riyadh mengatakan akan memompa pada kapasitas maksimum dan membanjiri pasar yang sudah kelebihan pasokan dengan minyak mentah tambahan.
Saudi menggenjot produksinya ke tingkat rekor, yakni 12,3 juta barel per hari pada April, naik dari di bawah 10 juta barel per hari pada Maret. Kuwait dan Uni Emirat Arab sebagai sekutu Saudi juga meningkatkan produksi minyak mereka. (AFP/REUTERS)