Kebijakan pembatasan di India membuat jalanan kota menjadi kosong karena penduduk India harus tetap berada di rumah. Hewan piaraan dilepaskan karena pemiliknya tak mampu memberi makan, hewan-hewan liar pun berkeliaran.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
Saat kebijakan pembatasan mobilitas diberlakukan di beberapa negara, India juga memberlakukan hal yang sama.
Populasi India yang jumlahnya 1,3 miliar jiwa, yang biasanya meramaikan jalanan kota-kota di India, kini harus tinggal di rumah selama masa pembatasan itu. Warga India kini hanya diizinkan keluar rumah untuk membeli bahan makanan dan barang-barang penting. Jalanan pun kosong sehingga membuat beberapa jenis hewan mengambil alih jalanan kota-kota di India.
Ratusan monyet terlihat leluasa berkeliaran di jalan-jalan di sekitar istana kepresidenan India Rashtrapati Bhawan. Monyet-monyet ini mengambil keuntungan dari sepinya jalan-jalan kota. Hewan-hewan piaraan dan satwa liar yang tersesat pun turut ”menguasai” jalanan kota yang lengang itu.
Hewan-hewan piaraan juga menderita akibat pandemi karena si pemilik tak lagi mampu memberi mereka makan.
Merak bertengger
Di Mumbai yang menjadi pusat bisnis India, burung-burung merak terlihat bertengger di atas mobil-mobil yang diparkir, memamerkan bulu-bulu indah mereka yang sangat spektakuler.
Di New Delhi, ibu kota India, pasukan monyet sekarang bisa berlari cepat melewati tembok kompleks kepresidenan Rashtrapati Bhawan. Hewan ini melintasi penjaga militer dan masuk ke halaman kantor kementerian dan bangunan resmi lainnya.
”Mereka melakukan lebih banyak pencurian, tetapi belum mengancam manusia,” kata seorang petugas yang bertugas di pintu masuk istana.
Monyet-monyet itu sering mencuri makanan dari tas-tas belanja para pembeli. Keusilan monyet-monyet itu telah lama menjadi masalah di New Delhi. Juga ada laporan beberapa monyet masuk ke gedung-gedung kantor selama masa pembatasan.
Hewan-hewan lain juga telah berani muncul setelah ada pembatasan. Seekor beruang hitam himalaya pekan lalu terlihat berkeliaran di Gangtok, ibu kota Negara Bagian Sikkim, India timur laut. Beruang hitam itu memasuki kantor telekomunikasi dan melukai seorang insinyur.
Petugas Dinas Kehutanan India telah berbagi video di media sosial yang merekam aksi gajah yang berjalan melewati beberapa toko yang tutup di sepanjang jalan yang sepi.
Korban
Namun, kebijakan pembatasan itu juga mematikan bagi beberapa hewan. Empat kuda yang biasanya dipekerjakan untuk menarik kereta wisata di dekat Kolkata Victoria Memorial telah tewas karena kelaparan dalam beberapa hari terakhir.
Sushmita Roy, juru bicara kelompok Pecinta dan Perawatan Hewan mengatakan, ada sekitar 115 kuda yang dipekerjakan menarik kereta yang dihiasi dengan bunga-bunga dan balon, dibiarkan pemiliknya untuk berjuang sendiri dan mati kelaparan setelah Pemerintah India memberlakukan kebijakan penguncian.
”Mereka menjadi sakit. Kami khawatir akan ada banyak lagi kuda yang mati dalam beberapa hari mendatang jika mereka tidak mendapatkan makanan,” kata Roy.
Pemilik kereta kuda pun mengatakan mereka tidak mempunyai uang untuk memberi makan kuda-kuda mereka itu. ”Kami kesulitan memberi makan keluarga kami. Bagaimana kami bisa memberi makan kuda-kuda kami?” kata Sunny, salah satu pemilik kereta kuda.
Gerombolan sapi dan anjing liar di India juga menemukan kebebasan baru. Mereka mengambil alih perempatan kota dan mencari makan di tempat sampah, tetapi sisa-sisa makanan pun sudah tak ada ketika restoran dan toko-toko ditutup.
Aditi Badam dari Yayasan Posh di Noida mengatakan, tempat perlindungan hewan seperti yang dia kelola saat ini harus berjuang untuk memberi makan hewan-hewan yang sudah ada di yayasan tersebut, juga hewan-hewan yang tersesat lainnya selama masa pembatasan mobilitas.
Yayasan Posh di Noida menerima banyak telepon tentang anjing dan hewan peliharaan yang ditinggalkan, yang menurut Badam kini telah menjadi ”masalah besar”.
”Semakin hari semakin sulit di sini,” kata Badam. Dia menambahkan bahwa hewan-hewan yang tersesat di dekat blok-blok kantor perusahaan multinasional dan perusahaan pengerah daya di kota-kota mulai kelaparan karena semua bisnis telah ditutup dan tak ada makanan tersisa. (AFP)