Kucing Rentan Terinfeksi Virus Korona Penyebab Covid-19
›
Kucing Rentan Terinfeksi Virus...
Iklan
Kucing Rentan Terinfeksi Virus Korona Penyebab Covid-19
Kucing rentan terjangkit virus korona baru penyebab penyakit Covid-19 dari tuannya atau orang yang mengidap penyakit tersebut. Namun, tak ada bukti yang menunjukkan hewan peliharaan menularkan virus itu kepada manusia.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Pandemi virus korona baru diketahui tak hanya bisa menyerang manusia, tetapi juga kucing dan musang. Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan situs jurnal Science, Rabu (8/4/2020), menemukan bukti bahwa virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 bisa menjangkiti dua binatang itu.
Sebelumnya, hari Minggu lalu, ditemukan harimau di kebun binatang Bronx di New York City yang batuk kering dan kehilangan nafsu makan. Harimau itu terjangkit setelah berinteraksi dengan pawangnya yang positif Covid-19.
Obyek uji vaksin
Penelitian itu bermaksud mengidentifikasi binatang yang rentan terhadap virus itu supaya mereka dapat menjadi obyek percobaan dalam tes vaksin yang akan digunakan untuk melawan pandemi Covid-19. Sampai saat ini, tercatat 83.000 orang di seluruh dunia tewas akibat korona.
Virus SARS-CoV-2 selama ini diduga menyebar dari kelelawar ke manusia. Namun, sampai saat ini belum ada bukti kuat binatang peliharaan bisa menjadi pembawa virus itu.
Penelitian yang didasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan di China pada Januari dan Februari 2020 menemukan kucing dan musang rentan terinfeksi virus ketika para peneliti sedang memasukkan partikel virus melalui hidung kedua binatang itu.
Sesama kucing
Peneliti juga menemukan kucing juga menulari sesama kucing melalui tetesan dari pernapasan. Kucing yang terinfeksi menyimpan virus itu di mulut, hidung, dan usus. Anak kucing yang tertular virus itu mengalami luka parah pada bagian hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Sementara di musang, virus ditemukan di bagian atas saluran pernapasan, tetapi tidak menimbulkan penyakit parah. Dari hasil tes antibodi terlihat anjing kemungkinan kecil terinfeksi virus itu, sedangkan pada babi, ayam, dan bebek tidak ditemukan turunan virus itu.
”Ini tidak mengagetkan karena pada waktu epidemi SARS dulu, luwak juga menjadi salah satu pembawa virus yang bisa jadi menularkannya ke manusia,” kata Kepala Penyakit Menular di Rumah Sakit Brigham dan Perempuan di Boston, Amerika Serikat, Daniel Kuritzkes.
Kuritzkes mengatakan, data hasil penelitian itu hanya mendukung rekomendasi bahwa siapa saja yang diketahui positif Covid-19 harus menjaga jarak fisik, tidak hanya dengan manusia, tetapi juga binatang peliharaan, terutama kucing dan sejenisnya.
Penelitian lanjutan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang meneliti lebih lanjut pengaruh dan peran binatang peliharaan dalam krisis ini. Berdasarkan bukti yang ada sejauh ini, ahli epidemiologi di WHO, Maria Van Kerkhove, menyatakan pihaknya tidak yakin binatang peliharaan menyebarkan virus, tetapi hewan peliharaan bisa terinfeksi dari orang yang positif Covid-19.
Pendapat yang sama disampaikan oleh asosiasi atau ikatan dokter hewan di Inggris (BVA), Amerika Serikat (AVMA), dan Australia (AVA).
”Ada sejumlah kecil kasus Covid-19 pada hewan dan dalam semua kasus kemungkinan penularannya adalah dari manusia ke hewan,” kata Daniella Dos Santos, Ketua Asosiasi Dokter Hewan Inggris (BVA), seperti dilaporkan CBNC.
”Tidak ada bukti bahwa hewan peliharaan dapat menularkan Covid-19 kepada tuannya. Dari sejumlah kecil kasus, anjing tampak tidak menunjukkan gejala, tetapi kucing dapat menunjukkan tanda-tanda klinis penyakit itu,” kata Santos.
Drh IGN Kade Mahardika dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Bali, juga menegaskan bahwa belum ada bukti kuat kucing bisa menulari manusia. Kucing justru bisa tertular virus karena memiliki reseptor.
”Peran kucing sebagai sumber utama penularan ke manusia belum ada. Untuk sekarang, penularan masih dari manusia ke manusia,” ujarnya.
BVA juga mengingatkan, bulu kucing dapat menjadi media sebagai fomite dan virus bisa bertahan lama di sana. Jika bulu kucing disentuh, virus dapat ditularkan melalui sentuhan dengan cara yang sama saat menyentuh permukaan meja ataupun gagang pintu. Pemilik yang menderita Covid-19 agar menjauhi kucingnya sampai pulih.
Pakar situasi darurat di WHO, Mike Ryan, mengimbau masyarakat untuk tidak menyalahkan dan menyerang binatang. ”Sama seperti manusia, binatang juga makhluk hidup yang berhak hidup dan diperlakukan dengan kasih sayang. Mereka juga korban sama seperti kita semua,” ujarnya.
Sampai sejauh ini ada bukti dari kasus di Belgia, 18 Maret lalu. Seekor kucing terinfeksi virus dari pemiliknya yang positif Covid-19. Setelah diperiksa, kucing itu menunjukkan gejala-gejala klinis. Namun, kucing itu sembuh dalam waktu sembilan hari.
Sampai sejauh ini belum ada bukti bahwa kucing bisa menularkan virus ke manusia. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Drh Muhammad Munawaroh ketika dihubungi, Kamis (9/4/2020). Sebaliknya, virus pada manusia dapat menulari kucing.
”Bagi orang yang positif Covid-19 dan memiliki kucing, sebaiknya tidak kontak dulu dengan kucingnya. Jangan ngelus-ngelus. Jangan gendong-gendong. Isolasi diri saja supaya kucingnya tidak ikut tertular,” kata Munawaroh. (REUTERS)