Makanan untuk ODP dan PDP di Surabaya Diantar ke Rumah
›
Makanan untuk ODP dan PDP di...
Iklan
Makanan untuk ODP dan PDP di Surabaya Diantar ke Rumah
Seluruh orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) beserta keluarganya yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur, diberikan makanan gratis tiga kali sehari agar program isolasi mandiri bisa maksimal.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Seluruh orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan beserta keluarganya yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur, akan mendapat makanan gratis tiga kali sehari. Pemberian makanan diantar ke rumah agar program isolasi mandiri bisa dilakukan maksimal.
Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Kamis (9/4/2020), mengatakan, petugas puskesmas mengantarkan makanan tiga kali sehari ke rumah. Dengan demikian, ODP dan PDP tidak perlu keluar rumah untuk membeli sendiri atau mengambil jatah makanan itu.
”Pemberian makanan ini agar ODP dan PDP bisa menjalani karantina mandiri dengan baik, tanpa perlu keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari yang berpotensi ada kontak dengan orang lain,” katanya.
Makanan diberikan pada pagi, siang, dan sore, kepada semua anggota keluarga yang tinggal bersama ODP dan PDP. Dalam satu kali paket makanan senilai Rp 23.000, tersedia nasi, sayur, lauk-pauk, buah, telur, dan minuman pokak (ramuan rempah-rempah). Mereka juga mendapatkan alat-alat kebesihan diri, seperti sikat gigi, pasta gigi, dan sabun mandi.
”Seluruh warga, terutama ODP dan PDP, memerlukan suplai makanan yang bergizi agar tetap sehat dan imunitasnya baik sehingga perlu diberikan makanan yang tepat,” ucap Eddy.
Sementara, masyarakat berpenghasilan rendah akan diberikan bantuan langsung nontunai berupa bahan makanan. Setiap bulan, mereka mendapat bantuan berupa beras, kering tempe, dan abon senilai Rp 642.400 setiap bulan.
Bantuan mulai diberikan pada minggu kedua April ini berupa barang agar warga bisa memanfaatkan bantuan itu. Artinya, warga tanpa perlu berbelanja ke pasar atau toko kelontong. ”Kami mengalokasikan bantuan nontunai untuk 250.000 keluarga yang masuk kategori masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Hingga saat ini, tercatat ada 235.277 rumah tangga atau 736.300 orang yang masuk dalam masyarakat berpenghasilan rendah. Selama pandemi Covid-19, mereka mendapatkan bantuan nontunai dan gratis pembayaran retribusi air dari perusahaan daerah air minum.
”Bantuan yang selama ini diperoleh, seperti makanan, tetap diberikan. Jadi, ada sebagian warga yang mendapatkan dua bantuan,” kata Risma. Program permakanan adalah pemberian makanan kepada 30.865 warga, terdiri dari 18.779 lansia, 5.750 anak, serta 6.336 difabel dan penderita penyakit kronis.
Bagikan masker
Sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pemkot Surabaya memfasilitasi warga untuk mendapatkan masker. Sejak awal pekan ini, ribuan masker telah dibagikan kepada masyarakat yang beraktivitas di pasar, pengguna transportasi umum, dan warga di perkampungan.
”Ada sekitar 260.000 masker kain dan cairan antiseptik dibagikan gratis kepada warga Surabaya. Petugas juga langsung menyosialisasikan penggunaan masker ketika berada di luar rumah,” kata Risma.
Masker yang dibagikan merupakan produksi dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Surabaya. Mereka diminta ikut memproduksi masker karena kebutuhan masker saat ini sangat tinggi. Produksi perlu ditingkatkan agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan masker.