Myanmar dan ASEAN yang Klemak-klemek
Qua motto, ASEAN yang berdiri di Bangkok pada 8 Agustus 1967 itu handal dalam frasa. One Vision, One Identity, One Community.
Qua motto, ASEAN yang berdiri di Bangkok pada 8 Agustus 1967 itu handal dalam frasa. One Vision, One Identity, One Community. Artinya, Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas. Dalam realitasnya, apalagi jika dikaitkan dengan demokratisasi, organisasi regional ini sejatiya tak ketulungan, klemak-klemek.
Prinsip tidak boleh mengintervensi, salah satu deklarasi ASEAN, justru memperlemah dirinya. Alamiahnya memang kawasan ini memiliki dimensi "power distance" yang tinggi, berdasarkan penelitian Geert Hofstede, ilmuan psikologi sosial Belanda, yang wafat pada usia 92 tahun pada 12 Februari 2020 lalu. Ini adalah satu dari lima dimensi yang dipakai Hosftede menggambarkan karakter sosial sebuah bangsa atau kawasan.
Indeks "power distance" yang tinggi terdapat di ASEAN. Ini melambangkan demokratisasi bukan alamiahnya. Emprisinya, ASEAN memang menjadi sarang para diktator yang melegenda dan mendunia. Para pelaku politiknya pun tidak malu walau jadi tontotan dunia. "... Kawasan yang tidak mengarah untuk menuju demokratisasi, dimana otoritanisme meningkat ... " demikian dituliskan di situs ASEAN post edisi 19 April mengutip Christine Cabasset dari Research Institute on Contemporary Southeast Asia yang bermarkas di Bangkok.