Pertamina dan PLN bermitra dengan Microsoft, perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, untuk pengembangan teknologi digital di dua perusahaan tersebut. Salah satu targetnya adalah terciptanya efisiensi.
Oleh
ARIS PRASETYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menggandeng PT Microsoft Indonesia untuk mengembangkan teknologi digital pada masing-masing perusahaan. Kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan efisiensi di tubuh Pertamina dan PLN lewat optimalisasi teknologi digital.
Kerja sama tersebut tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta, Rabu (8/4/2020), yang disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir.
MoU tersebut ditandatangani Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, dan President Microsoft Asia Pasific Andrea Della Mattea. Microsoft sebagai perusahaan pengembang perangkat lunak akan melakukan inovasi pengembangan digital baik di Pertamina maupun PLN.
”Microsoft akan memberikan pelatihan, serta peningkatan dan akselerasi kemampuan digital Pertamina. Selain itu, ada pula pelatihan bisnis berbasis kecerdasan buatan (artificial intteligence/AI) untuk eksekutif senior, program Microsoft Learn bagi ahli digital, serta eksplorasi implementasi modul pembelajaran di pusat pelatihan Pertamina,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam siaran pers, Kamis (9/4/2020).
Target kerja sama ini adalah mendorong pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya operasi, dan keunggulan operasi di semua lini bisnis Pertamina.
Ada empat poin utama dalam MoU tersebut, yaitu peningkatan kemampuan digitalisasi, keberlangsungan bisnis, pusat inovasi, dan pemasaran global Pertamina. Selain pemanfaatan AI, teknologi lain yang akan dioptimalkan dalam kerja sama ini adalah internet of things dan high performance computing.
Target kerja sama ini adalah mendorong pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya operasi, dan keunggulan operasi di semua lini bisnis Pertamina.
Zulkifli Zaini mengemukakan, sebagai perusahaan di bidang energi, PLN memerlukan transformasi digital dalam proses bisnisnya, mulai dari sisi pembangkitan hingga ke pelayanan pelanggan. Microsoft merupakan mitra strategis yang tepat.
”PLN itu mengaliri listrik dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Aset kami tersebar dan jumlah pelanggan kami lebih kurang 75 juta pelanggan. Transformasi digital menjadi suatu keharusan,” kata Zulkifli dalam siaran pers.
Dalam MoU tersebut, Microsoft akan menyediakan solusi teknologi digital yang dibutuhkan PLN dalam memodernisasi data, melakukan analisis, dan membangun sistem kecerdasan buatan. Kerja sama itu juga diharapkan bisa menciptakan sistem smart utilities yang akan meningkatkan kapasitas dan kemampuan PLN melayani pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah memodernisasi infrastruktur dan aplikasi yang digunakan di lingkungan PLN.
Nota Kesepahaman antara PLN dan Microsoft bersifat tidak mengikat dan tidak menimbulkan kewajiban hukum pada kedua belah pihak. Adapun biaya yang timbul atas kerja sama ini ditanggung masing-masing pihak. Kedua pihak juga sepakat menjaga kerahasiaan data masing-masing.
Kedua pihak juga sepakat menjaga kerahasiaan data masing-masing.
”Salah satu pilar BUMN adalah pemanfaatan teknologi. Dengan kerja sama ini, kami berharap ada terobosan-terobosan yang dapat menciptakan efisiensi,” ujar Erick.