Mari Bersatu Bangun Solidaritas di Tengah Pandemi Covid-19
›
Mari Bersatu Bangun...
Iklan
Mari Bersatu Bangun Solidaritas di Tengah Pandemi Covid-19
Misa Kamis Putih di Gereja Katedral Santo Yosef, Pontianak, Kalimantan Barat, dilaksanakan secara daring, Kamis (9/4/2020) malam. Umat diminta membangun solidaritas membantu sesama di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Misa Kamis Putih di Gereja Katedral Santo Yosef, Pontianak, Kalimantan Barat, dilaksanakan secara daring, Kamis (9/4/2020) malam. Umat diminta membangun solidaritas membantu sesama di tengah pandemi Covid-19.
”Saat ini, bangsa-bangsa di dunia bersatu membangun solidaritas mengatasi pandemi Covid-19. Pemerintah pun mengeluarkan berbagai kebijakan untuk kebaikan bersama. Marilah kita bersatu membangun solidaritas untuk melayani,” ujar Pastor Alexius Alex Pr saat memimpin Misa Kamis Putih, Kamis malam.
Jika umat saling melayani, kesulitan bisa diatasi bersama-sama. Solidaritas itu hendaknya diwujudkan dengan membantu orang yang tidak mampu di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
”Jangan sampai orang yang mampu malah memborong sembako di pasar sehingga menyulitkan orang yang tidak mampu. Orang yang mampu secara ekonomi hendaknya menolong yang lemah,” ujar Alexius.
Jangan sampai orang yang mampu malah memborong sembako di pasar sehingga menyulitkan orang yang tidak mampu. Orang yang mampu secara ekonomi hendaknya menolong yang lemah
Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya dan saat Yesus membasuh kaki para murid-Nya merupakan teladan kerendahan hari bagi kita untuk melayani sesama dengan tulus. Hal itu teladan yang perlu diterapkan oleh umat. Yesus juga rela wafat di Salib karena besar cinta-Nya kepada manusia.
Gereja Katolik sendiri melalui Keuskupan Agung Pontianak dan paroki-paroki telah berupaya berbuat sesuatu menolong sesama. Hal itu diwujudkan dengan menggalang dana berupa donasi uang dan barang kebutuhan pokok untuk disalurkan kepada masyarakat yang tidak mampu di berbagai wilayah.
Apalagi, tidak bisa dimungkiri bahwa pandemi Covid-19 berdampak secara ekonomi. Gereja Katolik mengantisipasi berbagai kemungkinan dampak bagi masyarakat akibat pandemi tersebut dengan mendorong solidaritas.
”Pandemi Covid-19 ini juga mengingatkan kita tentang keseimbangan alam. Keseimbangan manusia dengan alam dan yang terutama hubungan antara manusia dengan Tuhan,” ujarnya.
Dalam Misa Kamis Putih, biasanya ada prosesi pembasuhan kaki untuk memperingati saat Yesus membasuh kaki 12 murid-Nya. Namun, pada Kamis Putih kali ini tidak ada pembasuhan kaki karena kondisi yang tidak memungkinkan di tengah pandemi Covid-19.
Yustina Hinoy (46), umat Katolik di Pontianak, menuturkan, merayakan Pekan Suci kali ini ada rasa sedih dan terharu. Misa tahun ini dilakukan secara daring. Namun, baginya tidak masalah karena situasi saat ini yang tidak memungkinkan untuk misa di gereja.
Ia juga terharu karena meskipun situasi sulit seperti sekarang, masih bisa melaksanakan misa. Pihak gereja berusaha melaksanakan misa secara daring. ”Pengurus gereja tentunya berusaha keras agar bisa melayani umat melalui misa secara daring ini. Saya mengapresiasi upaya keras dari mereka,” ujarnya.
Bagi pihak yang menyiapkan misa secara daring tentu mereka penuh pengorbanan. Apalagi, di tengah sinyal internet yang terkadang gangguan. Yustina menyampaikan apresiasi terhadap upaya keras pengurus gereja dan semua pihak.
Misa Kamis Putih secara daring juga diikuti umat Katolik di Kabupaten Kapuas Hulu, sekitar 600 km dari Pontianak. Marcellus (64), umat Katolik Paroki Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Putussibau, ibu kota Kapuas Hulu, menuturkan, meskipun secara daring, ia beserta keluarganya tetap bisa mengikuti misa dengan khidmat.
”Bagi saya tidak masalah misa secara daring, yang penting hati dan pikiran fokus pada perayaan yang sedang berlangsung. Saya dan keluarga di rumah menyiapkan sarana liturgi di meja lalu merayakan misa bersama,” kata Marcellus.