Saweran Masker hingga Rantang Lansia, Solidaritas ala Pantura
›
Saweran Masker hingga Rantang ...
Iklan
Saweran Masker hingga Rantang Lansia, Solidaritas ala Pantura
Di tengah pandemi yang mengoyak peradaban, tersisa sifat kemanusiaan untuk saling berempati. Di pesisir utara Jawa Tengah, tumbuh gerakan membagi makanan bagi warga lansia, saweran masker, hingga potong gaji para ASN.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
Gerakan solidaritas saat sama-sama dihantam pandemi Covid-19 belakangan makin marak, pun demikian di pesisir utara Jawa Tengah. Mulai dari rantang makanan bagi warga lanjut usia, hingga saweran masker para pegawai negeri dilakukan sebagai upaya saling melindungi antarwarga.
Di Kota Tegal, pemerintah setempat meluncurkan program Rantang Warteg Eman Lansia, Kamis (9/4/2020). Melalui program tersebut, sebanyak 600 lanjut usia atau lansia di Kota Tegal akan mendapatkan bantuan berupa rantang berisi nasi, sayur, lauk-pauk, dan buah.
Makanan di dalam rantang tersebut dimasak oleh para anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) di semua kecamatan, lalu diantar para pengojek daring menuju rumah para lansia. Dalam kegiatan itu, sedikitnya 60 anggota UPPKS dan 10 pengojek daring dilibatkan untuk membuat serta mengantarkan makanan.
Selanjutnya, para lansia di Kota Tegal akan mendapat jatah satu rantang makanan dalam sepekan. Rantang tersebut didistribusikan kepada lansia setiap hari Kamis.
”Selain memberikan tambahan nutrisi bagi lansia, kami juga memberdayakan anggota UPPKS dan pengojek daring dalam program ini. Programnya satu, tapi semua bisa mendapat manfaatnya,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Tegal Dyah Kemala Shinta di Balai Kota Tegal, Kamis.
Upaya Pemerintah Kota Tegal melibatkan pengojek daring dinilai bisa membantu mendongkrak perekonomian para pengojek yang anjlok semenjak Covid-19 mewabah.
Upaya Pemerintah Kota Tegal melibatkan pengojek daring dinilai bisa membantu mendongkrak perekonomian pengojek daring yang anjlok semenjak Covid-19 mewabah. Hendri (29), pengojek daring Kota Tegal, mengeluhkan, selama pandemi Covid-19, pendapatannya turun hingga 50 persen.
Pada kondisi normal, Hendri biasanya mendapat paling sedikit 10 pemesanan dalam sehari. Namun, sejak pandemi Covid-19, dirinya paling banyak mendapat 5 pemesanan.
”Alhamdulillah ada program seperti ini. Kami para pengojek bisa mendapatkan tambahan pemasukan,” ujar Hendri.
Sementara itu, di Kabupaten Batang, seluruh aparatur sipil negara (ASN) diminta mengumpulkan lima masker kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Batang. Jika sudah terkumpul, masker tersebut akan dibagikan kepada masyarakat Batang yang hingga kini kesulitan mendapatkan masker.
Hingga kini, ada sekitar 7.000 ASN di Kabupaten Batang. Jika satu ASN menyumbang lima masker, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 bisa mengumpulkan hingga 35.000 masker.
”Kegiatan ini merupakan wujud partisipasi dan kepedulian ASN Batang terhadap pencegahan penyebaran Covid-19,” tutur Bupati Batang Wihaji.
Wihaji mengatakan, selain bantuan dari ASN, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Batang juga mendapat bantuan sebanyak 15.000 masker dari berbagai pihak. Wihaji yang juga ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Batang tersebut menyarankan, para ASN dan pihak-pihak lain yang ingin membantu untuk membeli masker dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Batang.
”Pelaku UMKM atau penjahit mengeluhkan orderan sepi semenjak pandemi Covid-19. Jika para ASN membeli masker yang diproduksi pelaku UMKM Batang, perekonomian pelaku UMKM tersebut bisa terbantu,” imbuh Wihaji.
Pemberdayaan masyarakat untuk membuat masker juga dilakukan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Banjaragung, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal.
Sebanyak 19 ibu rumah tangga dan pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19 diberdayakan untuk memproduksi masker. Masker yang sudah terkumpul akan dibagikan gratis ke masyarakat.
Uang yang dipakai untuk mengupah dan membeli bahan masker berasal dari uang kas PKK dan sebagian dari dana desa.
Dalam satu minggu, warga yang dibina PKK Desa Banjaragung tersebut bisa menghasilkan hingga 5.000 masker. Adapun upah yang diterima warga pembuat masker sebesar Rp 1.500 setiap satu lembar. Uang yang dipakai untuk mengupah dan membeli bahan masker berasal dari uang kas PKK dan sebagian dari dana desa.
”Warga pembuat masker ini bekerja dari rumahnya masing-masing. Nanti, bahan-bahan bakunya kami antar ke rumah mereka masing-masing,” kata Ketua PKK Desa Banjaragung Nur Khayati.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, Tambahan Penghasilan Pengawai (TPP) seluruh ASN dipotong sebesar 10 persen per orang mulai bulan ini. Hasil pemotongan TPP tersebut akan disumbangkan untuk penanggulangan Covid-19 di Kota Pekalongan. Selain ASN, wali kota dan wakil wali kota juga berencana menyumbangkan gaji mereka selama tiga bulan untuk tujuan sama.
Sebelumnya, Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie menyatakan bahwa, dirinya akan menyumbangkan seluruh gajinya selama enam bulan ke depan untuk penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Tegal. Ardie mengajak seluruh aparatur sipil negara dan masyarakat yang memiliki rezeki berlebih untuk melakukan hal serupa.
Pada akhirnya, di tengah pandemi yang mengoyak peradaban, tersisa sifat kemanusiaan untuk saling berempati. Setidaknya, solidaritas yang tumbuh semoga menjadi tenaga ekstra untuk bertahan hingga situasi kembali pulih.