Nagari, Kenangan Minang
”Kampuang nan jauh di mato” selalu menyeruakkan kerinduan di hati desainer Ria Miranda. Melalui koleksi terbaru, Raya Collection 2020 yang bertajuk Nagari,
”Kampuang nan jauh di mato” selalu menyeruakkan kerinduan di hati desainer Ria Miranda. Melalui koleksi terbaru, Raya Collection 2020 yang bertajuk Nagari, ungkapan rasa personal ini menjelma busana yang kental nuansa ranah Minang.
Sejak 2012, Ria kerap mengeksplorasi tanah kelahirannya di Sumatera Barat sebagai inspirasi karya busananya. Dia mengambil ornamen, warna, dan atmosfer yang bertebaran dalam khazanah budaya Minang, lalu mengaplikasikannya ke dalam koleksi mode terbatas (modest fashion).
Raya Collection dihadirkan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri yang sudah di depan mata. Koleksi Nagari diluncurkan pada Rabu (22/4/2020) dalam bentuk digital showcase. Dalam konferensi pers, Selasa, Ria menuturkan, rencana peluncuran koleksi Nagari sudah matang, tetapi terpaksa dibatalkan karena pandemi Covid-19.
”Sudah ada rencana pemotretan di Padang, sudah pesan tiket, penginapan, lokasi, tetapi harus dibatalkan. Kami berpikir bagaimana agar promosi tetap berjalan. Akhirnya foto di rumah, sekeluarga jadi model, pinjam anak tetangga yang juga sepupu untuk model baju anak laki-laki,” tuturnya sambil tertawa.
Nagari, lanjut Ria, berarti negeri. Menurut dia, eksplorasi budaya ranah Minang dalam koleksi kali ini lebih dalam dan beragam. Dia mengambil ornamen yang sering terlihat pada rumah gadang lalu diaplikasikan secara print di atas material yang digunakan untuk koleksi busana tersebut.
Ria menambahkan, motif yang terinspirasi dari Kelok Sembilan yang menjadi salah satu ikon Sumatera Barat itu muncul menutup seluruh bagian baju atau hanya menjadi aksen. Misalnya, pada bagian depan secara vertikal, pada bagian bawah baju, atau pada ujung lengan.
Pola geometris yang ditempatkan secara vertikal, horizontal, dan kadang diagonal yang berbeda-beda membuat motif yang tersemat pada busana tampak semakin dinamis. Ujung-ujung lancip pada rumah gadang atau aliran gelombang ala Kelok Sembilan melengkapi motif pada busana nan rancak.
Teknik sulam dan bordir khas Sumatera Barat yang sudah banyak dikenal juga tak luput hadir sebagai aksen dalam beberapa bagian busana. Bahkan, sebagian koleksi dikirimkan ke Bukittinggi untuk disulam dan dibordir di sana.
Setelah sempat bereksperimen dengan warna-warna cerah di luar kebiasaannya, untuk koleksi Nagari Ria kembali ke warna-warna pastel yang lekat dengan karya label tersebut selama ini. ”Warna-warna, seperti rose, maroon, dan coklat juga mewakili warna pada ornamen khas Minang,” imbuhnya.
Dua material
Koleksi Nagari menampilkan beragam atasan, tunik, dan terusan dengan material lembut yang ringan dan nyaman dipakai. Ria juga mencoba memadukan dua jenis material berbeda dalam satu busana yang disatukan dengan ikatan yang bisa dilepas.
Misalnya dalam Kalaban Tunic berwarna dasar dusty mint di atas material satin doff dan layer sifon ceruti pada bagian luarnya yang berwarna putih. Bagian lapisan luar bisa ditalikan dengan simpul pada bagian tengah atau dilepas sehingga tergerai.
Aksen lapisan luaran ini juga bisa diserut di bagian perut untuk menampilkan siluet yang lebih ramping. Misalnya pada Painan Top warna dark rose atau plum, juga pada Galena Long Tunic warna coffee dan brown yang memadukan bahan sifon ceruti dan poliester.
Lapisan berbeda bahan ini juga terdapat pada bagian lengan yang disatukan dengan ritsleting atau kancing. Jika dibuka kancing atau ritsletingnya, akan tampak bagian lengan yang lebih lebar. Seperti pada terusan Bungo Dress warna khaki dan lilac berbahan satin doff atau pada Alahan Tunic yang kaya motif.
”Atasan bisa dipadu padan dengan rok atau palazzo polos karena motifnya sudah ramai,” saran Ria.
Nagari juga mencakup koleksi kerudung dan scarf yang didominasi satu warna polos dengan sedikit aksen pada bagian ujungnya. Aneka motif khas Minang itu diaplikasikan, baik secara print seperti dalam Pasaman Scarf, Alang Scarf, dan Manggih Scarf, maupun ditambah bordir seperti pada Rancak Scarf berwarna dusty green.
Seperti koleksi sebelumnya, Raya Collection 2020 juga mencakup busana untuk satu keluarga. ”Kami sediakan busana untuk ayah, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan,” kata Ria.
Untuk busana pria terdapat kemeja Talang Koko dan Andaleh Koko yang berlengan panjang serta Abbas Koko yang berlengan panjang. Untuk anak-anak tersedia dress, tunik, dan baju koko.
Penyesuaian
Tetap berkarya di masa pandemi seperti saat ini menjadi tantangan bagi Ria. Ini pertama kalinya peluncuran koleksi dilakukan tidak di atas landas peraga, tetapi dari ruang virtual. Ria memamerkan sejumlah koleksi yang siap diluncurkan dari tempat produksi dengan panduan salah satu anggota tim yang menunjukkan satu per satu busana dan bagian demi bagian busananya.
Label Ria Miranda masih mengisi ajang Fashion Nation 2020 pada awal Maret yang kemudian dihentikan di tengah perhelatan karena merebaknya virus korona.
”Produksi koleksi Nagari tidak terganggu karena sudah dimulai delapan bulan lalu. Hanya pengiriman yang terkendala sehingga koleksinya di beberapa kota belum komplet saat peluncuran,” ujar Pandu Rosadi, CEO RiaMiranda.
Untuk koleksi musim gugur/musim dingin 2020, Ria terpaksa mengurangi jumlah koleksi sebagai penyesuaian. Meskipun tim produksi tetap bekerja dari rumah, rencana jumlah koleksi yang sedianya cukup banyak hanya dipilih yang esensial saja.
Bagi Ria, koleksi Nagari kali ini sangat mencerminkan situasi sekarang ketika banyak orang tidak bisa mudik untuk merayakan Idul Fitri karena imbauan pemerintah untuk pembatasan sosial demi mencegah penyebaran Covid-19.
”Saat membuat koleksi ini, aku ingin memberikan nyawa dan rasa rinduku pada Minang meskipun rasa rindu itu tak mungkin dituntaskan untuk tahun ini. Dalam situasi pandemi sekarang ini, setiap melihat dan mengenakan koleksi Nagari, selalu tersemat doa agar Ibu Pertiwi lekas sembuh dari wabah ini,” ujar Ria.
Tahan dulu rindunya, ya....