Kasus Baru Melonjak, Pemerintah Ingatkan Protokol Kesehatan
›
Kasus Baru Melonjak,...
Iklan
Kasus Baru Melonjak, Pemerintah Ingatkan Protokol Kesehatan
Jumlah kasus positif Covid-19 bertambah 973 orang pada Kamis (21/5/2020). Lonjakan jumlah kasus ini merupakan yang tertinggi sejak kasus diungkap pertama kali pada 2 Maret 2020.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kasus konfirmasi positif Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona di Indonesia terus melonjak tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Kamis (21/5/2020), jumlah kasus bertambah 973 pasien dalam sehari.
Dengan demikian, total kasus positif menjadi 20.162 orang terhitung sejak kasus pertama diumumkan 2 Maret 2020. Jumlah kasus terbanyak berada di Jawa Timur sebanyak 502 kasus.
Menurut juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (21/5/2020) sore, penambahan 973 kasus baru positif Covid-19 ini merupakan peningkatan tertinggi selama masa pandemi.
Adapun jumlah total pasien Covid-19 yang sembuh naik 263 orang sehingga menjadi 4.838 orang. Sementara jumlah total pasien yang meninggal 36 orang sehingga menjadi 1.278 orang. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 50.187 orang, sedangkan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) 11.066 orang. Kasus menyebar di 392 kabupaten/kota.
Menurut Yurianto, pemicu utama kenaikan kasus baru kali ini diduga penularan kepada kelompok rentan, seperti orangtua dan orang memiliki riwayat penyakit. Karena itu, warga diimbau agar rajin mencuci tangan, pakai masker jika keluar rumah, menghindari berkerumun, dan menjaga jarak minimal 1 meter. ”Keluar rumah untuk belanja kebutuhan Lebaran harus bergantian dan jangan mudik,” ujarnya.
Ahmad kembali mengingatkan agar semua warga mematuhi protokol kesehatan agar tidak menularkan penyakit Covid-19 ke kelompok rentan. Apabila masih ada sebagian warga tidak patuh, warga lainnya harus mengingatkan.
Keluar rumah untuk belanja kebutuhan Lebaran harus bergantian dan jangan mudik.
Menurut dia, keterlibatan tokoh formal dan informal di masyarakat penting untuk menyosialisasikan protokol kesehatan. Misalnya, tokoh adat, agama, dan kepala keluarga.
Terapkan pembatasan sosial
”Arahan presiden tetap sama, yakni semua gugus tugas penanganan Covid-19 dari pusat sampai daerah tetap fokus kepada protokol kesehatan. Baik daerah menerapkan pembatasan sosial berskala besar maupun tidak, kami harap pemimpin daerahnya disiplin protokol kesehatan,” kata Yurianto.
Melalui pernyataan resmi, Selasa (19/5/2020), Facebook Indonesia menyampaikan, Facebook Inc menyediakan peta pergerakan populasi yang telah digunakan para peneliti dan organisasi nirlaba untuk memahami penyebaran Covid-19. Peta menggunakan data yang diperoleh dari pengguna Facebook yang melakukan opt-in untuk jejak lokasi. Ini merupakan bagian dari program Data for Good Facebook.
Facebook Inc baru-baru ini mengeluarkan tiga dataset baru untuk peta pencegahan penyakit. Tiga fitur dataset yang dimaksud adalah co-location maps, movement range trends, dan the social connectedness index.
Co-location maps merupakan fitur yang dapat menunjukkan kemungkinan seseorang berhubungan dengan orang lain. Setiap orang itu berasal dari wilayah berbeda. Fitur ini bisa memperkirakan lokasi kasus Covid-19 berikutnya muncul.
Sementara movement range trends adalah fitur untuk menilai efektivitas pembatasan sosial. Fitur ini bisa menunjukkan apakah seseorang berdiam di rumah atau tidak.
Adapun fitur ketiga, yakni the social connectedness index, mampu memperlihatkan pertemanan antarnegara ataupun wilayah dalam satu negara yang terdampak Covid-19. Melalui fitur ini, antarnegara ataupun wilayah satu negara bisa mengungkap kemungkinan penyebaran dan kebutuhan bantuan.
Di Indonesia, Facebook Inc bekerja sama dengan beberapa mitra dan lembaga penelitian. Misalnya, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia dan Universitas Indonesia. Keduanya menggunakan peta pencegahan penyakit dari Facebook Inc sebagai bahan penelitian untuk dianalisis lebih mendalam.
Direktur Eksekutif CSIS Philips J Vermonte mengatakan, minimnya ketersediaan data menjadi tantangan pemantauan pergerakan masyarakat selama pandemi Covid-19, dan mengevaluasi efektivitas pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sampai aturan restriksi perjalanan. Dengan memanfaatkan peta pencegahan penyakit dari Facebook, CSIS dapat memberikan analisis lebih mendalam dan memberikan saran bagi pemerintah.
CSIS melihat data pergerakan dari peta penyebaran penyakit ini pada 1-9 April 2020 (sebelum PSBB) dan 10-20 April 2020 (saat PSBB diterapkan) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Hasil pengamatan menunjukkan, pergerakan warga pengguna Facebook, terutama dari Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Banten, sesudah dan sebelum kebijakan PSBB Jakarta tidak banyak berubah.
Penurunan mobilitas harian masyarakat yang signifikan hanya terjadi pada akhir pekan. Salah satu faktor yang memengaruhi hal itu adalah jumlah pekerja sektor informal tinggi dan melakukan perjalanan ke pusat aktivitas ekonomi di Jakarta. ”PSBB mengurangi aktivitas di dalam kota, tetapi belum efektif menekan lalu lintas pergerakan orang dari dan ke Jakarta,” kata Philip.