Banyak orang di dunia menikmati lagu-lagu lawas untuk menemani mereka selama tersandera oleh pandemi Covid-19
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Mendengarkan lagu klasik menimbulkan rasa nostalgia yang nyaman kepada para pendengarnya. Tidak heran, tren mendengarkan lagu-lagu lawas muncul secara global ketika pandemi Covid-19 menerpa seperti ini.
Nielsen Music/MRC Data menyebutkan, setelah sempat menurun pada Maret 2020, jumlah streaming musik secara keseluruhan mulai meningkat selama April 2020. Streaming audio tumbuh 1,5 persen menjadi 15,03 miliar streaming per 2 April 2020. Jumlah ini kemudian tumbuh menjadi 1,7 persen menjadi 15,3 miliar per 9 April.
Secara khusus, streaming katalog musik atau musik yang berusia lebih dari 18 bulan mencakup 62,5 persen dari seluruh streaming selama April 2020. Meskipun pertumbuhan cakupan itu hanya 0,1 persen, para eksekutif dari bagian katalog musik menemukan peningkatan streaming dalam genre musik niche, seperti jazz, klasik, atau musik liburan dan anak-anak.
”Keakraban dan kenyamanan adalah apa yang dicari orang sekarang dan ada rasa aman dalam hal yang Anda ketahui dan ketika dibesarkan,” kata CEO Universal Music Enterprises (UME) Bruce Resnikoff.
Sejumlah petinggi di industri musik global mengonfirmasi kemunculan tren mendengarkan musik klasik belakangan ini. Kevin Gore, Direktur Katalog Global Warner Music Group (WMG), mengatakan, lonjakan minat untuk mendengarkan musik klasik terjadi secara global.
”Kami melihat peningkatan mendengar musik klasik di Italia sebelum kami melihatnya di Amerika Serikat. Kami melihat daftar lagu-lagu klasik dalam sejumlah daftar lagu orang-orang yang bekerja dari rumah,” kata Gore.
Bertelsmann Music Group (BMG) memberi contoh, konten baru dari grup lawas Creedence Clearwater Revival (CCR) mendapat minat yang cukup tinggi. CCR adalah band rock asal Amerika Serikat yang aktif selama 1968-1972. Salah satu anggotanya adalah John Fogerty.
Fogerty bersama keluarganya mengadakan konser bertajuk ”Fogerty’s Factory” secara daring di Youtube. Jumlah penonton konser daring ini telah mencapai 4 juta orang dengan jumlah streaming per April 2020.
BMG juga melihat lonjakan signifikan dalam streaming dan unduhan musik anak-anak sejak sekolah ditutup. Katalog musik perusahaan rekaman Golden Records milik BMG sebelumnya hanya memiliki 25 judul lagu anak-anak yang tersedia di platform streaming. BMG kini menambahkan 20 lagu lebih lanjut ke koleksi mereka.
”Kami membuat empat daftar kompilasi baru bertema Comic Book Heroes, Cartoon Classics, Classic Children’s Tales, dan Classic Children’s Stories & Songs,” tutur Thomas Scherer, Wakil Presiden Eksekutif, Repertoar, dan Pemasaran BMG di Los Angeles.
Kabar baik
Pandemi Covid-19 menghentikan tur dan konser serta menunda peluncuran album artis di berbagai belahan dunia. Para musisi terpaksa mengambil jalur streaming untuk konser dan berkomunikasi dengan penggemar. Perusahaan rekaman juga harus menentukan apakah mereka perlu merilis lagu terlebih dahulu meskipun musisi tidak bisa mempromosikannya.
Tren mendengarkan lagu klasik di platform streaming merupakan kabar baik bagi pelaku di industri musik. Seperti yang diketahui, katalog musik biasanya didengarkan ketika seseorang melakukan kegiatan, seperti mendengarkan musik ketika dalam mobil menuju tempat kerja. Saat ini, perusahaan-perusahaan musik mengarahkan agar minat mendengarkan katalog musik itu beralih ke rumah-rumah.
Untuk itu, perusahaan membuat daftar lagu mereka sendiri dan menambah lagu pada daftar lagu yang telah populer. Sebagai contoh, mereka menciptakan daftar lagu berisi musik yang ceria untuk memperbaiki perasaan, musik pemacu semangat untuk berolahraga, atau musik penenang. Beberapa bahkan menciptakan daftar lagu untuk makan siang.
Sebagai salah satu perusahaan rekaman terbesar di dunia, WMG, juga menerapkan strategi serupa, bahkan menciptakan daftar lagu dalam enam bahasa berbeda. ”Idenya, tidak peduli apa pun genrenya, adalah untuk mengangkat semangat,” kata Gore.
BMG juga telah memanfaatkan data Bandsintown, perusahaan di bidang pertunjukan langsung, untuk membantu mempromosikan katalog ke pasar. ”Seniman dapat terhubung langsung dengan basis penggemar lokal dan berbagi daftar putar yang unik, dikuratori, dipilih sendiri,” tutur Scherer.
Promosi berbeda
Yang perlu diperhatikan, katalog musik membutuhkan promosi yang berbeda dengan lagu baru. Katalog musik tidak terlalu pada kemampuan musisi untuk mengunjungi radio atau melakukan tur.
”Karena kami tidak mengandalkan peluncuran singel dan tur artis, kami tidak hanya memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang sudah kami lakukan (daftar lagu), tetapi mulai mengajak musisi terlibat. Melalui media sosial, mereka terhubung dengan penggemar,” kata Resnikoff dari UME.
Sebagai contoh, penyanyi legendaris Neil Diamond mengunggah video dirinya menyanyikan lagu klasik ”Sweet Caroline” ke sejumlah platform media sosial pada 23 Maret 2020. Menariknya, Diamond mengganti lirik lagu tersebut dengan ajakan mencuci tangan sebagai bagian dari kampanye dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Sony Music Entertainment menerapkan strategi promosi dengan merilis visual baru untuk lagu-lagu lawas di platform baru. Misalnya, perusahaan ini merilis keseluruhan konser Bruce Springsteen pada 2009 bertajuk London Calling untuk pertama kalinya melalui Apple Music dan Youtube. (BILLBOARD)