Persentase Kematian Lampaui Pasien yang Sembuh Akibat Covid-19 di Surabaya Raya
›
Persentase Kematian Lampaui...
Iklan
Persentase Kematian Lampaui Pasien yang Sembuh Akibat Covid-19 di Surabaya Raya
Hampir empat pekan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik di Jawa Timur, tetapi persentase kematian warga karena wabah Covid-19 masih mengalahkan harapan kesembuhan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Tersisa satu hari dari 28 hari pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik di Jawa Timur. Namun, persentase kematian warga karena wabah penyakit akibat virus korona jenis baru atau Coronavirus disease 2019 (Covid-19) mengalahkan tingkat harapan kesembuhan.
PSBB di kawasan metropolitan yang disebut Surabaya Raya ini berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama selama dua pekan berlangsung pada kurun 27 April-11 Mei lalu. Karena wabah Covid-19 tidak mereda, pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota di Surabaya Raya sepakat memperpanjang PSBB, yakni 12-25 Mei atau berakhir Senin alias besok.
Namun, laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola oleh Pemprov Jatim memperlihatkan grafik situasi wabah sejak pengumuman pertama kasus pada Selasa (17/3) sampai sekarang tidak mereda, bahkan sebaliknya. Situasi terkini atau Minggu (24/5) sampai dengan pukul 19.00 WIB, di Jatim tercatat 3.642 warga positif Covid-19 dengan rincian kematian 294 jiwa, warga sembuh 490 orang, dan pasien dirawat 2.839 orang serta dalam proses konfirmasi 19 orang.
Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik tetap menjadi wilayah terparah akibat wabah. Di Surabaya, ibu kota Jatim, ada 1.975 warga terjangkit dengan 172 jiwa di antaranya meninggal dan 179 orang sembuh. Untuk Sidoarjo, dari 503 warga positif, sebanyak 41 jiwa meninggal dan 21 orang sembuh. Di Gresik, dari 126 warga terjangkit, yang meninggal 11 jiwa, sedangkan yang sembuh 12 orang.
Dari catatan itu dapat dilihat di Surabaya tingkat kesembuhan 9 persen, sedangkan kematian 8,7 persen. Di Sidoarjo, tingkat kesembuhan 4,1 persen, sedangkan kematian 8,1 persen. Untuk Gresik, tingkat kesembuhan 9,5 persen, sedangkan kematian 8,7 persen. Jika diambil rata-rata, tingkat kematian di Surabaya Raya mencapai 8,5 persen, sedangkan kesembuhan 7,5 persen.
Situasi wabah yang belum mereda kembali dibahas oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, dan Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin dalam rapat evaluasi PSBB di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (23/5) petang. Rapat berlangsung tertutup dan hasil evaluasi tidak diumumkan.
Sempat beredar informasi sejak Sabtu malam hingga Minggu yang bertepatan dengan Lebaran 1441 Hijriah, PSBB Surabaya Raya akan diperpanjang. Namun, sejumlah pejabat yang dikonfirmasi belum bersedia memberikan komentar kepastian kabar itu. Sampai berita ini ditulis pada Minggu malam, Khofifah atau Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak belum memberikan konfirmasi resmi.
Wabah tak kunjung mereda di Jawa Timur
Sabtu malam, sebelum pelaksanaan takbiran Idul Fitri 1441 H Online di Gedung Negara Grahadi, Khofifah mengatakan, tim terpadu PSBB Surabaya Raya masih memerlukan waktu untuk menyiapkan rencana detail ke depan mengingat situasi wabah yang belum mereda. ”Lebih baik kita menunggu detail plan,” katanya.
Ketua Rumpun Kuratif Satuan Tugas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi saat dihubungi secara terpisah mengatakan, masih terjadi lonjakan jumlah warga yang terjangkit Covid-19. Lonjakan salah satunya terjadi karena pelaksanaan uji cepat Covid-19 secara massal terhadap kalangan warga. Uji cepat dilaksanakan di sejumlah lokasi yang terindikasi rawan penularan, antara lain pabrik dan pasar di Surabaya, Sioarjo, dan Gresik yang masih dalam masa pemberlakuan PSBB.
Ketua Rumpun Kuratif Satuan Tugas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi saat dihubungi secara terpisah mengatakan, masih terjadi lonjakan jumlah warga yang terjangkit Covid-19.
”Penyakit ini sangat serius dan penularannya berbahaya sehingga patut untuk terus menjadi perhatian bersama,” kata Joni, Direktur RSUD dr Soetomo, Surabaya. Semakin luas uji cepat di tempat atau menjangkau lebih banyak warga Jatim termasuk Surabaya Raya, bisa berkorelasi dengan bertambahnya potensi warga terjangkit virus korona.