Jadi Obat Kekecewaan, Mudik Lokal Nyaris Tak Terbendung
›
Jadi Obat Kekecewaan, Mudik...
Iklan
Jadi Obat Kekecewaan, Mudik Lokal Nyaris Tak Terbendung
Mudik lokal yang dilakukan warga dari maupun menuju kawasan Jakarta nyaris tidak terbendung. Warga menjadikan mudik lokal sebagai obat kekecewaan karena tidak dapat mudik ke kampung halaman.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·4 menit baca
Senin (25/5/2020) siang, Sumarno (45) bersama istri dan anaknya beristirahat di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat. Sudah sekitar 45 menit, ketiganya mengendarai sepeda motor dari rumah di daerah Jatiuwung, Kota Tangerang. Siang itu, mereka hendak bersilaturahmi ke rumah kerabat di daerah Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
”Mau silaturahmi ke kakak ipar. Anak kan juga ulang tahun, jadi sekalian mau merayakan dengan keponakan-keponakan di sana,” kata Sumarno.
Setiap tahun, biasanya ia dan keluarga mudik ke kampung halaman di Purwokerto, Jawa Tengah. Sayangnya, Lebaran tahun ini keinginan tersebut harus dibatalkan karena pandemi Covid-19. Sebagai gantinya, Sumarno memilih bersilaturahmi ke rumah kerabat di Jakarta.
Sepanjang perjalanan dari Jatiuwung menuju Cengkareng, Sumarno mengaku tidak dicek sekali pun oleh petugas di titik-titik pengecekan. Padahal, ia tidak membawa surat izin keluar masuk (SIKM) yang diwajibkan bagi semua orang yang hendak keluar dan masuk area Jakarta.
”Enggak ada (pemeriksaan) ya. (Saya) enggak memperhatikan juga. Tapi kami melaju terus, soalnya masker juga pakai semua,” ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya melarang warga Jakarta untuk keluar dari kawasan DKI Jakarta selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih berlaku. Warga yang bisa bepergian adalah warga yang sedang bertugas dengan dilengkapi SIKM.
Berdasarkan pantauan pada pukul 11.00, tidak ada aktivitas penyekatan kendaraan di titik pengecekan Jalan Kalideres, Jakarta Barat. Padahal, mobilitas warga cenderung tinggi saat itu. Sejumlah pengendara sepeda motor yang tidak memakai masker masih bebas melintas. Pun dengan mobil pribadi yang masih mengangkut penumpang di kursi depan.
Sementara itu, sepeda motor terlihat mendominasi. Banyak sepeda motor ditumpangi oleh lebih dari dua orang. Ada pengemudi yang mendudukkan anak kecil di depannya. Bahkan ada yang menempatkan satu anak kecil di depan pengemudi dan satu lagi di antara pengemudi serta penumpang.
Seperti diketahui, Jalan Kalideres merupakan jalan utama yang menghubungkan Jakarta Barat dengan Kota Tangerang. Oleh sebab itu, titik pengecekan di Jalan Kalideres merupakan titik krusial untuk menyeleksi warga Tangerang yang hendak masuk Jakarta.
Hal yang sama juga terlihat di titik pengecekan Jalan Joglo, Kembangan, Jakarta Barat. Sekitar pukul 10.00, tidak terlihat ada penyekatan kendaraan. Jalan Joglo tersebut merupakan jalan yang menghubungkan kawasan Jakarta Barat dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.
Banyak pengendara sepeda motor yang mengenakan baju koko dan gamis melewati area tersebut secara rombongan. Hal tersebut terlihat saat mereka beristirahat bersama-sama di sebuah mini market di kawasan tersebut.
Hendra Sadi (51), warga Kemayoran, Jakarta Pusat, siang itu hendak pergi ke rumah kerabatnya di daerah Ciledug, Kota Tangerang. Ia dan istrinya naik sepeda motor. Mereka mengaku tidak tahu bahwa harus mengurus SIKM apabila hendak keluar Jakarta.
”Kebetulan karena enggak mudik ke Demak, Jawa Tengah, jadi silaturahmi ke saudara yang dekat saja. (Saya) enggak tahu bahwa disuruh daftar (SIKM) dulu,” katanya.
Ia bahkan mengira, pada hari pertama dan kedua Lebaran ini, warga diberi kebebasan melintasi titik-titik pengecekan. Sebab, dari Kemayoran hingga Kembangan, ia mengaku tidak melihat aktivitas pengecekan oleh petugas.
Sebagai perbandingan, arus lalu lintas di dalam kota Jakarta pada Senin siang relatif lebih sepi. Seperti yang tampak di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Mampang Raya, Jakarta. Pengemudi ojek daring dan mobil mendominasi kawasan tersebut.
Tak mengendur
Pengendali Unit Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Posko Pengecekan Kalideres, Juliardi, mengatakan, pengecekan tidak mengendur pada hari pertama dan hari kedua Lebaran. Pada hari kedua Lebaran, penindakan dilakukan pada pukul 07.00-10.00. Penindakan selanjutnya akan dilakukan saat pergantian sif, yakni siang dan malam hari.
”Kami sudah lakukan pagi. Nanti sekitar pukul 14.00 dan malam pukul 22.00 akan lakukan penyekatan lagi oleh tim yang lain,” katanya.
Antara pukul 07.00-10.00, sudah 22 kendaraan diminta putar balik karena tidak memiliki SIKM. Sementara itu, total pengendara yang ditindak karena melanggar aturan PSBB jumlahnya 50 orang. Mereka mendapatkan sanksi sosial dan teguran.
Juliardi mengaku tidak mudah mengawasi warga yang hendak melakukan mudik lokal dari atau menuju Jakarta. Meski sudah diminta memutar balik, tidak menutup kemungkinan mereka akan melewati jalur lain. Sebab, banyak warga sudah memahami kawasan tersebut.
”Intinya ada pada kesadaran setiap individu. Mereka yang sadar tentang kesehatan pasti bisa menahan diri. Banyak yang memaksa lewat jalan lain,” ujarnya.
Sementara itu, Pengendali Unit Satpol PP di Posko Pengecekan Joglo, Jakarta, Barat Charles Panjaitan mengatakan, warga yang diminta putar balik adalah warga yang memiliki KTP di luar Jabodetabek. Bagi warga yang ber-KTP Jabodetabek tetap boleh melintas. Warga juga harus melengkapi diri dengan SIKM.
”Mereka tidak harus membawa SIKM. Yang penting memenuhi syarat seperti memakai masker dan jumlah penumpang tidak melebihi kapasitas. Hari ini ada enam yang ditindak,” katanya.
Dilansir dari Kompas.com, sebelumnya Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Fahri Siregar mengatakan, warga ber-KTP Jabodetabek tetap diperbolehkan melintas di kawasan aglomerasi Jabodetabek. Meski begitu, warga tetap diimbau untuk berada di rumah.